Basarnas Bali Imbau Warga Daerah Rawan Longsor Mengungsi
Merdeka.com - Kepala Kantor Basarnas Bali, Hari Adi Purnomo mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan longsor, lebih baik mengungsi sementara jika tingkat curah hujan semakin tinggi.
"Kadang kala banyak korban yang terjebak banjir karena enggan mengungsi ketika debit air bertambah tinggi, menurut saya utamakan keselamatan dari pada mempertahankan harta benda," kata Hari Adi ketika memberikan keterangan pers di Kantor Basarnas Bali, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (3/1).
Dia menerangkan, di awal tahun 2020 sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim penghujan. Tak terkecuali di Bali.
"Terlepas dari musim hujan, Kantor Basarnas Bali selalu siap baik itu kekuatan personel ataupun kesediaan alat utama dan peralatan SAR," imbuh Hari Adi.
Memasuki musim penghujan, Basarnas melakukan pemeriksaan kembali fungsi peralatan-peralatan terkait seperti rubber boat beserta motor tempel dan jaket pelampung. Di samping itu, pihaknya koordinasi dengan berbagai unsur SAR.
"Selain dari laporan langsung kami juga tergabung dan ikut memantau perkembangan informasi yang ada di group WA (WhatsApp) Bali Aman Tangguh, yang dimotori oleh BPBD Provinsi Bali," jelasnya.
Hari Adi juga menegaskan, posisi Basarnas dalam kebencanaan seperti banjir, hanya pada saat evakuasi. Sementara itu, leading sektornya adalah BPBD dan Kantor Basarnas Bali menempatkan personel di beberapa kabupaten seperti Pos SAR Jembrana, Pos SAR Buleleng dan Pos SAR Karangasem.
Selama musim penghujan, selain musibah banjir, juga memungkinkan terjadinya longsor di dataran-dataran tinggi. Pada masing-masing pos SAR sudah dikondisikan peralatan-peralatan SAR yang bisa langsung dipergunakan.
"Kesiapan kami menentukan respon time dari laporan yang masuk, setiap harinya ada 1 tim yang siaga selama 24 jam, 7 hari, dan juga 1 tim yang bertugas dalam siaga SAR Khusus," jelas Hari Adi.
Dia mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi musim penghujan. Contoh persiapan misalnya tas siaga berisi keperluan harian yang penting untuk sekitar 2 hari, menempatkan dokumen-dokumen penting ke tempat yang aman, menyediakan alat penerang.
"Jika diperlukan masing-masing rumah menyediakan alat pelampung apabila kondisi mendesak," ujar Hari Adi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaErnawati (47) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tertimbun longsor
Baca SelengkapnyaAlasan Menhub Budi Karya Sumadi melarang penerbangan balon udara di musim mudik lebaran karena bisa mengganggu penerbangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPBD meminta pengendara selalu waspada jika melintasi jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaAlasan Pemprov Bali memberlakukan pungutan bagi wisman senilai Rp150.000, lantaran Pemprovnya merasa tidak mendapatkan pemasukan.
Baca SelengkapnyaBencana longsor ini terjadi pada Minggu (24/3) malam setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Baca SelengkapnyaHujan lebat mengakibatkan genangan di sedikitnya empat titik di Kabupaten Badung dan enam titik di Kota Denpasar.
Baca SelengkapnyaTim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca Selengkapnya