Bertemu Tito, Rizieq Minta Denny Siregar hingga Abu Janda Dihukum Seperti Ahok
Merdeka.com - Mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Syihab mengaku sempat bertemu mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian sebelum kembali ke Indonesia di hotel berbintang lima dekat Masjidil Haram Mekkah. Hal ini disampaikan Rizieq dalam sidang perkara swab test di Rumah Sakit Ummi, Bogor, Jawa Barat, dengan agenda nota pembelaannya atau pleidoi.
"Saya juga dua kali bertemu dan berdialog langsung dengan Kapolri Jenderal Polisi (Pur) Muhammad Tito Karnavian pada tahun 2018 dan 2019 di salah satu Hotel Berbintang Lima di dekat Masjidil Haram Kota Suci Mekkah," kata Rizieq di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (10/6).
Dalam dua kali pertemuan itu, Rizieq menekankan, jika dirinya siap untuk tidak terlibat sama sekali dengan urusan politik praktis terkait Pilpres 2019 dengan tiga syarat. Salah satu syaratnya yakni pelaku penista agama diproses hukum sesuai Undang-undang seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Setop penodaan agama, artinya siapa pun yang menista atau menodai agama apa pun harus diproses hukum sesuai amanat UU Anti Penodaan Agama yang tertuang dalam Perpres No 1 Tahun 1965 dan KUHP Pasal 156a. Sebagaimana Ahok si penista Al-Qur’an diproses," ujar dia.
Rizieq juga meminta agar Abu Janda, Ade Armando, Denny Siregar juga harus diproses secara hukum.
"Semua gerombolan mereka yang sering menodai agama dan menista ulama juga harus diproses hukum, sesuai dengan Prinsip Equality Before The Law sebagaimana diamanatkan UUD 1945," ucapnya.
Saat itu, ia juga ingin setop kebangkitan PKI sesuai Amanat TAP MPRS RI No XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran dan Pelarangan PKI sekaligus Pelarangan Penggunaan Atribut PKI dan Pelarangan Penyebaran Paham Komunisme dan Marxisme serta Lininisme.
"Sanksi hukum pidananya sudah tertuang dalam UU No 27 Tahun 1999 tentang Perubahan KUHP yang berkaitan dengan kejahatan terhadap Keamanan Negara yaitu : KUHP Pasal 107 huruf a, c, d dan e, yang kesemuanya khusus terkait kejahatan penyebaran paham Komunisme dan Marxisme serta Leninisme," sebutnya.
Rizieq juga meminta setop penjualan aset negara ke asing maupun aseng. Serta diberinya kesempatan untuk warga pribumi dalam bersaing secara sehat dengan negara asing.
"Artinya semua Aset dan Kekayaan Negara sebesar-besarnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia, lalu khusus pribumi Indonesia perlu diberi kesempatan bersaing yang sehat dengan asing mau pun aseng agar bisa jadi tuan di negeri sendiri dengan tanpa bermaksud diskriminasi," tutupnya.
Kesepakatan Kandas
Namun, kesepakatan tersebut ternyata kandas begitu saja setelah adanya Operasi Intilijen Hitam Berskala Besar yang disebutnya dapat mempengaruhi Pemerintah Saudi.
"Sayang sejuta sayang, dialog dan kesepakatan yang sudah sangat bagus dengan Menko Polhukam RI dan Kepala BIN serta Kapolri saat itu, akhirnya semua kandas akibat adanya Operasi Intelijen Hitam Berskala Besar yang berhasil mempengaruhi Pemerintah Saudi," ungkapnya.
"Sehingga saya dicekal atau diasingkan dan tidak bisa pulang ke Indonesia. Saya tidak tahu apakah Menko Polhukam RI Wiranto dan Kepala BIN Budi Gunawan serta Kapolri Tito Karnavian yang mengkhianati dialog dan kesepakatan, serta mereka terlibat dalam Operasi Intelijen Hitam Berskala Besar tersebut, atau memang disana ada pihak lain yang memiliki kekuatan besar yang melakukan operasi rahasia untuk melayani Oligarki Anti Tuhan yang bersembunyi di balik instrumen kekuasaan," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Titip Salam untuk Cak Imin, PKB Yakin Bukan Godaan Terkait Hak Angket
Kata Huda, anggota fraksi PKB sudah ada beberapa yang menandatangi hak angket.
Baca SelengkapnyaCerita AHY saat Ditawari Jadi Menteri ATR, Selasa Bertemu Jokowi dan Rabu Resmi Dilantik
"Saya katakan ke beliau terima kasih bapak, ini kehormatan dan insya Allah bisa saya jalankan dengan baik, walaupun waktunya singkat 8 bulan," kata AHY
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebelum Dilantik jadi Menteri ATR, AHY Malam-Malam Datangi Dua Tokoh Penting
AHY sempat datangi dua tokoh penting ini sebelum dilantik Presiden Jokowi jadi Menteri ATR/BPN.
Baca Selengkapnya4 Menteri Jokowi Tak Disumpah Sebelum Bersaksi di Sidang Sengketa Pilpres, Ini Penjelasan Hakim MK
Empat menteri Jokowi itu adalah Sri Mulyani, Tri Rismaharini, Muhadjir Effendy, dan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Bahas Pilpres Saat Bertemu Ketum Parpol Pengusung Prabowo-Gibran
Jokowi secara bergantian sudah bertemu dengan Prabowo Subianto, Airlangga dan Zulkifli Hasan
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK
Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.
Baca SelengkapnyaTitiek Soeharto Bertemu Iriana Jokowi di Kondangan, Potret Keduanya jadi Sorotan
Dua perempuan cantik ini tampak anggun mengenakan kebaya dengan rambut sama-sama disanggul.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnya