BLT jadi 'jatah' korupsi pejabat kecil, BLSM nanti disunat juga?
Merdeka.com - Pemerintah memberikan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) untuk rakyat miskin sebagai konpensasi kenaikan BBM. Besarnya Rp 150.000 per bulan. Tak jauh berbeda, periode lalu pemerintah memberikan bantuan langsung tunai alias BLT.
Banyak penyimpangan BLT di lapangan. Jika di Jakarta korupsi proyek dilakukan anggota DPR, menteri dan pejabat sekelas dirjen, maka BLT adalah 'jatah' korupsi para pejabat kecil. Lurah, kepala desa, sekretaris desa, tega menyunat dana BLT yang besarnya tak seberapa. Korupsi di Indonesia memang sudah mengakar.
Plh Kepala Desa (Kades) Karang Harja, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Nurahdiat Bin Warja, ditangkap jaksa karena korupsi BLT. Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Karang Harja, Nurjen dan Kaur Keuangan Desa Karang Harja, Kusnani, juga ditangkap.
"Bersama Kades Ujang Bustaman. Ketiganya, ikut membuat kesepakatan untuk mencairkan dan mengumpulkan dana BLT. Kemudian, membagikan kepada yang tidak berhak," terang Kepala Kejari Cikarang Undang Mugopal tahun 2010 lalu.
Dana BLT dari pemerintah yang dikucurkan ke desa itu Rp 306.400.000 dan yang diduga diselewengkan Rp 210.650.000. Berarti lebih dari 60 persen masuk kantong pribadi, sementara rakyat miskin gigit jari.
Banyak kasus serupa. Di Bojonegoro, Jawa Timur, Kepala Desa (Kades) Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Ngatmo divonis dua tahun penjara. Ngatmo terbukti menyunat dana BLT yang besarnya cuma Rp 48 juta.
Akankah kasus BLT ini terulang kembali di era BLSM?
Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah termasuk yang paling keras mengkritik BLSM. Fahri menjelaskan, pembagian BLSM secara tunai rawan praktik korupsi kolusi (KKN). Tak menutup kemungkinan, besaran BLSM Rp 150 ribu yang seharusnya sampai utuh di tangan rakyat miskin yang membutuhkan, dipotong ataupun ditilep tanpa sebab dan tak diketahui.
"Anda sadar enggak sih membagi uang. Bagi uang begini (sambil nunjukkin uang kertas Rp 100 ribu) langsung cash, ini kan rawan. Bayangkan aparatur bagi uang, karena ini sudah jadi uang (dia keluarkan lagi uang Rp 100 ribu dari kantong). Kan bahaya kalau satu saya simpan," terang Fahri.
Sementara itu Menko Kesra Agung Laksono menjelaskan BLSM sudah disempurnakan. Dia mengklaim bantuan itu akan tepat sasaran. Ada kartu perlindungan sosial yang dibagikan pada 15,5 juta rumah tangga sederhana.
"Dulu pakai kupon sering diijonkan. Sekarang kartu ada nomor kartu keluarga dan card readernya," jelas Agung di Istana kemarin.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OTT KPK di Labuhanbatu Terkait Korupsi Pengadaan Barang & Jasa, Bupati Erik Adtrada Ritonga Ikut Terjaring
Nawawi belum memberikan keterangan lebih lanjut soal sektor pengadaan barang dan jasa yang menyeret bupati Labuhan Batu.
Baca SelengkapnyaTerbang ke Korsel dan China, Menhub Budi Karya Bahas Proyek LRT Bali dan IKN Nusantara
Perjalanan dinas tersebut membawa misi membahas kerja sama di sektor perkeretaapian dan penerbangan.
Baca SelengkapnyaRugikan Negara Rp1,3 Triliun, 6 Tersangka Korupsi Pembangunan Jalur KA Besitang-Langsa Ditahan
Kejaksaan Agung menetapkan enam tersangka korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa pada Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017-2023.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dijemput Paksa Jaksa, Terpidana Korupsi Buldoser di Bekasi Sempat Coba Bepergian ke Sejumlah Kota
Jaksa menjemput paksa Soni Petrus, terpidana korupsi pengadaan alat berat pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekas. Dia langsung dijebloskan ke penjara.
Baca SelengkapnyaPakai Kontraktor Jepang, Proyek MRT Bundaran HI-Kota Harus Selesai Tahun 2029
Ini alasan Pemerintah gandeng kontraktor Jepang selesaikan proyek MRT Jakarta rute Bundaran HI-Kota.
Baca SelengkapnyaPolisi Balok Satu Tipu Teman SMA Janjikan Proyek Pengerasan Jalan, Kerugian Rp225 Juta
Ketua majelis hakim Budiman Sitorus menunda sidang pekan depan dengan agenda keterangan saksi
Baca SelengkapnyaPasca Pembangunan IKN Nusantara, Rp300 Triliun Aset Pemerintah di Jakarta Dilelang ke Swasta
Pemerintah pusat akan meninggalkan sejumlah aset barang milik negara (BMN) senilai Rp 1.640 triliun di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaBaru 5 Bulan Beroperasi, LRT Jabodebek Temukan 997 Barang Penumpang Tertinggal
Mulai dari tas, perangkat elektronik, uang tunai uang elektronik, hingga aksesoris pribadi.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Sempat Lolos OTT, KPK Buka Suara
OTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.
Baca Selengkapnya