Berebut tahta Raja Gowa semakin liar hingga main bakar
Merdeka.com - Konflik saling berebut tahta kerajaan membuat sebagian masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan, bertindak di luar nalar. Bahkan tidak segan bertindak liar. Akibatnya Gedung DPRD Gowa mereka jadikan pelampiasan dan dibakar.
Insiden pembakaran Gedung DPRD, Senin (26/9) kemarin, sempat membuat wilayah Gowa mencekam. Pembakaran itu diduga dilakukan sekelompok masyarakat penolak Bupati Gowa Adnan Purictha Ichsan Yasin Limpo didaulat menjadi raja.
Sejak didaulatnya Adnan bertahta sebagai Raja Gowa, gelombang kerusuhan kerap terjadi belakangan ini. Mereka para penolak merupakan kubu Raja Gowa ke 37 Andi Maddusila Karaeng Idjo.
Selain akibat berebut tahta raja, konflik kedua kubu ini juga disinyalir sebagai dendam lama ketika bersaing dalam Pilkada Gowa. Andi Maddusila Karaeng Idjo kalah dari Ichsan dalam ajang pesta demokrasi itu.
Sebelum insiden pembakaran Gedung DPRD, kejadian ini bermula sekitar pertengahan September ini. Kala itu tengah dilakukan porosesi adat jamasan benda pusaka milik Kerajaan Gowa. Alhasil acara itu justru berujung ricuh. Satpol PP terlibat baku hantam dengan pasukan Tubarania saat prosesi adat 'Accera Kalompoang' di sekitar Balla Lompoa (rumah besar), Sungguminasa, Gowa.
Accera Kalompoang adalah ritual adat berupa mengarak seekor kerbau mengelilingi Istana Balla Lompoa sebanyak tiga kali, dilakukan pihak kerajaan dikawal Tubaraia menggunakan pakaian adat, tombak dan badik. Tetapi dihalangi puluhan anggota Satpol PP saat hendak masuk pintu gerbang istana.
Saat bersitegang, tiba-tiba batu melayang dari arah Satpol PP menuju ke kumpulan rombongan kerajaan. Sontak terjadi perlawanan dan insiden berdarah pecah, mereka saling serang satu sama lain. Akibatnya lokasi bentrokan di wilayah jalan Kiyai Haji Wahid Hasyim langsung memanas.
Insiden ini mengakibatkan kedua belah pihak terluka. Mulai terkena anak panah dan batu bahkan dua masyarakat sipil juga terluka terkena serpihan batu di kepala serta dada. Suasana menjadi tidak kondusif, sehingga pihak kepolisian terpaksa turun tangan meredam bentrokan tersebut.
Salah seorang perwakilan Kerajaan dari Dewan Adat Kerajaan Gowa, Andi Rivai mengungkapkan, sejak awal ada gelagat berusaha membatalkan prosesi adat itu. "Dari awal memang ada yang tidak beres, mulai adanya upaya pembongkaran paksa brankas kerajaan tapi tidak berhasil, sampai kami dihalang-halangi mereka. Ini sudah jelas tidak lagi membela ada tapi menghancurkan adat dengan kekuasaan mereka. Polisi juga dinilai lamban bergerak melakukan pengawalan padahal sudah disampaikan sebelumnya," ungkap Rivai. Dikutip dari Antara.
Selang sehari, kedua kubu kembali bentrok. Bentrokan pecah saat adanya suara ledakan petasan dari luar istana tersebut. Di mana ratusan pendukung Raja Gowa Andi Maddusila Andi Idjo melakukan unjuk rasa dan menolak prosesi dipimpin Ketua Lembaga Adat Daerah (LAD) Adnan. Massa menggangap prosesi tidak sah karena tidak menghadirkan dan melibatkan pihak Kerajaan Gowa dalam prosesi itu.
Kelompok masyarakat kontra Adnan bertahta sebagai Raja Gowa kembali menggelar aksi beberapa hari setelahnya. Kala itu mereka menggeruduk Kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumoharjo. Menurut mereka, Gubernur Syahrul Yasin Limpo sekaligus paman Adnan, harus membatalkan pengangkatan tersebut.
Koordinator aksi Masyarakat Adat Gowa Sulsel, Kurniawan, mengaku pihaknya menolak tegas Perda No 5 tahun 2016 tentang LAD itu. Maka dari itu, pihaknya meminta Perda itu segera dicabut.
"Kami dari masyarakat adat minta Mendagri mencabut Perda No 5 tahun 2016 ini yang ditetapkan oleh DPRD Gowa itu," kata Kurniawan.
Sementara, untuk meredam konflik berebut tahta Raja Gowa, kepolisian menyita benda-benda pusaka di Balla Lompoa. Benda itu tidak pihaknyaboleh disentuh siapa pun. Larangan ini lantaran benda itu berstatus quo. Penegasan ini dikeluarkan lantaran kerabat keturunan Raja Gowa dan Pemkab Gowa tengah berseteru. Keduanya mengklaim paling berhak atas benda-benda pusaka tersebut.
Kapolda Sulsel, Irjen Polisi Anton Charliyan beralasan pengamanan benda-benda pusaka lantaran pihaknya tengah melakukan penyelidikan. "Karena masing-masing pihak telah menindaklanjuti ke ranah hukum, maka percayakanlah ke Polri untuk menanganinya dan Polri pun akan bersikap adil, netral. Lalu benda-benda pusaka itu kini dalam tanggung jawab Polri," kata Anton, Jumat (16/9) lalu.
"Benda-benda pusaka itu kini status quo, tidak ada yang boleh menyentuhnya. Akan dijaga polisi hingga situasi kembali kondusif," tambahnya.
Susana wilayah Gowa sempat tenang beberapa saat. Namun, lantaran masih ada pihak tidak puas, sekelompok masyarakat kembali menggelar aksi. Kini mereka bertindak lebih buas dengan membakar Gedung DPRD Gowa. Ada dugaan pembakaran ini telah direncakan lantaran para pendemo membawa bensil dalam botol hingga petasan.
Massa pembakar gedung DPRD itu mengaku sebagai pendukung Raja Gowa tergabung dalam Keluarga dan Masyarakat Peduli Kerajaan Gowa. Aksi demo dimulai pukul 13.00 WITA. Namun, lantaran tidak ada anggota dewan menemui, mereka langsung merangsek ke dalam dan langsung membakar gedung.
Kondisi ini membuat para staf di dalam gedung DPRD lari berhamburan. Bahkan salah seorang staf terpaksa dievakuasi petugas kepolisian dan TNI melalui jendela. Meski cepat ditangani, namun sebagian ruangan dalam gedung sudah ludes terbakar.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tersangka Pemerkosaan di Gowa Ternyata Caleg Perindo, Segini Raihan Suaranya di Pemilu 2024
Dengan perolehan 437 suara, MYH meraih suara tertinggi dapil I Gowa untuk Partai Perindo.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Warga Pelalawan Diserang Gajah Sumatera, Punggung Robek hingga Dilarikan ke RS
Sebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaKera Liar Ngamuk saat Ditangkap, 1 Warga Garut Meninggal dan 2 Lainnya Luka
Seorang warga bernama Rusli (62) meninggal dalam upaya penangkapan kera liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3) pagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelaku Pemerkosaan Libatkan Anak Pejabat di Gowa Bertambah Satu, Ini Perannya
Satu pelaku pemerkosaan terhadap seorang wanita di Danau Mawang diamankan berinisial AR.
Baca SelengkapnyaLapas Gorontalo Banjir, Begini Penampakannya
Banjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang masih mengguyur wilayah Kota Gorontalo sejak pukul 14.00 WITA.
Baca SelengkapnyaGarang Bawa Pedang di Jalan, Tiga Remaja Tertunduk Lemas saat Bertemu Ibu usai Diciduk Polisi
Tiga remaja sok jago di jalanan tak berkutik saat digelandang ke Polsek Cibinong hingga ibu mereka dipanggil
Baca SelengkapnyaDulu Tinggal di Rumah Gubuk Kini Rumahnya Bak Istana, Ini Sederet Fakta Aty Kodong Yang Tak Diketahui Publik
Mengungkap sederet fakta Aty Kodong, Dulu rumah sederhana kini rumahnya bak istana
Baca SelengkapnyaRawan Konflik, Tiap TPS di Perbatasan Rohil dan Dumai Dijaga Dua Polisi
Sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di perbatasan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dengan Kota Dumai dinilai sangat rawan.
Baca SelengkapnyaMuncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen
Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca Selengkapnya