Merdeka.com - Banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengakibatkan 44 rumah rusak. Banjir bandang terjadi sekitar pukul 03.00 WIB, tadi.

Dari 44 rumah itu, 10 di antaranya rusak berat, roboh, atap runtuh, dan tembok retak. Sementara 34 rumah lainnya rusak ringan di antaranya tembok retak dan tembok rumah terkikis.

"Banjir bandang terjadi karena di wilayah pegunungan Kendeng, Kaki Gunung Muria terjadi hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. Air hujan dengan membawa lumpur dan batu turun ke Sungai Undaan menghempas beberapa rumah yang ada di tepi sungai," ungkap Camat Undaan, Mundir saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (28/1).

Tingginya intensitas hujan di atas pegunungan Kendang dan buruknya kondisi saluran air berakibat pada tak tertampungnya air. Alhasil, air melimpah ke pemukiman warga yang ada di sekitar tepian sungai.

"Saat kejadian banjir sempat menggenangi pemukiman penduduk hingga ketinggian 1 meter. Untung saja tidak ada korban jiwa akibat peristiwa bajir bandang ini. Kini kami masih konsentrasi melakukan bersih-bersih rumah dari lumpur akibat terbawa arus air banjir," ucapnya.

Selain merusak puluhan rumah, banjir bandang juga merusak obyek wisata desa setempat berupa Obyek Wisata Desa Sendang Dewot. Pantauan merdeka.com, air juga masih menggenangi dan mengepung beberapa wilayah di Pantura Timur.

Beberapa wilayah di antaranya, Demak, Kudus, Pati dan Jepara masih digenangi oleh banjir dengan ketinggian air antara 30 Cm sampai 100 Cm. Di wilayah Grobogan di antaranya di Kecamatan Tirem, Kecamatan Brati, Kecamatan Ketapang, SPBU Grobogan, SMA Negeri 1 Grobogan dan SMP Negeri 1 Groboganterendam, banjir dengan ketinggian rata-rata 50 Cm-70 Cm.

"Penyebabnya adalah tanggul pucang jebol sepanjang 50 meter," ungkap salah satu relawan PMI Jawa Tengah Tri Sugiarto.

"Banjir bisa surut beberapa hari ke depan bila wilayah Kudus maupun Pati, tidak diguyur hujan dengan intensitas tinggi," ungkapnya.