BIN sebut nama Edward Snowden di kasus penyadapan SBY
Merdeka.com - Badan Intelijen Negara (BIN) sampai saat ini masih menelusuri kebenaran informasi penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang diduga dilakukan oleh agen intelijen Inggris. BIN sendiri telah mengklarifikasi ke beberapa negara.
"Penyadapan sikap kita jelas, penyadapan terjadi pada 2009, dan upaya-upaya untuk melakukan klarifikasi dengan beberapa negara sudah dilakukan dengan beberapa negara," ujar Kepala BIN Marciano Norman usai menandatangani MoU dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (31/7).
Jenderal bintang tiga ini mengatakan, selama penelusuran belum selesai, BIN belum sepenuhnya percaya atas pemberitaan yang diucapkan oleh Edward Snowden yang telah membeberkan perihal penyadapan tersebut.
"Satu hal yang harus kita pahami bahwa sumber berita itu yang namanya ES yang sekarang ada di salah satu negara pelariannya, jangan dianggap akurat 100 persen. Karena dia dalam posisi buronan, dia optimalkan berbagai cara untuk menimbulkan ketegangan antar negara G-20 dengan cara menyampaikan ini penyadapan, ini penyadapan," jelasnya.
Sebelumnya, kabar mengejutkan datang dari media Australia. Media negeri Kanguru bernama Fairfax Media yang membawahi The Age dan The Sydney Morning Herald, memberitakan SBY dan rombongan telah disadap saat menghadiri KTT G-20 di London, Inggris, pada 2009 lalu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRIN Ungkap Banyak TKA China di Indonesia, Jubir AMIN: Sangat Menyakiti Rakyat
Mantan Wakil Menteri ATR/ Wakil Kepala BPN itu menyebut tanggapan Menko Marves itu tidak sepatutnya dilontarkan di ruang publik.
Baca SelengkapnyaBRIN Sebut Gaji TKA China Lebih Besar dari Pekerja Indonesia, Menko Luhut: Buktikan, Jangan Asal Ngomong
Dia menantang BRIN untuk membeberkan data atas pernyataan tersebut.
Baca SelengkapnyaGerindra Soal Beredar Susunan Kabinet Prabowo-Gibran: Daftarnya Spekulatif
Susunan kabinet yang beredar di media sosial itu bernama 'Kabinet Indonesia Emas'.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengupas Strategi Gibran Pakai Istilah Asing di Debat Cawapres, Ingin Bangun Impresi?
Dengan gayanya yang meyakinkan, intonasi nada bicara dan ritme yang diatur, Gibran mengesankan dirinya menguasai materi
Baca SelengkapnyaIsu Presiden Jokowi Titip Nama Menteri, Gibran: Keputusan di Prabowo
Gibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Jangan Ragukan Saya, Sudah Pernah 10 Tahun Bersama Jokowi dan SBY
Cak Imin mengatakan, dirinya sudah punya pengalaman 10 tahun bersama Presiden Joko Widodo dan 10 tahun bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca SelengkapnyaPojokkan Mahfud dan Cak Imin dengan CCS dan SGIE, Gibran: Itu Istilah Biasa dalam Investasi
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka membantah sengaja menggunakan istilah tak biasa atau sulit pada debat kedua Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin Ingin Sadarkan Prabowo: Etik Itu Posisinya sama dengan Hukum
Menurut Cak Imin, etika penting dalam konteks penyelenggaraan negara.
Baca Selengkapnya