Beredar Isu Plt Bupati Jember Diteror Loyalis Bupati Faida
Merdeka.com - Sejumlah aktivis yang mengaku sebagai loyalis dari Plt Bupati Jember, KH Abdul Muqit Arief, datang ke kantor Pemkab Jember pada Rabu (30/9). Mereka ingin mengklarifikasi isu teror yang menimpa Plt Bupati.
Teror dan tekanan itu disebut berasal dari salah satu pejabat senior di Pemkab Jember yang dikenal dengan bupati Jember (non-aktif) Faida.
"Kami mendapat kabar ini dari orang-orang yang terpercaya, tidak hanya satu sumber saja, tetapi beberapa sehingga lebih meyakinkan," ujar Dwiagus Budiyanto, aktivis buruh yang ikut serta menghadap ke kantor Pemkab Jember.
Semula, para aktivis enggan menyebutkan identitas pejabat yang diduga memberikan tekanan kepada Plt Bupati Jember. Puluhan aktivis itu kemudian ditemui langsung oleh Plt Bupati Jember, Abdul Muqit Arief.
Setelah mendengarkan uneg-uneg dari sejumlah perwakilan aktivis, Muqit kemudian memberikan tanggapannya atas isu tersebut.
"Isu itu tidak benar. Memang dari kemarin saya mendapat banyak WA dari orang-orang yang menanyakan hal itu juga. Saya ucapkan terima kasih atas dukungannya dan mohon teman-teman tetap bersabar," ujar Muqit.
Baru Sepekan Menjabat Plt
Menurut Muqit, sejak resmi menjadi Plt Bupati Jember pada awal pekan ini. Terhitung sejak Jumat lalu, Faida resmi cuti karena mengikuti kampanye Pilkada 2020 selama 70 hari.
Kepada para aktivis, Muqit juga menegaskan akan bersikap tegas dalam menegakkan netralitas seluruh ASN Pemkab Jember.
"Saya jamin saya akan netral, karena saya tidak ada kepentingan apapun. Dengan semua calon, saya punya hubungan baik," papar Muqit.
Usai menerima uneg-uneg dan memberikan klarifikasi, Muqit bergegas pamit karena harus mengikuti rapat video conference dengan Kemendagri. Namun, klarifikasi dari Plt Bupati tidak serta merta dipercaya sepenuhnya oleh para aktivis.
"Kami sudah menyangka jawabannya akan seperti itu. Karena beliau adalah sosok kiai yang bijaksana dan ingin mendinginkan suasana. Tetapi kami tetap yakin, kabar (teror) tersebut benar," tutur Dwiagus usai pertemuan.
Dipicu Rekomendasi Kemendagri
Dari informasi yang mereka terima, tekanan itu dilakukan oleh pejabat Pemkab Jember karena Muqit akan menjalankan rekomendasi Kemendagri. Yakni untuk mengembalikan susunan birokrasi sesuai aturan dari pusat.
Langkah itu bisa berimbas pada tergesernya banyak pejabat. Sebab, mutasi yang dilakukan Bupati Faida sebelumnya melanggar sistem merit.
Selain itu, mereka juga mendapat informasi yang sama bahwa Plt Bupati Jember ditekan bawahannya untuk tidak mencopot foto-foto Faida yang jumlahnya mencapai ribuan di berbagai fasilitas Pemkab Jember.
"Pejabat itu mengancam Plt Bupati bahwa posisi Plt itu adalah mandat dari bupati sehingga suatu saat bisa dicabut. Ini menurut kami sudah tidak sopan dan pembodohan. Karena beliau adalah pejabat negara, kiai dan tokoh masyarakat yang kami hormati," tutur Dwiagus.
Merasa tidak yakin dengan jawaban Muqit, para aktivis kemudian memutuskan untuk mendatangi langsung ruangan pejabat yang mereka tuding telah menekan Plt Bupati.
Temui Terduga Pelaku Teror
Pejabat tersebut yakni Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Bappekab) Jember, Achmad Imam Fauzi. Ruang kerja Fauzi hanya masih satu komplek dengan ruang kerja bupati.
Fauzi kemudian menemui langsung para aktivis tersebut. Ia membantah telah menekan Plt Bupati Muqit untuk tidak menjalankan rekomendasi Kemendagri.
Fauzi juga membantah menghalang-halangi rencana Muqit untuk mencopot foto-foto Faida.
"Adu domba itu, fitnah. Hoaks," ujar Fauzi.
Sebagai birokrat, Fauzi mengaku hanya memberikan saran atas langkah-langkah yang akan diambil oleh Plt Bupati Jember. Namun, Fauzi tidak menjelaskan secara detail saran apa yang ia maksud.
"Ya saya seperti santri. Ketika masih direncanakan, saya memberikan masukan. Tetapi ketika sudah diputuskan, saya akan jalankan," papar Fauzi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud: Kalau Pejabat dekat dengan Lawan Politik Susah, Segera Dipindah
Kata Mahfud, banyak juga yang dia promosikan menjadi Pangdam, Plt Gubernur, Pj Bupati atau Wali Kota.
Baca SelengkapnyaMengenal Gus Fawait Jember, Politisi Muda yang Gemar Ajak Emak-Emak Selawatan
Belum lama ini ia dilamar pakai 10 ekor kambing oleh komunitas pedagang Jember.
Baca SelengkapnyaTerbukti Lakukan 3 Tindak Pidana Korupsi, Eks Bupati Meranti M Adil Divonis 9 Tahun Penjara
Mantan Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil terbukti terbukti bersalah melakukan tiga tindak pidana korupsi. Dia dijatuhi hukuman 9 tahun penjara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mahfud Ungkap Ancaman Didapat Pejabat karena Bantu Kampanyenya di Daerah: Bahaya untuk Karir Anda!
Mahfud meminta pejabat di daerah yang masih aktif mengenalnya tidak ikut membantunya dalam memberikan fasilitas berkampanye.
Baca SelengkapnyaJokowi Janjikan Tunjangan Kinerja Petugas KPU Selesai Januari: Urusan Sensitif Jangan Ganggu Pemilu
Jokowi menyebut Pemilu 2024 sangatlah kompleks karena melibatkan 204.807.222 orang, di 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 7.277 kecamatan, 83.771 desa.
Baca SelengkapnyaEksekusi Lahan dan Ruko di Jambi Ricuh, Anggota Polri Luka-Luka Dikeroyok
Kericuhan terjadi saat eksekusi lahan di Jalan Baru, Payo Selincah, Jambi Timur, Kota Jambi, Senin (18/12). Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaSempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara
Perempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaAktivis 98 Kritisi Pernyataan Mahfud MD Soal Pedang Hukum Tumpul
Dalam debat keempat Pilpres 2024 Mahfud sempat menyinggung soal permasalahan SDA lantaran pedang hukum yang tumpul ke bawah.
Baca Selengkapnya