BEM UI Kembali Demonstrasi Tuntut Statuta Dicabut
Merdeka.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kembali demonstrasi menuntut agar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2021 Tentang Statuta UI dicabut. Mereka menggelar aksi di Rotunda UI dalam kondisi diguyur hujan deras.
"Aksi statuta ini akan menjadi aksi terakhir kita di UI terkait statuta. Kita sudah menyampaikan undangan terbuka untuk menemui massa aksi dari pimpinan empat organ yaitu rektor, MWA, Senat Akademik dan DGB. Sejauh ini yang akan menemui DGB saja," kata Ketua BEM UI Leon Alvinda, Jumat (12/11).
Disebutkan dia bahwa sejak aksi pertama dan kedua tidak ada respons apapun dari rektor. Pihaknya pun sangat menyayangkan sikap komunikasi yang dilakukan rektor.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
"Ketika aksi pertama kedua, rektor tidak menyampaikan respons sama sekali. Kami sangat menyayangkan pola komunikasi yang tida mau mendengarkan kritik," akunya.
Leon mengakut tidak tahu alasan soal sikap rektor yang demikian itu. Berbagai upaya sudah dilakukan pihaknya mulai dari berkirim surat, hingga mohon dilibatkan dalam empat organ. Namun semua upaya itu tidak mendapatkan respons.
"Satu-satunya jawaban adalah ketika kami meminta dokumen terkait statuta, jawabannya pun pihak UI menyatakan tidak punya dokumennya," ungkapnya.
Dengan sikap tersebut, Leon mengaku heran mengapa tidak ada dokumen appaun terkait terbitnya Statuta UI. Padahal kata dia rapat pembahasan statuta dilakukan di kampus UI.
"Bayangkan aturan ini diusulkan oleh rektor, rapat dilakukan di UI tapi mereka tidak memiliki dokumen. Dari mulai notulensi, rancangan peraturan dan sebagainya," ucapnya heran.
Setelah aksi ketiga ini, langkah yang akan diambil adalah melakukan aksi ke tingkat yang lebih tingg yaitu ke Kementerian Pendidiakn, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Presiden. Pasalnya mereka menganggap pimpinan UI tidak mau mendengarkan apa yang menjadi aspirasi massa.
"Tiga kali kami melakukan aksi, tidak ada sama sekali pihak rektor dan MWA yang mau mendengarkan aspirasi mahasiswa atau dosen yang aksi. Jika kemudian tidak didengar kami akan menuntut ke jenjang lebih tinggi dan desak Kemendikbud untuk ambil langkah kemudian selesaikan statuta," pungkasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Trisakti bersama-sama menarik tali yang sudah diikatkan pada gerbang besi tersebut.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaSituasi unjuk rasa menolak pengesahan revisi UU Pilkada di Gedung DPR, Jakarta, mulai memanas.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaMassa buruh kembali menggelar aksi unjuk rasa di di depan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaSejumlah jajaran Sivitas Akademika UI juga turut menyampaikan deklarasi kebangsaan kampus perjuangan di Universitas Indonesia, Depok.
Baca SelengkapnyaMeski revisi UU Pilkada dibatalkan, ribuan mahasiswa di Surabaya tetap berunjuk rasa mengawal putusan MK hingga ditetapkan sebagai PKPU.
Baca SelengkapnyaDewan Guru Besar UI Sampaikan Petisi Kritik Pemerintah Jokowi, Rektor Tidak Hadir
Baca SelengkapnyaDi depan Gedung Rektorat Universitas Pancasila, salah satu koordinator aksi Dio Marcelino menyampaikan orasinya.
Baca Selengkapnya