Merdeka.com - Penasihat hukum dan kepolisian saling beradu argumen terkait kehadiran pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Syihab di Mapolda Metro Jaya hari ini. Rizieq Syihab diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Kepolisian dalam keterangan menyebut, Rizieq menyerahkan diri karena takut ditangkap. Pernyataan ini pun langsung ditepis oleh salah satu penasihat hukum Rizieq Syihab, Munarman.

Dia mempertanyakan penggunaan kosa kata ditangkap. Menurut dia, kliennya datang ke Polda Metro Jaya untuk menunjukkan sikap kesatria. Kliennya ingin membuktikan sebagai warga negara yang taat hukum.

"Soal status beliau yang dinyatakan ditangkap. Pertama-tama lucu saja ditangkap tapi di kantor polisi. Kedua beliau datang tadi itu sebagai sifat kesatria dari beliau dan beliau menunjukkan bahwa beliau warga negara yang taat hukum," kata dia di Polda Metro Jaya, Sabtu (12/12).

Munarman mengatakan, kliennya bukan tak mau memenuhi panggilan kepolisian saat statusnya masih sebagai saksi. Dia menyampaikan, memang saat itu kondisi kliennya sedang kelelahan.

Menurut dia, Rizieq sebetulnya sudah mengkonfirmasi bersedia hadir di Polda Metro Jaya pada Senin, 14 Desember 2020. Tetapi karena sudah ada perkembangan terbaru, beliau akhirnya hadir lebih cepat.

"Jadi selama ini beliau tidak hadir itu semata-mata karena pemulihan. Tadi saya sudah tunjukkan hasil Covid beliau negatif ya antigen tesnya kemudian juga tekanan darahnya normal gulanya normal. Jadi sekali lagi saya katakan Habib Rizieq ini gentleman kesatria beliau kemarin semata-semata kelelahan menghadapi aktivitas yang cukup banyak," ucap dia.

Munarman kembali membantah pernyataan kepolisian yang menyebut Rizieq Shihab takut ditangkap. "Jadi bukan soal takut tidak takut, beliau memang dari awal ingin hadir tapi beliau sedang pemulihan," tandas dia.

Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com