Bulan depan warga Pasaman rayakan titik kulminasi matahari
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, mulai berancang-ancang menggelar kegiataan perayaan titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa pada tahun ini. Dikutip dari Antara, perayaan tahunan itu bakal digelar bulan depan selama sepekan oleh pemerintah daerah setempat di Kecamatan Bonjol.
"Peringatan kulminasi matahari itu akan dihelat selama satu minggu dengan kegiatan seperti bazar, atraksi kesenian dan kebudayaan Minangkabau serta kesenian asli Pasaman," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat Ricky Riswandi, Senin, (19/08).
Ricky melanjutkan, pelbagai kegiatan menyambut fenomena yang juga disebut equinox itu sudah dirancang matang. Salah satunya dengan menghadirkan sejumlah grup band papan atas Indonesia. Perayaan juga dimanfaatkan buat mempromosikan pariwisata daerah ke dunia luar.
Menurut dia saban tahun perayaan itu selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. Di Pasaman, sesungguhnya peringatan titik kulminasi ini bisa disaksikan selama dua kali dalam setahun, yakni pada Maret dan September. Namun perayaan cuma digelar sekali di salah satu bulan.
Tahun ini, pada Maret kemarin perayaan tidak bisa digelar karena saat itu Pasaman masih dalam suasana berduka karena banjir bandang melanda Kecamatan Simpati. Perayaan pun baru dilakukan bulan depan. Di seluruh wilayah Indonesia, fenomena langka ini cuma bisa disaksikan secara langsung di tiga Kabupaten, yakni Pasaman Sumatera Barat, Pontianak Kalimantan Barat, serta Lingga Kepulauan Riau yang dilintasi garis Khatulistiwa.
Sementara di seluruh dunia,selain Indonesia, cuma ada sembilan negara yang juga memperingati titik kulminasi matahari ini, yakni Gabon, Zaire, Uganda, Kenya, Somalia, Equador, Peru, Columbia dan Brazil. Titik kulminasi ini merupakan peristiwa penting bagi negara-negara yang dilalui garis khatulistiwa.
Pada saat itu, matahari persis berada sejajar di atas kepala, sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda di bawahnya. Pada peristiwa kulminasi, bayangan orang-orang yang berada tepat di garis khatulistiwa bakal hilang selama beberapa detik kala diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain. Peristiwa ini biasa terjadi antara 21 hingga 23 Maret dan 21 hingga 23 September. (M Taufik)
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnya2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaDipatuk Ular, Ini Pertolongan Pertama yang Wajib Dilakukan
Untuk proses pemulihan, orang dewasa dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu dan anak-anak selama 2 minggu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi 12 Korban Tewas Kecelakaan Maut Tol Japek KM 58 Alami Luka Bakar 90-100%
"Kondisi luka bakar jenazah 90-100 persen, dalam kondisi hangus,” kata Kabid Dokkes Polda Jawa Barat Kombes Nariyan
Baca SelengkapnyaDasyatnya Banjir Lahar Semeru, Putus Jembatan Hingga buat Ratusan Warga Mengungsi
Dasyatnya Banjir Lahar Semeru, Putus Jembatan Hingga buat Ratusan Warga Mengungsi
Baca SelengkapnyaDuka Warga Pesisir Padang Pariaman, Rumahnya Hancur Dihantam Abrasi Bertahun-Tahun
Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaWarga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru
Pemprov DKI Jakarta bakal menggelar perayaan malam tahun baru menuju 2024 di kawasan Bundaran HI
Baca SelengkapnyaMengupas Mitos Orang Bunian, Makhluk Bertubuh Pendek yang Dipercaya Tinggal di Kaki Gunung Kerinci
Keberadaan Orang Bunian ini menjadi sebuah pertanyaan besar dan memantik orang-orang untuk melakukan penelitian untuk membuktikan keberadaan mereka.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnya