Merdeka.com - Para tersangka pembunuhan berantai di Bekasi, Wowon Erawan alias Aki; Solihin alias Duloh; dan M Dede Solehuddin membeberkan aksi kejinya menghabisi nyawa Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz dan Muhammad Riswandi. Para korban tewas menenggak racun dimasukkan ke kopi oleh Dede saat berada di kontrakan kawasan Bekasi, Kamis (9/1).
Untuk menutupi kejahatannya, Dede yang ada di lokasi turut meminum racun tersebut. Namun nyawa Dede dan Neng Ayu Susilawati (5), anak Ai Maimunah dengan Wowon masih selamat dan kini menjalani perawatan di rumah sakit.
Dede mengaku nekat menenggak racun tersebut lantaran diminta Duloh agar aksi pembunuhan berantai itu tak terbongkar. "Sudah tahu (kopi dicampur racun). (Nekat) Karena kamu harus bertanggung jawab juga (kata Duloh), supaya kamu jadi korban," ujar Dede kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (3/2).
Meski tidak tahu efek racun itu bisa mematikan, Dede mengaku hanya meminum sedikit kopi tersebut. Dede mengaku menuruti perintah Duloh yang juga dirusuh Aki Banyu, sosok fiktif ciptaan Wowon.
"Enggak tahu karena sengaja minumnya sedikit aja setengah. Enggak nolak, karena saya disuruh sama Pak Duloh, Pak Duloh disuruh Aki Banyu," ujar Dede.
Sementara itu, Duloh mengatakan jika rencana pembunuhan kepada tiga korban telah diperintah Aki Banyu kepadanya. Dengan membeli racun yang bakal dicampurkan dengan kopi.
"Itu kan Ki Banyu, beli aja racun tikus tikus juga mati itu. Namanya cokler begitu dimakan kan langsung mati," ujar dia.
Duloh menerangkan pembunuhan itu terjadi Kamis (9/1) dini hari. Duloh mengungkapkan aksi itu dimulai dengan membangunkan Ai Maimunah bersama dua orang anaknya, Ridwan Abdul Muiz (20); dan Muhammad Riswandi (16). Ketiganya termasuk Dede lalu disuruh Duloh meminum kopi yang telah diberi racun.
"Mereka teriak-teriak, saya enggak sukses membunuhnya. Karena grogi saya kabur ke kontrakan saya di Bekasi, lalu ke Cianjur," kata Duloh.
Sedangkan Wowon yang menunggu di Cianjur, mendapatkan kabar Duloh gagal membunuh keesokan harinya Jumat (10/1). Wowon mengaku mendapatkan laporan dari Duloh, penyebab gagalnya membunuh karena suara ketiga korban yang kencang dan membuatnya grogi sehingga gagal. Namun Wowon tetap meyakini ketiganya tewas.
"Ya pak Duloh ketakutan jadi grogi gitu. Kan udah diracun sampai yang 'hauuu' 'haau' semuanya gitu. Jadi grogi dia. (Korban teriak) iya makanya kabur," kata Wowon.
Advertisement
Sebelumnya, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga kalau nyatanya Dede memang telah menyiapkan skenario dengan sengaja ikut menjadi korban.
"Kalau alasannya kan untuk menghilangkan jejak, seakan-akan dia itu untuk menghilangkan jejak lah supaya nggak ketahuan bahwa dia ikut meracun," kata Panjiyoga saat dihubungi, Sabtu (21/1).
Menurutnya, demi menutupi kejahatan Dede nekat ikut meminum kopi yang telah dikasih racun pestisida olehnya bersama korban Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20); dan Muhammad Riswandi (16) yang ketiganya meninggal.
Sementara Neng Ayu Susilawati (5) anak dadi Ai Maimunah yang menjadi korban selamat bersama Dede. Ternyata hanya minum sedikit dari racun yang ditegaknya.
"Dia minum racun cuma sedikit makannya dia hidup," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran mengungkap seluruh peran dari tiga tersangka pembunuhan berencana. Dengan peran masing -masing melancarkan aksi meracuni korban sekeluarga di Bekasi.
"Pelaku ada saudara, Wowon Erawan alias Aki, Solihin Alias Duloh, dan saudara M Dede Solehudin ketiganya ternyata orang dekat dari para korban," kata Fadil saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/1).
Berawal dari Dulah, menarasikan dirinya untuk mampu meningkatkan kekayaan seseorang. Lalu menyuruh Aki untuk mencari korban, ketika korban telah merasa ditipu oleh Dulah barulah para korban direncanakan dibunuh.
Nyatanya pembunuhan juga tidak menyasar kepada korban, namun orang yang mengetahui kejahatan mereka tak luput jadi sasaran. Seperti Ai Maimunah (40); Ridwan Abdul Muiz (20); dan Muhammad Riswandi (16).
Mereka dibunuh dengan cara diracuni, karena dianggap berbahaya mengetahui kejahatan yang dilakukan para tersangka. Atas tindak pidana penipuan berkedok supranatural demi memberikan kekayaan.
"Maka, Aki melaporkan kepada Dulah, maka Dulah yang mengeksekusi dengan mengajak korban ke rumahnya. Dikasih minum racun, dan orang yang mengetahui pun dianggap berbahaya (3 korban diracun di Bekasi) maka akan dihilangkan," jelasnya.
Maka skenario pembunuhan lantas disusun Aki yang diduga jadi otak pembunuhan. Dengan berperan pemberi instruksi sekaligus pemberi dana untuk melakukan pembunuhan.
Sementara Duloh bertugas mengantar ketiga korban dari Cianjur ke Kontrakan di Bekasi yang menjadi TKP pembunuhan. Lalu tersangka lain, M Dede Solehudin bertugas menggali lubang di TKP, serta menyajikan kopi yang bakal dikasih racun untuk ketiga korban.
"Dan dari hasil pemeriksaan para tersangka mengakui memang pernah melakukan modus yang sama, melakukan pembunuhan," jelasnya.
Sedangkan dari tersangka Dede sendiri yang kedapatan menjadi korban keracunan. Ternyata ikut menegak minuman racun tersebut hingga dirinya ikut dirawat.
"Jumlah korban pembunuhan berantai di bekasi, 3 orang meninggal dunia. 1 selamat. Walaupun 1 selamat ini patut diduga terlibat tindak pidana penipuan. Kemungkinan akan kita sidik," tandasnya. [gil]
Baca juga:
Saat Dukun Aki Rela Duloh Tiduri Mertuanya Sebelum Dibunuh
Sebelum Jadi Pembunuh Berantai, Dukun Aki Ternyata Penjual Ikan Pindang
Korban Penggandaan Uang di Sleman Skenariokan Pembunuhan Pakai Racun dan Kecelakaan
Sudah 9 Korban, Wowon Belum Kepikiran Berhenti Membunuh Jika Kasus Tak Terungkap
Penyesalan Duloh Eksekutor Pembunuh Berantai Bekasi-Cianjur: Saya Siap Dihukum Mati
Dukun Aki Cerita Kronologi Awal Penipuan Ganda Uang, Incar TKW
Pengakuan Duloh, Cerita Detik-Detik Membunuh Bayu yang Masih Umur 2 Tahun
Advertisement
DPR Usul Bentuk Pansus Transaksi Mencurigakan Rp349 T di Kemenkeu, Ini Tujuannya
Sekitar 18 Menit yang laluHeru Budi Ganti Wali Kota Jakbar: Namanya Tour of Duty, Saya Juga Tugas Muter-Muter
Sekitar 24 Menit yang laluJokowi Tinjau Food Estate di Keerom Papua
Sekitar 29 Menit yang laluAnalisis Indo Barometer soal Jokowi Bakal jadi Penentu Pemenang Pilpres 2024
Sekitar 34 Menit yang laluAnak Ditahan Polisi Usai Aniaya Perempuan, Begini Tanggapan Penjabat Bupati Jayapura
Sekitar 38 Menit yang laluSimulasi Indo Barometer: Prabowo Menang Head to Head dari Ganjar dan Anies
Sekitar 44 Menit yang laluUsai Berdiskusi dengan Yusril, Airlangga: Sistem Pemilu 2024 Kita Serahkan ke MK
Sekitar 1 Jam yang laluPemilu 2024: Update Survei Elektabilitas Anies Baswedan Terbaru
Sekitar 1 Jam yang laluKetum Golkar: Wacana Prabowo-Airlangga Sudah Dibahas Sangat Dalam
Sekitar 1 Jam yang laluPemilu 2024: Update Survei Elektabilitas Prabowo Subianto Terbaru
Sekitar 1 Jam yang laluPemilu 2024: Update Survei Elektabilitas Ganjar Pranowo Terbaru
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu 50 Kg di Bungkus Teh Cina Asal Malaysia
Sekitar 1 Jam yang laluWarga Lampung Terkena Peluru Nyasar Saat Pulang Kerja, Ini Kronologinya
Sekitar 2 Jam yang laluPolisi Kantongi Identitas Sopir Fortuner Seruduk Polantas di Jakarta Barat
Sekitar 5 Jam yang laluKisah Pria Ditolak Mertua karena Jual Ikan Cupang, Kini Jadi Polisi Diminta Kembali
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 1 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 5 Hari yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 5 Hari yang laluCEK FAKTA: Ferdy Sambo Berlutut dan Mengemis Minta Ampun ke Bharada E?
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 1 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluGaspol! Persija Bertekad Sapu Bersih 5 Laga Sisa BRI Liga 1 Musim Ini
Sekitar 1 Jam yang laluJadi Aktor Kemenangan Persis atas Barito Putera, Alexis Messidoro Catat Top Assist di BRI Liga 1
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami