Antisipasi kereta anjlok, PT KAI gunakan stiker sensor

Merdeka.com - Penyebab kereta api yang anjlok selama ini ternyata tidak semata karena faktor kondisi rel. Tetapi juga bisa diakibatkan kerusakan pada sistem roda, terutama saat roda yang mulai aus.

Guna menjamin keselamatan dan meningkatkan efektivitas perjalanan kereta api, PT KAI pada Januari 2014 mulai menggunakan teknologi terbaru dalam sistem roda.

Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono mengatakan saat ini pihaknya menggunakan stiker yang berfungsi untuk mengetahui temperatur yang ditempel pada roda gerbong kereta api.

"Dengan teknologi ini, kondisi roda yang mulai aus dapat diketahui bila temperatur penutup bagian bearing roda kereta api mengalami peningkatan. Dengan memantau temperatur bearing roda setiap kali KA berhenti, maka kecelakaan akibat patahnya as roda akibat temperatur panas, bisa dihindari," kata Surono, Jumat (3/1).

Penambahan perangkat baru ini berupa stiker, jelas Surono, bisa menunjukkan tiga indikator suhu dengan menunjukkan warna berbeda. Surono menyebutkan, bila terjadi peningkatan suhu, mulai dari 50 derajat celcius, 60 derajat celcius, 70 derajat celcius, 80 derajat celcius, dan 90 derajat celcius.

"Jika indikator sensor menunjukkan suhu 60 derajat, berarti sudah mengindikasikan kondisi warning. Sedangkan di atas angka itu, berarti sudah overheat," katanya.

Meski telah menggunakan sistem stiker sensor, PT KAI masih tetap menggunakan detektor infra merah untuk mengetahui temperatur bearing roda. Selama ini, kata Surono, PT KAI sebenarnya menggunakan sinar inframerah yang digunakan untuk mengetahui temperatur bearing. Dengan cara ini, maka petugas teknisi KA perlu lagi harus memegang setiap bagian roda untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan suhu atau tidak.

"Kedua sistem detektor ini tetap akan dipergunakan dengan harapan, perjalanan KA akan lebih terjamin keselamatannya. Selain itu, waktu pemberhentian kereta di stasiun diharapkan bisa efisien, sehingga waktu perjalanan juga menjadi lebih cepat," ucapnya.