Bertanya keberadaan cucu kembarnya, ibu Raudiah malah diancam dokter
Merdeka.com - Kasus hilangnya satu bayi kembar milik Raudian Elvani di RS Harapan Jayakarta hingga kini masih terus bergulir. Baik pihak keluarga Raudiah dan rumah sakit sama-sama berkukuh mereka paling benar.
Keluarga Raudiah yakin betul jika saat itu Raudiah melahirkan anak kembar, hal tersebut mengacu kepada hasil USG yang menyebutkan demikian. Namun, bertolak belakang dengan Raudiah, pihak RSHJ berkukuh jika bayi yang dilahirkan hanya satu.
Kursia, ibu dari Raudiah Elvani yang kehilangan bayi saat operasi sesar di RS Harapan Jakayakarta membantah dirinya baru mencari cucunya setelah satu bulan dilahirkan. Pasalnya, dia sudah mengurus bayi tersebut sesaat setelah anaknya melahirkan.
"Dokter Herman mempertanyakan, kenapa setelah sebulan, itu bohong, saya sejak bayi itu lahir mempertanyakan bayi itu. Selama sebulan ini kami mengikuti prosedural yang diarahkan. Saya sudah ketemu tim Rumah Sakit Jayakarta 4 kali," kata Kursia di Komnas Perlindungan Anak, Jakarta Timur, (20/6).
Lebih lanjut dia menjelaskan, pihaknya terus mempertanyakan bayi yang hilang tersebut hingga bidan Sri yang menangani anaknya itu menyarankan dirinya untuk berkonsultasi dengan RS. Budi Asih dan Puskesmas Jati Padang yang melakukan USG pada anaknya. Akhirnya pada tanggal 13 Mei 2016, dirinya dipertemukan oleh Wakil Direktur RS Jayakarta dr. Ari dan dr. Zainuri yang menangani operasi sesar anaknya.
Saat itu dia datang membawa berkas berupa fotocopy hasil USG anaknya yang menyatakan bayi yang dikandung Raudiah gemeli atau kembar. Namun, yang terjadi, sang dokter Zainuri malah mengancam Kursia dengan mengatakan hasil USG tersebut bohong.
"Saya ketemu dr Zainuri dan saya menyerahkan semua fotocopy (hasil USG). Dia bilang fotocopy ini bohong dan mengancam saya. Padahal saya cuma cari cucu saya, saya tidak cari apa-apa," tuturnya.
Dr. Ari yang ada saat itu berusaha menenangkan dan mempersilakan kasus ini dibawa ke ranah hukum jika Kursia tidak puas dengan penjelasan pihak rumah sakit. Saat itu Dr. Ari menjanjikan adanya mediasi antara pihak RS. Jayakarta dan RS. Budi Asih yang melakukan USG pada Raudiah. Namun, mediasi tak kunjung juga terlaksana.
Hinggga pada tanggal 10 Juni 2016, tidak ada itikad baik dari pihak rumah sakit untuk memberikan penjelasan. Akhirnya Kursia pun menempuh jalur hukum dengan melaporkan kasus tersebut ke Polres Jakarta Timur. Pelaporannya ke polisi tersebut nyatanya berbuah ancaman dari dr. Ari.
"Dengar saya mau melangkah, dr. Ari mengancam saya, dia bilang ibu tidak bisa menang melawan saya (rumah sakit)," kata Kursia.
Saat dirinya pertama kali muncul di media karena kasus ini, pihak keluarga didatangi oleh kuasa hukum Rumah Sakit Jayakarta. Kedatangannya itu bermaksud untuk mengundang keluarga untuk bertemu. Namun, Kursia tidak menggubrisnya lantaran telah kecewa.
"Setelah pertama di media, dr. Ari dan dua pengacaranya datang ke rumah saya di Jalan Otista. Saya diundang untuk bertemu pemilik Rumah Sakit Haji Nuri jam 8, tapi saya enggak datang," ungkapnya.
Dia juga mengatakan akhir-akhir ini selain mendapatkan ancaman secara langsung, ada juga yang berusaha meneror dirinya lewat telepon.
"Ini barusan ada yang telpon saya dan bilang Raudiah anak saya habis menabrak anak kecil sampai mati. Padahal dia ada sama saya dari tadi," tuturnya.
Tak ada lagi yang dia inginkan dari kasus ini. Dia hanya menginginkan bisa bertemu dengan cucunya. Kalaupun dia ternyata meninggal, kata Kursia seharusnya pihak rumah sakit langsung menjelaskan saja.
"Buat saya, saya hanya ingin bertemu keluarga saya, saya enggak ingin uang atau yang lainnya," tutupnya sambil meneteskan air mata.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah menjalani pemeriksaan, hasilnya mampu membuat dokter sedih hingga gregetan.
Baca SelengkapnyaPemberian ASI merupakan hal penting pada bayi. Dalam pemberiannya, dokter anak menyebut cukup dilakukan selama 15-30 menit.
Baca SelengkapnyaRSKD Dadi Makassar merupakan rumah sakit khusus untuk penanganan pasien dengan gangguan kejiwaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dokter Saskia menyarankan agar tidak langsung mencuci muka setelah beraktivitas di luar ruangan atau terpapar sinar matahari.
Baca SelengkapnyaDokter spesialis ortopedi inisial MY membantah telah mencabuli istri pasiennya, wanita hamil berinisial TA (22). Dia siap dihukum jika tuduhan itu terbukti.
Baca SelengkapnyaTA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaCukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaNggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaSaat peristiwa itu terjadi, pasien yang juga suami korban sedang disuntik hingga tertidur.
Baca Selengkapnya