BPK temukan dugaan kerugian negara di Fakultas Kedokteran UI
Merdeka.com - BPK menemukan adanya dugaan kerugian keuangan negara dalam pelaksanaan proyek di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI). Dari dokumen audit yang diterima wartawan, Kamis (30/8) dua proyek tahun 2010 selesai diaudit BPK.
Pertama proyek Renovasi Laboratorium Terpadu FK UI. Proyek senilai Rp 7.964.000.000 tersebut diusulkan oleh Plh Dekan FKUI melalui surat Nomor: 558/PT02.H4.FK/B/2010 tanggal 20 Januari 2010.
Wakil Rektor Bidang SDM, Keuangan dan Administrasi Umum melalui surat Nomor: 025/H2.RE/KEU.02.03/2010 tanggal 3 Februari 2010 menyatakan kegiatan tersebut akan dimasukkan dalam Rencana Kerja Anggaran Teknis (RKAT) melalui persetujuan Majelis Wali Amanah dalam revisi RKAT yang dilaksanakan pada bulan Juni 2010.
Dari dokumen RKAT diketahui tidak terdapat revisi RKAT. Menurut BPK hal itu tidak sesuai dengan Keputusan Rektor UI No: 1512/SK/R/UI/2009 tanggal 30 Desember 2009 tentang pedoman pengadaan barang dan jasa. Hal ini disebabkan karena panitia lelang tidak cermat dalam menyusun dokumen pengadaan dan pengendalian dan pengawasan Wakil Rektor II.
Ketidaksesuaian tersebut mengakibatkan FKUI tidak dapat memanfaatkan laboratorium. Denda sebesar Rp 398.200.000 belum diterima serta pekerjaan tambah kurang senilai Rp 1.526.444.525,70 tidak dapat dinilai kewajaran harganya.
Selain itu BPK juga melakukan audit terhadap peralatan laboratorium terpadu FK UI senilai Rp 22.665.295.400. Pengadaan tersebut didasarkan atas Surat Dekan FKUI No: 7505a/P2.F1.D/OTL.03.00G2010 tanggal 28 Juli 2010. Menggandeng PT Tiga Permata Hati proyek ini harusnya selesai 14 Maret 2011. Namun hingga 29 Desember 2011 diketahui dari 113 jenis barang hanya 12 peralatan yang berada di FKUI.
Saat dikonfirmasi Anggota Komisi X Bidang Pendidikan Dedi Gumilar membenarkan dokumen audit tersebut. Menurutnya temuan BPK ini telah dibahas di Komisi X.
"Bener ini kita sudah terima. Sudah kita serahkan ke penegak hukum Polisi dan KPK," ujarnya kepada wartawan, Jumat (31/8).
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dudung Singgung Partai Politik di Tengah Gelombang Kritik dari Sivitas Akademika
Hal itu diketahui Dudung setelah menanyakan ke sejumlah kampus seperti UGM yang tidak semua guru besarnya mengkritisi pemerintah dan proses Pemilu.
Baca SelengkapnyaKomisioner KPU Diperiksa DKPP, Rekapitulasi Nasional Diskors Sementara
Pemeriksaan terkait dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu.
Baca SelengkapnyaRektor Mundur, Kejati Pastikan Kasus Dugaan Korupsi di UNS Tetapi Diselidiki Sambil Tunggu Hasil BPKP
Pemeriksaan BPKP untuk mengaudit, investigasi atau mengetahui berapa besar kerugian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengumuman Hasil Seleksi PPPK Guru Diundur, Ternyata Ini Penyebabnya
BKN mengimbau bagi instansi yang sudah mendapatkan hasil pengolahan nilai agar segera mengumumkan kelulusan peserta seleksi PPPK.
Baca SelengkapnyaAda Dugaan Penggelembungan Suara di Bogor, Bawaslu Minta KPU Perbaiki Sesuai C Hasil
Bagja menyebut biasanya dugaan penggelembungan suara terjadi dalam pemilihan anggota legislatif (pileg), termasuk DPRD.
Baca SelengkapnyaBawaslu Pastikan Proses Kasus Dugaan Penggelembungan Suara di Jatim
Perihal adanya informasi jika hal itu perintah dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI atau pusat, Bagja pun ingin informasi itu didasari dengan bukti.
Baca SelengkapnyaKejagung Periksa Empat Direktur Perusahaan Sebagai Saksi Kasus Korupsi Jalur Kereta Api Medan
Empat direktur perusahaan itu diperiksa sebagai saksi untuk tujuh tersangka.
Baca SelengkapnyaPembelaan KPU Tepis Kabar Proses Penghitungan Suara Nasional dan Luar Negeri Hasil Setingan
Diketahui, KPU RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional
Baca SelengkapnyaBPK Serahkan Laporan Dugaan Korupsi di Pembiayaan Ekspor LPEI, Kerugian Negara Rp81 Miliar
Laporan kedua terkait PKN atas bantuan dana pemerintah kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat pada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Baca Selengkapnya