Baru rayakan Idul Adha, warga adat Bonokeling kumpul di Desa Pekuncen Banyumas
Merdeka.com - Masyarakat adat Bonokeling di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas baru merayakan Idul Adha, Kamis (14/9). Kurang lebih 500-700 anak putu (trah) Bonokeling berkumpul di desa tersebut, dan memasak sajian khas gulai kambing dan daging kambing bakar yang dibungkus lembaran-lembaran daun jati.
Perayaan ini dimaknai sebagi momen bersama, untuk mensyukuri segala hal tentang kehidupan yang merupakan keluasan welas asih pencipta pada makhluknya.
Para anak putu, dalam perayaan idul adha berbusana seragam pakaian hitam, sarung batik dan memakai penutup kepala yang disebut iket. Sedang perempuan memakai kebaya dan kain batik. Menariknya dalam acara masak secara massal ini semua pekerjaan dilakukan oleh anak putu laki-laki.
Juru bicara Tetua Adat Komunitas Bonokeling, Sumitro mengatakan perayaan Idul Adha Bonokeling dihitung berdasar kalender Alif Rebo Wage (Aboge). Lantaran tahun ini merupakan tahun Za, Lebaran Idul Adha, atau disebut 'Bada Perlon' jatuh di Kamis Pahing, pekan ketiga penanggalan Jawa.
Acara Idul Adha sebagaimana umumnya, yakni dilakukannya pemotongan hewan kurban. sembilan belas hewan korban keseluruhannya kambing dimasak secara massal, dan dibagikan sebagai kenduri bersama 90 tumpeng dan 300 ambengan. Ambengan sendiri yakni seporsi makanan beserta lauk-pauk seperti tempe, kerupuk, mi dan ayam.
"Hewan korban juga dibagi-bagikan ke masyarakat sekitar. Ini bentuk syukur sebagaimana Allah bersikap welas asih pada setiap makhluknya," ujar Sumitro, Kamis (14/9)
Selain pemotongan hewan kurban, masyarakat adat Bonokeling juga melakukan prosesi bekten berdoa bersama di makam Kyai Gunung. Makam tersebut terletak di kompleks Penambahan Bonokeling yang disakralkan.
"Sore hari jelang Maghrib nasi tumpeng dibagikan sebagai kenduri. Untuk acara Idul Adha ini sekitar 90 orang yag terlibat, untuk ambengan ada sekitar 300-400. masak bersama ini dilakukan di salah satu halaman rumah bedogol (pimpinan adat Bonokeling)," kata Sumitro.
Sumitro juga bercerita sebelum diadakan perayaan Idul Adha, sebagai anak putu Bonokelin yang dituakan juga menjalani laku tirakat. Umumnya mereka melakukan puasa dan menghindari memakan nasi dan daging-dagingan selama sepekan. Mereka hanya makan umbi-umbian dan sayuran yang direbus.
"Ini laku tirakat saja. Sebagai bentuk cara mendekatkan diri pada Tuhan. Tirakat ini bisa seminggu sebelum Idul Adha," ujar Sumitro.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mencicipi Manisnya Kue Bongko, Menu Takjil Andalan Masyarakat Minang yang Sudah Mulai Terlupakan
Makanan ini begitu digemari dan diburu oleh banyak masyarakat Minangkabau sebagai menu untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaBuntut Rombongan Pesilat Bacok Warga di Lamongan, Para Orang Tua Menangis Sesali Perbuatan Anaknya
Mereka menyerang warga secara acak saat melintas jalan raya
Baca SelengkapnyaTak Banyak yang Tahu Takjil Ini Juga Khas dari Bali, Wajib Coba Bikin Ketagihan
Kampung Islam Kepaon di Kota Denpasar memiliki kuliner khas bernama brongko yang hanya disajikan saat Ramadan. Kuliner ini biasa disajikan untuk berbuka puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berperang dari Bantaran Sungai Siak, Panglima Perang dari Riau Ini Bikin Belanda Ketar Ketir
Panglima Perang dari Riau ini terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda di Sumatera Barat di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Baca SelengkapnyaAsyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih
Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca SelengkapnyaSengaja Bikin Daerah Kekeringan, Begini Kisah Sunan Bonang Ditolak Warga Kediri
Wali yang terkenal dengan dakwah melalui kesenian ini ternyata pernah berdakwah pakai cara kekerasan.
Baca SelengkapnyaMencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah
Makanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaJadi Kesayangan saat Buka, Ini Alasan Kenapa Teh Hangat Seharusnya Dihindari Penderita Asam Lambung
Teh hangat merupakan minuman kesayangan banyak orang pada saat berbuka puasa, sayangnya minuman ini tidak sehat dikonsumsi pada saat berpuasa.
Baca Selengkapnya