Angka Kematian Covid-19 Naik, Pakar Minta Semua Pihak Tingkatkan Kewaspadaan
Merdeka.com - Kasus kematian akibat Covid-19 kembali meningkat, tercatat pada Selasa (2/9) sebanyak 24 orang meninggal dunia. Angka tersebut menjadi tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, alasan perlu adanya kewaspadaan pada masyarakat atas tingginya angka kematian tersebut.
Pertama adalah tren kecenderungan kenaikan Kematian Covid-19 di Indonesa secara terus menerus. Sepanjang Juni 2022 angka kematian harian selalu di bawah 10 orang, di bulan Juli jadi di atas 10 orang dan di bulan Agustus ini melewati 20 orang.
"kita belum tahu bagaimana di hari-hari ke depan ini," kata Tjandra Yoga Aditama, kepada wartawan, Rabu (3/8).
Kemudian, angka kematian di berbagai negara juga meningkat. Dalam seminggu terakhir angka Kematian harian di Australia rata-rata adalah 94 orang, angka tertinggi negara itu selama pandemi ini.
Jepang pada 1 Juli 2022 ada 21 orang yang meninggal karena Covid-19, dan pada 1 Agustus angkanya meningkat menjadi 94 kematian, naik hampir lima kali lipat.
"India pada 1 Juni 2022 mencatat 5 kematian dan pada 1 Agustus 2022 naik tinggi menjadi 34 orang," ungkapnya.
Terakhir, sejak awal disampaikan bahwa satu nyawa yang meninggal amat sangat berharga dan tidak dapat tergantikan oleh apapun juga. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan Covid-19.
"Karena tiga hal itu maka kita perlu meningkatkan kewaspadaan," tegasnya.
Dalam meningkatkan kewaspadaan, dia menjelaskan terdapa lima hal, diantaranya, surveilan epidemiologik dijalankan dengan baik, sehingga data dari seluruh pelosok negeri dapat di kompilasi dan di analisa dengan baik.
"Kemampuan testing harus ditingkatkan agar di dapat angka riil jumlah kasus di masyarakat. Kemudian, telusur atau tracing juga harus ditingkatkan, agar dari setiap kasus didapat dua informasi, dari mana tertular dan kemana saja menularkannya," ucapnya.
Dan paling penting, vaksinasi booster yang masih dibawah 30 persen jelas harus ditingkatkan semaksimal mungkin. Serta, sekitar sepertiga penduduk kita yang belum divaksinasi ke dua harus dikejar benar.
Tak hanya itu, melakukan komunikasi risiko dengan baik agar masyarakat mendapat informasi yang tepat agar masyarakat termotivasi melakukan prokes dengan baik.
"Dan yang belum divaksin dan booster agar segera pergi mendapatkannya," imbuhnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga Diduga Alami Keracunan AC Mobil saat Mudik, Ketahui Langkah Antisipasinya Sebelum Perjalanan Jauh
Viral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaBegini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca Selengkapnya