Buat Sejuk Media Sosial, Tangkal Hoaks dan Narasi Intoleransi
Merdeka.com - Masyarakat Indonesia selama ini dikenal dengan budaya toleran dan rukun dalam beragama maupun bernegara. Namun saat ini dengan banyaknya narasi intoleransi membuat ketenangan itu terkoyak.
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Faisal Abdullah mengatakan, perlu adanya peran para tokoh untuk mengajak masyarakat kembali rukun baik di dunia nyata maupun dunia maya. Keluarga juga menjadi salah satu faktor penting membentuk karakter seseorang.
"Dan yang penting dilakukan para tokoh-tokoh tersebut yakni tidak berselisih antara tokoh yang satu dengan tokoh lainnya. Mungkin dalam kontemporer dia berselisih, tetapi dalam suatu ikatan yang lebih tinggi, dia adalah satu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7).
Dia melihat sekarang ini ada kelompok-kelompok yang ingin masyarakat tidak mempercayai apapun di negara ini. Untuk itu peran pemerintah semaksimal mungkin membentengi generasi muda dari pengaruh-pengaruh tidak baik.
"Kita ingin membangun basis-basis pemuda yang dapat menangkal serangan-serangan apakah berupa kalimat atau berupa narasi di media sosial terhadap perubahan-perubahan yang mereka lakukan atau yang ingin mereka lakukan yaitu dengan menangkal hoaks," tuturnya.
"Kita masih membutuhkan pandangan dari kelompok moderat dan toleran yang menjadi karakter dan jati diri bangsa kita," tambahnya.
Dikatakan Faisal, selama ini dirinya mengamati media sosial lebih cenderung ke arah negatif. Apalagi ditambah dengan kondisi politik yang memanas. Hal tersebut tentu berdampak pada hubungan antar-masyarakat.
"Nah di sinilah peran bagaimana media-media sosial harus menjadi penuntun, bukan menjadi perusak," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMemperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perkuat juga solidaritas, empati, dan tolong-menolong antar-sesama tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.
Baca SelengkapnyaTasamuh merupakan toleransi yang sangat dianjurka untuk diterapkan bagi umat Islam di kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaToleransi saat Ramadan, salah satunya pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnya