Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ansyaad Mbai: Kearifan lokal pemersatu bangsa kita yang majemuk

Ansyaad Mbai: Kearifan lokal pemersatu bangsa kita yang majemuk Ansyaad Mbai. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Bangsa-bangsa asing memuji kearifan lokal di Indonesia yang terbukti mumpuni dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu kearifan lokal harus terus dipupuk di samping terus memperkuat ideologi kebangsaan yaitu Pancasila.

"Kearifan lokal di Indonesia diakui sebagai alat pemersatu bangsa kita yang majemuk. Itu diucapkan banyak ulama-ulama, terutama dari Timur Tengah. Mereka memuji Indonesia karena mampu hidup damai dengan berbagai keragaman agama, suku, ras, bahasa, dan sebagainya. Bahkan mereka juga memuji Islam Indonesia yang toleran," ujar kelompok ahli BNPT Irjen (purn) Ansyaad Mbai dalam keterangannya, Jumat (16/3).

Menurut Ansyaad, identitas bangsa Indonesia yaitu kearifan lokalnya yang dikenal memiliki peradaban, kultur, bahasa, yang memiliki ciri di masing-masing daerah. Artinya, dengan saling menghormati dan menjunjung tinggi kearifan lokal, masyarakat otomatis telah memperkuat persatuan bangsa.

"Kalau itu dipaksakan pasti akan terjadi benturan. Jadi sifat saling hormat dan menghormati ini adalah kearifan lokal yang dahsyat dalam memerangi ideologi transnasional, terutama yang ingin memecah belah Indonesia, terutama menggunakan dalil agama," imbuh mantan kepala BNPT ini.

Contoh lainnya, lanjut Ansyaad, masuknya agama Islam ke Indonesia juga tidak dengan perang. Itu terjadi karena ulama sangat menghormati kearifan lokal dengan berdakwah lewat wayang, kesenian setempat, dan sangat menghargai adat istiadat warisan leluhur.

"Kita harus kembali ke situ. Intinya, jangan memaksakan, apakah pikiran, budaya, cara berpakaian, penampilan fisik, apalagi agama. Kalau dipaksa pasti terjadi benturan. Kalau itu terjadi, maka paham-paham transnasional, terutama yang radikal, akan mudah masuk dan memperkeruh suasana," tutur Ansyaad.

Menurutnya, Indonesia dinilai sebagai negara yang cukup berhasil meredam paham radikal itu dengan ajaran dan kearifan lokalnya. Itu dibuktikan dengan kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi ke Indonesia yang salah satu agendanya memperkuat kerjasama penanggulangan terorisme.

Ansyaad mengatakan, selama ini kelompok radikal selalu ‘mengagung-agungkan’ apa-apa yang berbau Timur Tengah. Padahal, di Arab sendiri, kelompok radikal juga ditangkapi. "Mereka jelas ingin mendirikan khilafah atau negara Islam yang jelas-jelas tidak sesuai dengan ideologi Pancasila," tuturnya.

"Ini penting demi perdamaian dan kejayaan Indonesia. Apakah kita mau seperti Suriah atau Irak? Dua negara itu hancur karena paham khilafah yang dibawa ISIS, juga karena perang saudara karena perbedaan madzhab (aliran)," pungkasnya.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Arahan Kepala BPIP ke Jajaran untuk Jaga Suasana Damai dan Kondusifitas Pemilu 2024

Arahan Kepala BPIP ke Jajaran untuk Jaga Suasana Damai dan Kondusifitas Pemilu 2024

Kepala BPIP Yudian Wahyudi berharap pihaknya bisa ikut menjaga suasana damai dan kondusifitas Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan

Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan

Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.

Baca Selengkapnya
35 Kata-Kata Minta Maaf Idulfitri Bahasa Jawa, Tulus Menyentuh Hati

35 Kata-Kata Minta Maaf Idulfitri Bahasa Jawa, Tulus Menyentuh Hati

Ungkapan minta maaf dalam bahasa Jawa tidak hanya sekedar formalitas, melainkan juga mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang kaya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta

Jika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta

Sumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.

Baca Selengkapnya
Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung

Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung

Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan

Baca Selengkapnya
Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh

Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh

Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Anies Singgung Kebebasan Berbicara, Janji Kembalikan Indonesia Jadi Negeri Tak Menakutkan Bagi Pengkritik

Anies Singgung Kebebasan Berbicara, Janji Kembalikan Indonesia Jadi Negeri Tak Menakutkan Bagi Pengkritik

Anies berkomitmen menciptakan negeri yang tidak lagi menakutkan atas kritikan dari masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau

Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau

Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.

Baca Selengkapnya