Begini Cara Bupati Minahasa Atasi Kasus Gizi Buruk Warga yang Tidak Mampu
Merdeka.com - Perhatian serius kembali ditunjukkan Pemerintah Kabupaten Minahasa dalam menangani persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan. Kali ini, pemerintah mengambil tindakan cepat dalam memfasilitasi penanganan kesehatan bagi Rafa Tampilang, bayi berumur 10 bulan asal Desa Kombi, Kecamatan Kombi, yang menderita gizi buruk.
Informasi yang dihimpun, Rafa sempat dirawat di RSU Tondano melalui jalur umum kerena pihak keluarga belum mengurus kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan. Dokter sempat menyarankan untuk memasang infus di hidung hingga lambung tapi pihak keluarga belum bisa mengiyakan dengan alasan ekonomi dan keterbatasan biaya.
Persoalan ini langsung ditindaklanjuti Bupati Minahasa Royke Octavian Roring dan Wakil Bupati Robby Dondokambey yang langsung menginstruksikan pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan dr Maya Rambitan dan Dirut RSUD Tondano dr Maryani Suronoto untuk mengunjungi dan melihat langsung kondisi Rafa. Tak hanya itu, RR-RD juga menginstruksikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bersama Dinas Sosial untuk berkoordinasi dan memfasilitasi pembuatan BPJS gratis dari pemerintah.
"Saat ini adik Rafa sudah dapat menikmati pengobatan secara intensif dengan menggunakan program BPJS gratis Pemerintah Kabupaten Minahasa," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokoler Setdakab Minahasa, Maya Marina Kainde.
Kainde menjelaskan, Rafa dirawat melalui jalur pasien umum karena awalnya keluarga bayi malang itu tak tercover BPJS Kesehatan. Alasannya Rafa belum ada akta kelahiran, sehingga tak bisa melengkapi administrasi.
"Berkat perhatian Pak Bupati Royke Octavian Roring dan Pak Wakil Bupati Robby Dondokambey, persoalan yang awalnya dihadapi Rafa dan keluarga kini sudah bisa teratasi. Kini bayi Rafa sudah menerima perawatan medis yang dibutuhkan untuk pengobatan penyakitnya," tutur juru bicara Pemkab Minahasa ini sambil berharap kondisi kesehatan Rafa segera pulih.
Sementara dari informasi yang dirangkum, Rafa selama ini dirawat neneknya bernama Marjelin Makasaehe (44) yang hanya seorang buruh kebun. Sehari dia mendapat upah paling tinggi Rp 75 ribu. Itu pun kalau ada panggilan kerja. Kadang seminggu tak ada panggilan sama sekali.
Marjelin yang kini hidup menjanda harus berjuang menghidupi empat anaknya, juga cucunya Rafa. Sering tak punya uang sama sekali, Marjelin hanya mengandalkan belas kasih orang lain.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ajang menyadari bahwa gengsi tidak akan membuatnya sukses.
Baca SelengkapnyaIa berpegang pada prinsip bahwa para difabel harus memiliki hak yang sama dengan manusia lainnya
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil visum tim dokter, korban tidak ada yang mengalami luka dalam atau patah tulang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Qonata, perempuan bermental baja menceritakan kisahnya saat berjuang mendapatkan beasiswa kedokteran di Rusia.
Baca SelengkapnyaPenyebab kebakaran hingga kini masih diselidiki polisi
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo memuji gerak cepat Panglima TNI Agus Subiyanto dalam menangani kasus penganiayaan relawannya.
Baca SelengkapnyaIDI mengimbau Kemenkes tidak terburu-buru mengesahkan RPP Kesehatan
Baca SelengkapnyaCurhatan ibu bayi viral diduga jadi korban kelalaian pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca Selengkapnya