Merdeka.com - Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit (RS) di Solo sudah mengkhawatirkan, yakni mencapai 95 persen. Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa berharap keberadaan Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 di Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali nantinya dapat membantu mengurangi beban RS-RS itu.

"Target AHD selesai dan bisa digunakan antara tiga minggu hingga satu bulan ke depan. Setelah selesai langsung beroperasi, ini nanti untuk back up masyarakat Solo Raya," ujar Teguh Prakosa di Balai Kota Solo, Jumat (16/7).

Teguh mengatakan, Asrama Haji Donohudan aman dijadikan rumah sakit darurat khusus untuk pasien kategori sedang. Namun untuk pasien dengan kondisi berat tetap akan dibawa ke rumah sakit rujukan yang sudah ada saat ini.

"Kemarin saya ditugaskan Pak Wali Kota untuk mengawal persiapan asrama haji menjadi rumah sakit darurat. Yang akan digunakan nanti adalah Blok Madinah yang kemarin masih dipakai untuk isolasi terpusat," jelasnya.

Menurut Teguh, warga yang menjalani isolasi di Blok Madinah sudah dipindah ke blok lain. Dengan pemindahan itu, Kementerian PUPR dan Kementerian Kesehatan sudah bisa mempersiapkan asrama haji menjadi RS Darurat Covid-19.

RS itu nantinya akan dilengkapi 8 kamar HCU (high care unit) di lantai bawah. Lantai atas digunakan untuk kamar pasien.

"Untuk ruang isolasi yang sudah berjalan yang awalnya 1 kamar untuk 4 orang sekarang menjadi 6 orang. Dari tadinya kapasitas 450 akan menjadi 600 hingga 700. Ini yang disampaikan Dirjen dan Kemenkes kemarin," terangnya.

Teknis mengenai pasien yang dapat dibawa ke RS Darurat Covid-19, kata Teguh, belum dibahas. Namun, kemungkinan akan sama seperti di RSUD dr Moewardi, karena kewenangannya berada di tangan pemerintah provinsi.

"Mungkin seperti di Moewardi, pakai rujukan dulu. Kalau asal datang, tahu-tahu penuh nanti tidak terkoordinasi, kan repot. Untuk kebutuhan tenaga kesehatan akan dipenuhi dari kementerian dan menunjuk RSUD dr Moewardi untuk mengelola," pungkas dia.