BNPT Sebut Teroris JAD Ingin Kembangkan Konflik di Papua
Merdeka.com - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid berbicara mengenai tujuan kelompok diduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap di Merauke, Papua. Dia menyebut kelompok ini ingin mengembangkan konflik di Papua.
"Dia juga ingin mengembangkan konfliknya itu terkait dengan status teroris yang ada di Papua," kata Ahmad Nurwakhid saat dihubungi merdeka.com, Jumat (4/6).
Meski begitu, menurut dia, kelompok JAD tidak berkaitan dengan teroris KKB Papua. Sebab, pemahaman keduanya berbeda.
"Tidak mungkin JAD bersatu dengan KKB, karena JAD itu kan Takfiri, mengkafirkan yang tidak sepaham, apalagi yang beda agama, tetapi ingin memanfaatkan konflik supaya lebih besar di sana, kan tujuan teroris kan ingin membuat teror," ucapnya.
Ahmad Nurwakhid mengatakan, kelompok JAD Merauke terafiliasi dengan kelompok JAD Makassar. Mereka ingin mengembangkan sel-selnya di seluruh Indonesia.
"Itu kan sudah ada jaringan yang di Makassar, ada beberapa dulu yang pernah lari dari Lampung itu loh, jadi ingin bersembunyi dan ingin mengembangkan sel sel yang ada di seluruh Indonesia, kemudian dia relatif lebih tercover kalau di Papua, otomatis bisa memperbesar arena konflik," tuturnya.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan kelompok terduga teroris di Merauke akan melakukan bom bunuh diri, seperti aksi pasangan suami istri di Makassar. Di antara terduga teroris yang diamankan di Merauke terdapat pasangan suami istri berinisial AP dan IK.
"Semuanya dimungkinkan, artinya semua segala kemungkinan, karena mereka namanya kelompok radikal teroris itu di samping dia ingin memantik, membuat, dan mengembangkan konflik, juga dia melakukan teror," ucapnya.
"Otomatis dia menyerang tempat-tempat peribadatan, seperti di Makassar segala macem, modusnya mungkin ke sana, jadi kemungkinan dia untuk amaliyah atau istisyhadiyah atau bunuh diri itu bisa jadi dimungkinkan ke situ," pungkasnya.
Seperti diberitakan, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyebut bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui belasan orang terduga teroris yang diamankan di Merauke, Papua, baru terpapar setelah pindah ke daerah itu."Yang jelas mereka sekali lagi sudah lama tinggal di Merauke. Mendapat pemahaman pemahaman radikal seperti ini ketika mereka di Merauke," kata Rusdi kepada wartawan, Kamis (3/6).Rusdi menjelaskan, belasan terduga teroris ini bukanlah orang asli Papua. Setelah menetap di Merauke dan terpapar, mereka membangun kelompok- kelompok kecil untuk menyebarkan paham radikal yang diketahui terafiliasi dengan JAD.
"Ini merupakan satu jaringan JAD, terus dikembangkan dari Makassar, ternyata jaringannya melebar ke Kalimantan Timur. Di sana ditangkap salah satu dari JAD, kemudian dari Kaltim bergerak ke Papua, Merauke," jelas Rusdi.
Sebelumnya, jumlah terduga teroris yang ditangkap di Merauke, Papua, bertambah menjadi 13 orang. Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji mengatakan, jumlahnya kemungkinan masih bertambah.
Selain menangkap 13 orang terduga teroris, Densus 88 juga mengamankan berbagai barang bukti. "Untuk sementara yang bisa saya sampaikan itu saja karena masih terus dilakukan penyelidikan," kata Untung seperti dilansir Antara, Rabu (2/6).
Dari 13 terduga teroris yang diamankan, baru 11 orang yang identitasnya terungkap, yakni: AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, SR, YK, dan SW, serta pasangan suami istri AP dan IK.
Penangkapan terduga teroris diawali dengan ditangkapnya 10 orang setelah sebelumnya terindikasi berencana melakukan pengeboman di Merauke, namun gagal.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyatakan mereka merupakan jaringan kelompok JAD yang terkait aksi pengeboman Gereja Katedral, Makassar, pada 28 Maret 2021 lalu.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaPolisi: Jenazah Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe Tiba di Jayapura Besok
Polda Papua siap mengamankan prosesi kedatangan jenazah Lukas Enembe hingga pemakaman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjalanan 12 Jam, Polisi Bersenjata Lengkap Kawal Surat Suara Pemilu ke Puncak jaya Tiba-tiba 'Diadang Alam'
Dalam perjalanan pengantaran surat suara pemilu itu, para anggota kepolisian Puncak Jaya Papua tiba-tiba mendapati momen tak terduga.
Baca SelengkapnyaSebut Situasi Papua Aman, Kapolda dan Pangdam Berharap Perayaan Natal & Tahun Baru Lancar dan Damai
Seperti diketahui, teror KKB tak pernah berhenti. Tak hanya menyasar personel Polri dan prajurit TNI yang bertugas. Mereka juga melukai warga sipil.
Baca SelengkapnyaPPP: Kekayaan Papua Jangan Hanya Untungkan Segelintir Orang, Tapi Tidak Bawa Kemakmuran Rakyat
Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono menggelar konsolidasi bersama kader dan Caleg di Nabire Papua.
Baca SelengkapnyaTugas di Zona Merah Puncak Jaya Papua, Cerita Brigadir Amharet Sang Polisi Gimbal Sampai Sekarang Tidak Mengenal Baju Dinas Kepolisian
Cerita Brigadir Amharet tugas di zona merah Papua hingga tidak mengenal baju dinas.
Baca SelengkapnyaKompolnas Pantau Kesiapan Operasi Ketupat 2024 di Polda Jatim
Tim Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang dipimpin Pudji Hartanto Iskandar memantau persiapan pengamanan Operasi Ketupat 2024 di wilayah hukum Polda Jatim
Baca SelengkapnyaEmosi 13 Prajurit TNI AD Siksa Anggota KKB: Korban Kerap Bikin Onar dan Serang Petugas
Korban terlibat dalam tindakan separatisme dan membakar fasilitas umum di Papua
Baca Selengkapnya