Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bangkit dari keterpurukan, eks pecandu narkoba geluti bisnis sablon

Bangkit dari keterpurukan, eks pecandu narkoba geluti bisnis sablon korban narkoba bisnis kain perca. ©2015 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Selama setahun terakhir Abdul Latief menjalani bisnis jasa sablon kaos, serta menerima pesanan aneka suvenir. Sebelum menggeluti kesibukannya, dulu Latief merupakan pecandu narkoba. Sekarang, Latief bersama sesama pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi, mendalami keterampilan industri kreatif bidang tekstil.

Latief bersama dua orang temannya, Silvy dan Tiara serta pendampingnya, Nuri Dwi Rahayu dan Widya Deni mengikuti pelatihan keterampilan tingkat lanjutan yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang.

Ketiganya yang tengah menjalani rehabilitasi di Panti Sadar Hati, Jalan Ogan 9 Kota Malang itu, mendapatkan pelatihan karena dianggap telah memiliki usaha rintisan.

"Saya setahun ikut kegiatan pendampingan di rumah rehab. Selama ini sudah belajar sablon untuk kaos dan aneka souvenir. Sekarang mulai belajar kerajinan kain perca, limbah daun dan flanel," kata Abdul Latif di pelatihan desain produk bagi pengusaha kecil di Hotel Trio Malang, Jumat (10/3).

Latief lebih senang keterampilan sablon dan kaos, sementara Silvy dan Tiara memilih keterampilan jahit menjahit. Ketiganya sudah kerap mendapat pesanan, selain juga memajang produk di gerai.

Sadar Hati bersama 25 industri kecil menengah (IKM) Induk mendapat pelatihan peningkatan mutu produk dari Disperindag. Peserta terdiri 70 orang pelaku usaha bidang industri kreatif bidang tekstil.

Selain korban narkoba, peserta pelatihan juga berasal dari mantan tenaga kerja wanita (TKW), pembantu rumah tangga (PRT) dan ibu rumah tangga yang sebelumnya sudah merintis usaha.

Pendamping pelatihan, Nur Suryanti dari rumah kreatif Pelangi Nusantara Singosari Malang mengungkapkan, para peserta mendapatkan materi memanfaatkan berbagai limbah daur ulang. Bahan terdiri dari kain perca, kayu, dedaunan dan lain sebagainya. Pelatihan digelar selama 10 Hari di Hotel Trio Malang, dari tanggal 5 sampai 15 April 2015.

"Pelatihan dikhususkan pada perajin yang sudah memiliki kemampuan dasar. Mereka harus sudah pernah punya produksi sebelumnya. Jadi mereka di sini tidak lagi belajar menjahit, tetapi sudah urusan perpaduan warna, desain dan cara memperlakukan produk," tegasnya.

Bahan kebutuhan keterampilan dari bahan daun dengan memanfaatkan aneka tumbuh-tumbuhan dengan berbagai treatment. Produk yang dihasilkan berupa kotak tisu, lampu gantung, pigura foto dan lain sebagainya.

Sementara kebutuhan bahan keterampilan kain perca, kata Suryanti, bisa diperoleh dari sisa pabrik konveksi. Kemudian didaur ulang menjadi produk yang bernilai ekonomis. Bahan dibeli dengan harga Rp 4 Ribu sampai Rp 7 Ribu per kilogram. Setiap kilogram bahan akan menghasilkan produk 3-5 buah. Produk dijual dengan harga Rp 25 Ribu sampai Rp 2 juta.

"Harga tergantung tingkat kesulitan. Penjualan bisa lewat online, pameran, workshop, kunjungan tamu, beberapa sudah ekspor ke Jepang dan Australia. Khusus produk interior mobil ada yang dikirim ke Jepang," katanya.

Syailendra, mewakili Disperindag Kota Malang mengungkapkan, pihaknya mempromosikan karya dengan mengikutkan berbagai pameran internasional, termasuk di Bulgaria dan Hongaria. Industri kerajinan, katanya, tidak penah mati, bahkan tiga tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan.

"Karenanya pemerintah memfasilitasi sisi permodalan dan pemasaran. Kita link-kan. Pameran-pameran juga membantu pemasaran, sering produk mereka laku banyak dan makin dikenal," ungkapnya.

Silvy yang mengaku setahun bergabung dengan Sadar Hati berharap keterampilan yang dipelajarinya akan memberi kesibukan dan menunjang usaha yang dirintisnya. Jika memungkinkan akan menjadi sumber pendapatan utamanya. Selama ini sumber pendapatannya masih serabutan, yang dirasa menjadi masalah terbesarnya.

"Pokoknya ingin berusaha sendiri di rumah, punya pendapatan yang bisa membantu keluarga," katanya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
6 Kebiasaan Buruk yang Bisa Merampas Kebahagiaan dan Ketenangan Hidup Kita

6 Kebiasaan Buruk yang Bisa Merampas Kebahagiaan dan Ketenangan Hidup Kita

Sejumlah kesalahan dan perbuatan kita justru bisa membuat kebahagiaan terampas dari diri.

Baca Selengkapnya
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Banyak Sedekah Jadi Kunci Sukses Adibayu Bisnis Kentang, Kantongi Omzet Rp2,5 Miliar

Banyak Sedekah Jadi Kunci Sukses Adibayu Bisnis Kentang, Kantongi Omzet Rp2,5 Miliar

Memperluas jejaring dan perbanyak sedekah menjadi kunci yang Adibayu yakini menjadi perantara kesuksesannya saat ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Berawal dari Cita-cita Ingin Bantu Orang Lain, Ibu Asal Bojonegoro Ini Sukses Bisnis Kue hingga Katering

Berawal dari Cita-cita Ingin Bantu Orang Lain, Ibu Asal Bojonegoro Ini Sukses Bisnis Kue hingga Katering

Jauh sebelum memulai bisnis, ia berangan-angan ingin membantu meringankan beban ekonomi tetangganya

Baca Selengkapnya
8 Kebiasaan Buruk Sehari-hari yang Bisa Picu Munculnya Stres

8 Kebiasaan Buruk Sehari-hari yang Bisa Picu Munculnya Stres

Tanpa kita sadari, sejumlah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari ternyata bisa menjadi penyebab terjadinya stres pada kehidupan kita.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Buka Peluang Usut Kertas Suara Tercoblos ke Dugaan Tindak Pidana

Bawaslu Buka Peluang Usut Kertas Suara Tercoblos ke Dugaan Tindak Pidana

"Iya, iya (akan diusut dugaan tindak pidananya)," kata Bagja

Baca Selengkapnya
Takut Dijebak saat Disuruh Beli Sabu-Sabu, Pemuda di Palembang Bunuh Teman

Takut Dijebak saat Disuruh Beli Sabu-Sabu, Pemuda di Palembang Bunuh Teman

Seorang pemuda, AL (20) nekat membunuh temannya IR (33). Pelaku melakukan pembunuhan itu karena kesal dipaksa membeli narkoba jenis sabu-sabu.

Baca Selengkapnya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Tiga Bulan Terakhir, Ada 22 Terdakwa Narkoba di Sumut Dituntut Mati

Tiga Bulan Terakhir, Ada 22 Terdakwa Narkoba di Sumut Dituntut Mati

Jaksa berharap hukuman mati bisa membuat efek jera para pengedar narkoba

Baca Selengkapnya