Banjir dan Longsor di Kupang, Ratusan Warga Terdampak serta Lima Desa Terisolir

Senin, 6 Februari 2023 13:35 Reporter : Ananias Petrus
Banjir dan Longsor di Kupang, Ratusan Warga Terdampak serta Lima Desa Terisolir Longsor di Kupang NTT. Istimewa

Merdeka.com - Longsor saat hujan deras mengguyur wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan ruas jalan yang menghubungkan lima desa di bagian Selatan Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang putus total.

Jalur tersebut sudah tidak bisa dilalui kendaraan baik roda empat maupun roda dua. Lima desa itu adalah Oenif, Usapisonbai, Taloitan, Bone dan Desa Tasikona. Saat ini jalan raya tersebut hanya bisa dilalui warga dengan berjalan kaki.

"Akses jalan tersebut adalah akses satu-satunya jalan yang dilewati oleh warga lima desa untuk melakukan aktivitas ke Kabupaten dan Kota Kupang, guna berjualan hasil pertanian di pasar," kata Camat Nekamese Yosua Bora'a, Senin (6/2).

Sementara itu Kapospol Nekamese Aipda Donsius Dadi Haga menambahkan, sebagai satu-satunya akses warga lima desa dalam beraktivitas ke kota, diharapkan pemerintah bisa secepatnya memperbaiki jalur tersebut.

"Jika tidak secepatnya diperbaiki, dipastikan warga lima desa itu akan terisolir dan tidak bisa menjual hasil pertanian untuk peningkatan ekonomi," ujarnya.

Sementara itu, sebannyak 398 jiwa di Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur terdampak banjir luapan sungai Oesao.

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang Elfrid Saneh mengatakan, data sementara untuk warga terdampak bencana di Kelurahan Naibonat sebanyak 99 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 398 dan balita 22 orang tersebar di delapan rukun tetangga (RT).

"Untuk sementara 99 KK dengan jumlah jiwanya 398 orang dan 22 orang balita. Ini dihimpun berdasarkan data dari delapan RT yang sudah memasukan pendataan," kata Elfrid, Senin (6/2).

Warga Naibonat, Pedro do Santos menjelaskan, ratusan warga yang terkena dampak banjir bandang telah dievakuasi oleh tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mendapatkan pertolongan dan penanganan.

"Teman-teman dari tim Tagana sudah membantu evakuasi warga terdampak ke lokasi dapur umum untuk pertolongan dan penanganan," jelasnya.

Pedro mengaku, banjir sejak dini hari setinggi lutut orang dewasa membuat warga setempat panik dan terpaksa meninggalkan rumah. Tidak ada korban jiwa dalam bencana itu, namun tanaman pertanian seperti jagung, padi, pepaya dan ubi terendam banjir dan terancam gagal panen.

"Syukur tidak ada korban jiwa tapi kasihan kami punya tanaman pertanian terendam banjir, ada yang tertimbun lumpur dan material. Untuk saat ini banjir sudah surut," tutupnya.

Baca juga:
Bendungan Oesao Kupang NTT Jebol, Ratusan Warga Terendam Banjir
Banjir Bandang Terjang Bima, Satu Warga Meninggal Dunia
Banjir dan Longsor di Aceh karena Pembalakan Liar Tidak Terkendali
Jakarta Diguyur Hujan Jumat Pagi, Satu RT Tergenang

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini