Merdeka.com - Ampas tebu untuk bahan bakar pembangkit tenaga mesin penggilingan tebu di pabrik gula PG Gempolrep, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, Senin (28/8) siang terbakar. Api baru bisa dipadamkan sekitar satu jam, setelah 5 unit mobil pemadam kebakaran (PMK) dikerahkan.

Kepala keamanan PG Gempolkrep, Didit Haris Setiawan, mengatakan, api tiba tiba muncul sekitar pukul 11.00 WIB, di gudang ampas tebu bahan bakar ketel (mesin penghasil uap), di gudang ampas seluas sekitar 1 hektar.

"Api diketahui sekitar pukul 11.00 WIB ditengah tumpukan ampas di gudang penyimpanan bahan bakar," ujar Didit, di lokasi kebakaran, Senin (28/8).

Menurutnya, belum diketahui pasti penyebab kebakaran ampas bahan bakar mesin ini karena human error atau faktor lain. Namun dari dugaan sementara, api muncul karena fermentasi ampas tebu akibat cuaca panas yang sangat ekstrim.

"Kemungkinan akibat fermentasi, karena ampas temu masih mengandung alkohol. Sehingga terkerna panas yang sangat ekstrim bisa memunculkan api," jelas Didit.

Akibat kebakaran ampas bahan bakar ketel ini, tidak sampai mengganggu proses produksi ataupun korban jiwa. Namun api nyaris merembet ke lokasi lain.

"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Tida sampai mengganggu proses produksi, karena cepat bisa dipadamkan," terang Didit.

Sementara kerugian belum bisa dipastikan, karena bahan bakar berupa ampas tebu yang merupan sisa produksi penggilingan tebu sebelumnya.

"Belum bisa memastikan berapa nilai kerugianya. Ini kan, ampas tebu hasil produksi pengguilingan sebelumnya. Jadi masih kita hitung," ucap Taufan, salah satu pegawai PG Gempolkrep.

Sementara pantauan merdeka.com, gudang penyimpanan ampas tebu untuk bahan bakar, lokasinya di sisi utara pabrik. Luas guang sekitar 1 hektar dengan tumpukan ampas yang disiapkan untuk proses penggilingan tebu. Kebakaran ini merupakan kebakaran yang kedua, setelah sebelumnya juga terjadi kebakaran yang sama di gudang penyimpanan ampas tebu sisi utara.