Merdeka.com - Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir batal dipindahkan ke lapas terdekat dengan kediamannya di Sukoharjo, Jawa Tengah. Alasannya, Ba'asyir hanya ingin dijadikan tahanan rumah bukan dipindahkan ke lapas terdekat.

Hal itu disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM), Yasonna Hamonangan Laoly. "Kan enggak mau beliau (Ba'asyir). Beliau kan justru maunya jadi tahanan rumah," kata Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/4).

Mantan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI ini menjelaskan, secara undang-undang Ba'asyir tidak bisa dijadikan tahanan rumah. Sebab hukuman tahanan rumah hanya dapat diberlakukan kepada seseorang yang sedang menjalani proses peradilan dan belum mendapatkan putusan dari majelis hakim.

Sementara Ba'asyir sudah divonis penjara 15 tahun oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Jadi tahanan rumah enggak memungkinkan secara undang-undang," kata dia.

Yasonna menambahkan, dirinya sudah mengantongi surat yang ditulis langsung oleh Ba'asyir. Isi surat tersebut yakni Ba'asyir memilih jadi tahanan Gunung Sindur jika pemerintah menolak permohonannya sebagai tahanan rumah.

"Jadi beliau lebih merasa di situ (Sindur) kan lebih dekat ke rumah sakit. Fasilitas di Jakarta ini kan lebih baik. Ada RS Harapan Kita, ada RSCM. Kalau di tempatnya beliau (di Sukoharjo), fasilitas lebih baik di sini," sambungnya.

Menyangkut grasi, kata Yasonna, pemerintah belum mengambil keputusan. Sebab hingga saat ini, Ba'asyir belum mengajukan permohonan grasi kepada Presiden Jokowi.

"Beliau tidak mengajukan grasi juga," ucapnya.

Ba'asyir divonis penjara 15 tahun oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2011 lalu. Abu Bakar Ba'asyir dianggap terbukti melakukan aksi teror dengan pelatihan militer di Bukit Jalin Jantho, Aceh.

Dia juga terbukti merencanakan pelatihan militer bersama Dulmatin yang sempat dibahas di dekat Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki di Solo, Jawa Tengah. Saat ini, Abu Bakar Ba'asyir menjalani hukuman di Lapas Gunung Sindur. Sisa masa tahanan yang harus dilewatinya kurang lebih delapan tahun.