Bertemu Dubes Korsel, Mendagri Bahas soal Pelaksanaan Pemilu di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian bertemu dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom. Dalam pertemuan tersebut, keduanya melakukan diskusi pelaksanaan Pemilu di Korea Selatan.
Tito menjelaskan Korea Selatan sudah menggelar pemilu pada 15 April yang lalu di tengah pandemi Covid-19. "Siang ini saya menerima kunjungan Dubes Korea Selatan untuk Indonesia, kita tadi berdiskusi, mendapat masukan dari Bapak Dubes mengenai pelaksanaan election Pemilu Legislatif Nasional di Korea Selatan," kata Tito usai bertemu Dubes Korea Selatan, Jakarta, Senin (8/6).
Dia menjelaskan dalam pelaksanaan pemilu di Korea Selatan tidak melupakan protokol kesehatan. Sebab itu, usai pelaksanaan pemilu dia menjelaskan tidak ada peningkatan kasus Covid-19.
"Tadi kita banyak dapat masukan tentang bagaimana hasilnya malah sangat menarik karena semenjak tahun 1992 angka partisipasi tertinggi yaitu 96,6 persen, di tahun lalu 58 persen, jadi tertinggi semenjak tahun 1992, itu menarik sekali dan kemudian berlangsung juga aman tanpa ada ledakan kasus Covid," kata Tito.
Tito mengatakan pihak Korea Selatan menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat melaksanakan pesta demokrasi tersebut. Salah satunya yaitu memperhatikan hak suara para hak pilih yang terpapar Covid-19.
"Protokol-protokol kesehatan yang dilakukan, termasuk bagaimana perlakuan terhadap hak pilih yang positif, hak pilih mereka yang sedang di karantina dan kemudian ada hak pilih untuk para pemilih umum, bagaimana penggunaan alat protektif, kemudian jenis-jenis proteksi apa yang dipakai pada saat pemilihan umumnya, dan lain sebagainya," jelas Tito.
Korsel Harap Indonesia Bisa Sukses Lakukan Pemilu
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom berharap kesuksesan yang dilakukan Korea Selatan dalam pemilu juga dapat diikuti oleh Indonesia. Diketahui Pilkada Serentak yang akan digelar pada 9 Desember.
"Pada hari ini juga saya juga menyampaikan harapan kami agar Pilkada yang akan diselenggarakan di Indonesia tanggal 9 Desember nanti dapat berlangsung secara sukses, aman dan juga dengan partisipasi yang sangat tinggi," ungkap Kim Chang-Beom.
Kim menjelaskan kesuksesan tersebut diutamakan oleh protokol kesehatan yang ketat, juga karena kepercayaan publik lewat partisipasi masyarakat yang tinggi. Tak hanya itu, aksi solidaritas dan kolaborasi untuk saling menjaga diri, melakukan protokol kesehatan, dan dukungan semua pihak juga dibutuhkan untuk keberhasilan Pemilu.
"Indonesia tentu perlu sebuah keyakinan dan kepercayaan dan juga kerjasama bersama gotong-royong untuk menunjukkan sebuah mode baru, sebuah mode sukses Pilkada dan Pemilu kepada dunia," jelas Kim.
Reporter: Muhammad Radityo Priyasmono
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaAnies mengaku akan mengubah fokus kesehatan dari kuratif menjadi promotif, preventif dan kuratif.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnya