Atap Ruang Kelas Rusak Diterjang Puting Beliung, Siswa SD di Serang Belajar di Tenda
Merdeka.com - Siswa SDN Banjarsari 1 Kota Serang, Banten terpaksa melakukan aktivitas belajar mengajar di tenda karena atap kelas rusak akibat diterjang hujan disertai angin kencang yang menimpa Kota Serang beberapa hari lalu.
Hujan disertai angin kencang tersebut terjadi pada Rabu (13/11) lalu. Akibatnya, atap ruang kelas VI rusak sehingga mereka terpaksa belajar di tenda.
"Mereka belajar di tenda karena atap kelas rusak pas hujan kemarin itu diterjang angin," kata Kepala Sekolah Maslatifah di Banjarsari, Kota Serang, Jumat (15/11).
©2019 Merdeka.com/Dwi NarwokoSelain, atap ruang kelas VI, hujan disertai angin itu juga merusak ruang perpustakaan dan ruang guru. Pada saat kejadian, siswa dipulangkan sebelum jam belajar selesai.
"Tiba-tiba ada angin kencang dibarengi dengan petir udah banjir di kelas udah penuh air. Ruang guru juga hancur, semua menyelamatkan diri," katanya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.
Baca SelengkapnyaLantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bangunan ambruk karena kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh kecamatan teredam banjir dan satu kecamatan lainnya longsor.
Baca SelengkapnyaHujan yang membawa angin kencang tersebut turut membuat kilatan petir di langit Makkah.
Baca SelengkapnyaMereka tampil begitu memukau bak seorang petugas Paskibraka.
Baca SelengkapnyaPuting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaSetiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca Selengkapnya