BNPB Sayangkan Banyak Satgas Karhutla Gunakan Peralatan di Bawah Standar
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyayangkan peralatan yang digunakan Satgas Karhutla belum lengkap. Hal itu diduga memicu beberapa petugas terpapar gas karbon monoksida.
Demikian diungkapkan Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapan BNPB Bernadus Wisnu Wijaya. Meski belum mendapatkan informasi terbaru terkait petugas yang terpapar gas karbon monoksida, namun ia menduga penyebab terletak pada penggunaan alat yang masih di bawah standar.
Diketahui, baru diketahui 16 orang terpapar gas tersebut. Tepatnya di wilayah Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.
"Yang terpapar tadi, terus terang saya belum mendapatkan informasi detail," kata Wisnu dalam acara Forum Merdeka Barat 9, di Kemenkominfo, Jakarta, Senin (23/9).
Meski demikian, dia tak menampik, bahwa banyak Satgas masih belum menggunakan alat yang lengkap.
"Ini menjadi konsen kami, bahwa petugas-petugas di lapangan, nanti kita siapkan dengan peralatan-peralatan yang memang standar untuk menangani ini (Karhutla). Kita tahu Indonesia terkait penanganan yang masif seperti itu, ini masih ada beberapa yang kita tingkatkan untuk safety daripada petugas," ungkap Wisnu.
Menurut pengamatannya, sampai sekarang baru Satgas yang dibina oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, yang paling lengkap alatnya.
"Saya lihat yang sangat bagus, yakni yang dikelola oleh teman-teman dari LHK," pungkasnya.
Sebelumnya, Plt Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo memberikan data dari 39 Satgas Karhutla di Kobar. Hasilnya, 16 orang kadar CO (Karbon Monoksida) lebih dari 10 ppm, yang artinya berada di tingkat hati-hati. 4 orang dalam batas waspada atau sekitar 1-9 ppm, dan 19 orang masih normal.
"Itu hasil pemeriksaan tanggal 12 September 2019," kata Agus.
Dari data yang diberikan pun, 16 orang yang terpapar gas karbon monoksida itu direkomendasikan untuk beristirahat selama kurang lebih 2 pekan. Dan diberikan asupan gizi yang baik.
Agus pun membenarkan, sampai sekarang 16 orang tersebut tengah beristirahat. "Iya sesuai hasil tersebut, istirahat dulu," ungkap Agus.
Reporter: Putu Merta
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi
Wamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaPergerakan Informan Dalam Kelompok Bersenjata Papua, Satgas TNI/Polri Dapat Kabar Penting
Satgas gabungan TNI/Polri berhasil lumpuhkan 3 anggota KKB Papua. Berikut informasi selengkapnya.
Baca SelengkapnyaPNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus
Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PBNU Minta Satgas Pangan Bergerak Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Ramadan
PBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaSerahkan Bantuan Beras di Bantul, Jokowi: Setelah Juni Kalau APBN Cukup akan Dilanjutkan
Jokowi menjelaskan bahwa bantuan pangan berupa beras bisa dilanjutkan setelah bulan Juni jika anggaran negara mencukupi.
Baca SelengkapnyaLewati Jembatan Mengerikan, Begini Penampakan Markas KKB Kini Dikuasai TNI, Banyak Barang Berbahaya
Prajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaDirut Pertamina Tak Bisa Asal Cabut Izin SPBU Nakal Mainkan Takaran BBM, Ternyata Ini Penyebabnya
Pihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.
Baca SelengkapnyaPemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca Selengkapnya