BRIN: Vaksin Merah Putih Terkendala Fasilitas Animal BSL-3 dan GMP
Merdeka.com - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan pengembangan vaksin Merah Putih terkendala ketersediaan fasilitas Animal Biosafety Level 3 (BSL-3) dan GMP (good manufacturing practice).
"Semua masih menghadapi kendala uji praklinis terkait dengan ketersediaan animal-BSL-3 dan fasilitas GMP untuk produksi terbatas bagi setiap platform," kata Handoko dilansir Antara, Senin (16/8).
Handoko menuturkan saat ini pengembangan vaksin Merah Putih yang progresnya paling cepat adalah tim Universitas Airlangga dengan PT Biotis, dan tim Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dengan PT Bio Farma.
Dalam pidato di Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam rangka HUT ke-76 RI, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus dipecahkan.
Untuk mendukung pengembangan vaksin Merah Putih dengan mengatasi masalah ketersediaan fasilitas animal-BSL-3 dan GMP, saat ini BRIN sedang membangun fasilitas GMP untuk produksi terbatas kandidat vaksin berbagai platform untuk kebutuhan uji praklinis dan uji klinis.
Selain itu, juga sedang diproses pembangunan animal-BSL-3 untuk primata dengan jumlah cukup besar untuk sarana pembuktian keamanan dan khasiat kandidat vaksin dan berbagai obat yang dikembangkan.
Untuk 3T (testing, tracing, treatment) penanganan pandemi COVID-19, BRIN memiliki kapasitas uji virus terbesar di Lembaga Eijkman dan LIPI Cibinong. Selain itu, BRIN juga mendukung Kementerian Kesehatan untuk surveilans berbasis whole genom sequencing.
BRIN berharap dua fasilitas tersebut bisa hadir sebelum kuartal 1 2022 meski pembangunannya memang harus dikebut.
Tetapi sambil menunggu keberadaan fasilitas itu, khususnya pengembangan lanjutan untuk bibit vaksin yang dikembangkan Universitas Airlangga akan memanfaatkan fasilitas yang ada meski kecil di PT Biotis untuk uji praklinis primata.
"Kita harus sabar karena pengembangan vaksin banyak tahapannya, dan di setiap tahapan ada risiko kegagalan. Ditambah belum ada tim yang berpengalaman mengembangkan dari awal di Indonesia. Saya berharap salah satu ada yang bisa sukses," ujar Handoko.
Kepala BRIN menuturkan dari evaluasi sejak bulan Juni ada beberapa masalah fundamental. Itu dikarenakan pengembangan vaksin dari nol baru dilakukan di Indonesia yakni pada vaksin Merah Putih sehingga memang belum berpengalaman baik periset maupun farmasi.
"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi BRIN untuk menyiapkan segala hal, khususnya dari pembelajaran pandemi ini. Kita mendapat banyak pelajaran berharga dari pandemi ini, dan BRIN harus memperbaikinya agar ke depan negara kita lebih siap," tuturnya
Namun, secara global pengembangan vaksin memang tidak mudah. Sampai saat ini vaksin yang sudah beredar juga baru sedikit, hanya dari beberapa negara.
Oleh sebab itu, BRIN juga melakukan pendekatan ke berbagai pihak di luar negeri untuk kolaborasi lintas negara untuk percepatan.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementan dan Provinsi Banten Kembangkan Padi Varietas Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Pengembangan ini penting dilakukan mengingat Banten memiliki area pesisir pantai yang membutuhkan benih khusus.
Baca SelengkapnyaSido Muncul dan Kemenkop UKM Kolaborasi Bantu Petani Rempah Agar Lebih Maju & Berdaulat
Sido Muncul bersama Kemenkop UKM berkomitmen untuk saling bahu membahu membantu para petani herbal dan UMKM di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTak Semua Bertelur, 7 Ular Ini Berkembang Biak dengan Cara Melahirkan!
Dilansir dari a-z Animals menariknya ada beberapa spesies ular yang melahirkan anak hidup, mirip dengan mamalia. Simak selengkapnya disini!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sains Ungkap Cara ini Meningkatkan Peluang Hidup Manusia 90 Persen jika Tersambar Petir
Berikut cara agar manusia punya peluang hidup jika kepalanya tersambar petir.
Baca SelengkapnyaBRIN dan PTPN IV PalmCo Ubah Limbah Sawit Jadi Biogas Ramah Lingkungan
Fokus penelitian untuk peningkatan produksi biogas yang ramah lingkungan melalui tandan kosong kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMengintip Budi Daya Madu Teran Khas Bangka Belitung, Bisnis Menjanjikan dengan Hasil Puluhan Liter Madu
Siapa sangka jika Bangka Belitung memiliki kekayaan alam selain timah, yaitu madu Heterotrigona Itama atau madu teran.
Baca SelengkapnyaPotret Suasana Rumah Maxime Bouttier Pasca Kematian sang Ibundaya - Luna Maya Terekam Bagikan Kopi ke Pelayat.
Rumah Maxime Bouttier dipenuhi oleh pelayat yang menyampaikan duka cita atas kepergian Ibunda
Baca SelengkapnyaSatu Petugas Pemadam Meninggal Usai Tangani Kebakaran Gedung LBH Jakarta
Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta mengerahkan 10 unit dan 40 personel untuk memadamkan api.
Baca SelengkapnyaDaya Tarik Situ Datar Pangalengan untuk Liburan Akhir Tahun, Ngadem di Pinggir Danau yang Dikelilingi Kebun Teh
Suasana syahdunya dijamin mampu melengkapi suasana libur akhir tahun di Bandung.
Baca SelengkapnyaGibran sebut Bandung Kerap Dijadikan Percontohan Menjalankan Program Pemerintah Kota Solo
Gibran menilai banyak potensi yang ada di daerah berjuluk Parijs van Java tersebut bisa ditingkatkan dalam skala yang lebih luas.
Baca Selengkapnya