Merdeka.com - Empat warga Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) diamankan polisi karena mencuri bahan bakar minyak (BBM) subsidi dari sebuah mobil tangki. Mereka adalah WDS dan AL, AY, dan UN merupakan karyawan perusahaan. Selain itu tiga anggota Polri turut diperiksa.

Selain mengamankan keempat tersangka, Kepolisian Resor Ende juga menyita barang bukti berupa dua mobil tangki minyak bertuliskan PT Nirmala Cahaya Agung, dua kunci mobil tangki, satu lembar STNK mobil dan satu selang yang digunakan untuk menyalin minyak tanah ke drum atau jeriken.

Selain itu dua konektor, empat jeriken berukuran 35 liter berisi solar 35 liter, satu jeriken berukuran 30 liter berisi solar sekitar 5 liter. Tiga jeriken berukuran 30 liter tanpa isi, serta tiga drum berukuran 200 liter berisi solar 200 liter.

Kasat Reskrim Polres Ende Iptu Yance Yauri Kadiaman menguraikan, awalnya pada Jumat (7/10) sekitar pukul 08.00 WITA, tersangka AL berangkat ke depot Pertamina menggunakan mobil tangki nomor polisi EB 8192 AM warna putih biru.

AL Kemudian mengisi BBM jenis solar bersubsidi sebanyak 10.000 liter. Setelah mengisi BBM tersebut, tersangka AL tidak langsung ke tempat tujuan penyaluran yakni pada KM Niki Sejahtera yang berlabuh di dermaga Soekarno Ende.

Tersangka AL terlebih dahulu menuju gudang PT Nirmala Cahaya Agung di Jalan Kelimutu, Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende.

Sesampainya di gudang ada tersangka AY dan tersangka UN yang sudah menunggu. Kemudian mereka menyambung selang dan mengambil minyak sebanyak tiga jeriken atau 600 liter solar.

Pada hari yang sama, Jumat (7/10) sekitar pukul 08.30 WITA, tersangka WDS berangkat ke depot Pertamina bersama dengan EAN menggunakan mobil tangki nomor polisi EB 8497 AN warna putih biru.

Kemudian mengisi BBM jenis solar bersubsidi sebanyak 10.000 liter. Setelah mengisi BBM tersebut, tersangka tidak langsung ke tempat tujuan penyaluran yakni pada KM Niki Sejahtera yang berlabuh di dermaga Soekarno Ende.

Tersangka WDS terlebih dahulu menuju gudang PT Nirmala Cahaya Agung di Jalan Kelimutu, Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende. Sampai di gudang, tersangka WDS dan EAN menyambung selang konek, lalu mengisi solar ke jeriken sebanyak empat buah, atau yang berisi 140 liter.

"Motif para pelaku melakukan aksinya untuk menambah penghasilan, karena gaji yang mereka dapatkan sangat kecil," kata Yance, Selasa (11/10).

Diketahui perbuatan para tersangka sudah dilakukan sejak tahun 2020. "Terhadap empat orang tersangka telah memenuhi dua alat bukti yang cukup, karena telah melakukan perbuatan menyalahgunakan pengangkutan dan atau niaga bahan bakar minyak yang disubsidi pemerintah," tambah Yance.

Menurutnya, hal ini diatur dalam paragraf 5 pasal 40 ayat (9) pasal 55 Undang-undang RI nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengubah pasal 55 Undang-undang RI nomor 22 tahun 2001 tentang Migas.

"Dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling tinggi Rp60 miliar," ujar Yance.

Empat tersangka telah ditahan dimulai tanggal 9 Oktober 2022 sesuai laporan polisi nomor LP/A/195 /X/2022/SPKT/POLRES ENDE/ POLDA NTT, tanggal 8 Oktober 2022 dan SP.SIDIK/317/X/2022/RESKRIM, tanggal 8 Oktober 2022.

Polisi juga memeriksa delapan saksi yakni, tiga anggota Polri, dua pegawai perusahaan, dua staf PT Nirmala Cahaya Agung dan satu orang warga.