Merdeka.com - Direktur Utama PT Surya Parna Raya, Artha Merish Simbolon, berdalih tidak pernah menyuap pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mendapatkan proyek gas.

Tetapi kuasa hukum PT Surya Parna Raya, Yulius Irawansyah, justru mengatakan kliennya kerap berurusan dengan Kementerian ESDM terkait pengurusan perizinan bisnis gas untuk kebutuhan produksi amoniak.

"Sama sekali tidak ada. Saya sudah tanyakan tadi kepada klien apa saja pertanyaannya. Tidak terkait ke arah pemberian-pemberian. Dan kita memang tidak pernah, karena kita tidak ada kepentingan-kepentingan, jadi tidak ada yang perlu diberikan," kata Yulius saat mendampingi kliennya usai pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (13/11).

Menurut Yulius, Artha memang berbisnis jual beli gas sejak lama. Menurut dia, bisnis kliennya tidak berkaitan dengan SKK Migas, tapi dengan Kementerian ESDM.

"Kalau dengan ESDM tentu. Kita punya pabrik amoniak. Kita butuh perizinan dan segala macam, itu Kementerian ESDM yang megang," ujar Yulius.

Sementara itu, selepas diperiksa, Artha enggan berkomentar banyak. Dengan wajah pucat dan mata sayu, dia cuma mengatakan supaya keterangannya akan dijelaskan oleh kuasa hukum.

"Terima kasih. Kita kasih waktu kesempatan kepada bapak penyidik, dan mohon izin selanjutnya dilanjutkan penasehat hukum," ujar Artha yang pulang menumpang mobil Mercedes-Benz S350 hitam bernomor polisi B 778 AL.