Bertemu Rektor Terpilih USU, Gubernur Edy Rahmayadi Tak Bahas Dugaan Plagiat
Merdeka.com - Gubernur Sumut Edy Rahyamadi bertemu dengan Muryanto Amin, rektor terpilih Universitas Sumatera Utara (USU). Mereka membahas perbaikan pendidikan ke depan, namun tidak menyinggung dugaan plagiat yang dituduhkan kepada Dekan FISIP itu.
'Waduh tidak masuk dalam yang gitu-gituan (dugaan plagiat). Gubernur kan Enggak tahu yang gitu-gituan," kata Edy seusai pertemuan di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Senin (4/1).
Dia memaparkan, dalam pertemuan itu, Muryanto memperkenalkan diri sebagai rektor terpilih, namun belum dilantik. Pelantikan rencananya akan dilaksanakan pada 21 Januari mendatang.
Mereka juga membahas masa depan USU. "Bagaimana tenaga pendidik, bagaimana didik, anak didik, bagaimana kurikulum, itu tadi yang dibicarakan, sehingga ke depan USU ini akan lebih baik dari sekarang-sekarang ini," jelas Edy.
Seperti diberitakan, tudingan plagiat ditujukan kepada Muryanto Amin setelah dia terpilih sebagai rektor. USU kemudian membentuk tim khusus untuk menelaah tudingan itu.
Berdasarkan keterangan ketua Tim Penelusuran Dugaan Plagiat yang Dilakukan oleh Dr Muryanto Amin, Jonner Hasugian, dugaan plagiat yang dituduhkan berupa self-plagiarism/autoplagiarism. Ada dugaan publikasi ganda karya ilmiah. Satu karya yang terbit dalam jurnal ber-Bahasa Indonesia diduga diterjemahkan ke Bahasa Inggris, lalu diterbitkan di 3 jurnal berbeda. Di dua jurnal terakhir juga tampil nama orang lain. Belum ada keterangan resmi terbaru dari USU mengenai kelanjutan kasus ini.
Muryanto terpilih Rektor USU periode 2021-2026. Sidang pemilihan dan penetapannya dilakukan Majelis Wali Amanat (MWA) USU di Kantor Kementerian Pendidikan (Gedung Pendidikan Tinggi), Jakarta, Kamis (3/12). Dalam pemilihan, Muryanto memperoleh 18 suara (57,75 %). Sementara pesaingnya, Farhat memperoleh 11 suara (35,75), dan Muhammad Arif hanya 2 suara (6,5).
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanggapan Universitas Pancasila Usai Rektornya Dilaporkan ke Polisi Terkait Dugaan Pelecehan
Pelecehan yang dilakukan terlapor ETH telah membuat korban RZ mengalami trauma.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Mangkir Hari Ini, Pemeriksaan Dijadwalkan Ulang 29 Februari
ETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca SelengkapnyaDiduga Lakukan Pecehan, Rektor Universitas Pancasila Dinonaktifkan
Polisi telah memeriksa delapan orang saksiuntuk mengusut laporan dugaan pelecehan seksual.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban Pelecehan Beberkan Modus Rektor UP Nonaktif: Dipanggil Menghadap ke Ruang Kerjanya
Ada dua laporan yang diterima Polda Metro Jaya yakni atas nama pelapor RZ Kabag Humas dan Ventura Universitas Pancasila dan DF sebagai pegawai honorer.
Baca SelengkapnyaUsai Diperiksa Polisi, Rektor UP Nonaktif Bersikukuh Ada Unsur Politisasi di Balik Laporan Pelecehan Seksual
ETH telah mengklarifikasi kepada penyidik Polda Metro Jaya terkait laporan dugaan pelecehan seksual terhadapnya.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Buka Suara Terkait Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Anak Buah
Kasus dugaan pelecehan seksual ini sebelumnya terbongkar usai korban mengadukan tindakan tak senonoh itu ke seorang pengacara.
Baca SelengkapnyaRektor Nonaktif Universitas Pancasila Buka-bukaan Terkait Kasus Dugaan Pelecehaan Seksual
Nama baik diri dan keluarga dipertaruhkan Karena adanya kasus ini.
Baca SelengkapnyaTerjerat Kasus Pelecehan, Begini Reaksi Rektor Universitas Pancasila usai Dinonaktifkan
Rektor Universitas Pancasila Prof Edie Toet Hendratno (ETH) merasa dirugikan setelah dicopot dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaSudah 2 Melapor, Polisi Buka Pengaduan untuk Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila
Sejauh ini yang terdeteksi oleh pihak kepolisian baru dua korban.
Baca Selengkapnya