Anggota DPRD Pangkep Bantah Bangun Tembok Karena Risih Dengar Suara Anak-Anak Tahfiz
Merdeka.com - Anggota DPRD Pangkep yang juga politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Amiruddin, memberi penjelasan soal tembok yang dia bangun menutup akses masuk ke rumah tahfiz di Jalan Ance Dg Ngoyo Lorong 5, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Amiruddin membantah jika tembok yang dia bangun karena risih mendengar suara-suara dari rumah tahfiz.
Amiruddin bahkan berani bersumpah tindakannya menembok pintu akses rumah tahfiz Nurul Jihad bukan karena risih akibat mendengar suara mengaji anak Tahfiz. Dia sesumbar paham agama dan sudah empat kali pergi haji.
"Kalau saya bisa bersumpah, bahwa semua kebaikan-kebaikan saya tidak diterima di akhirat kalau saya pernah mengucapkan kata itu," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (24/7).
Ia mengaku bersyukur Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dan Polsek Panakkukang melakukan mediasi agar masalah tersebut tidak melebar. Berdasarkan hasil musyawarah, pihaknya menyepakati untuk membongkar tembok tersebut.
"Saya kira ini sudah selesai. Sudah ada kesepakatan bersama di sini ada Pak RW, camat, kapolsek, dan Danramil untuk membuka itu dan tidak ada lagi ngantuk penutupan," bebernya.
Ia menjelaskan, dirinya membeli rumah tersebut pada tahun 2012. Saat itu, rumah tahfiz itu belum memiliki pintu.
"Saat dia mau perbaiki itu rumah, dia minta untuk dibobol agar bisa memasukkan bahan material untuk bangunannya (renovasi rumah tahfiz). Kemudian dia berjanji bahwa setelah selesai rumah dikerja akan ditutup kembali," ucapnya.
Tetapi hingga pengerjaan perbaikan rumah tahfiz tersebut selesai, tidak dilakukan penutupan. Menurutnya, rumah Tahfiz tersebut baru berjalan tiga tahun lalu.
"Sampai ada kejadian ini dia tidak tutup. Dia pakai untuk pengajian, karena ini pengajian baru berjalan 3 tahun," kata dia.
Camat Panakkukang, Thahir Rasyid Dg Ngalli, mengatakan pihaknya sudah berkoordinsi dengan pihak keluarga Amiruddin untuk meluruskan dan menyelesaikan masalah penembokan akses pintu rumah tahfiz dan warga. Thahir mengatakan kejadian tersebut murni karena kesalahpahaman antar warga.
"Kejadian ini murni karena kesalahpahaman antara sesama warga. Saya selaku pemerintah merasa memiliki, karena ini adalah fasum sehingga menegur karena membangun tembok itu," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (24/7).
Setelah adanya komunikasi tersebut, Thahir menegaskan pihak keluarga dari Amiruddin sepakat untuk membongkar tembok tersebut. Ia mengaku, keluarga Amiruddin sebenarnya ingin merobohkan sendiri tembok tersebut pada Jumat (23/7) malam.
"Ini fasum boleh diakses oleh semua warga. Beliau juga menyadari ini terjadi kelalaian, sehingga berbesar hati beliau membongkar sendiri," kata dia.
©2021 Merdeka.com/IhwanAnggota DPRD Harus Tunjukkan Sertifikat
Meski kasus ini sudah selesai, Camat Panakkukang mempertanyakan sertifikat kepemilikan tanah fasilitas umum (fasum) yang sempat diklaim oleh keluarga Amiruddin. Klaim kepemilikan tanah atas fasiltas umum (fasum) dalam bentuk jalan ternyata tidak disertai dengan sertifikat.
Keluarga Amiruddin, Achmad Akbar mengaku membeli tanah tersebut dari pemilik sebelumnya bernama Toni. Saat itu, kata Akbar, Toni menyarankan kepada keluarganya untuk membeli kelebihan tanah yang ada di depan rumah.
"Kami beli tanah ini dari orang Asindo (perusahaan properti)," ujarnya.
Meski telah membeli kelebihan tanah, Akbar tidak bisa menunjukkan sertifikat kepemilikan tanah yang saat ini menjadi jalanan. Akbar mengatakan pihaknya masih menyimpan bukti pembelian tanah tersebut.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua Anak Bupati Rembang Ini Terpilih Jadi Anggota DPRD, Begini Kisah di Baliknya
Bupati Rembang berharap mereka tak hanya bergantung hidup dari gaji sebagai seorang anggota dewan.
Baca SelengkapnyaMahfud Tegaskan Hak Angket Usut Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Bukan Gertakan: Makin Keras Pompanya Enggak Gembos
Mahfud menegaskan hak angket diwacanakan TPN Ganjar-Mahfud tidak gembos.
Baca SelengkapnyaRibut Sesama Caleg PDIP, Petahana Kalah Suara Tuding Temannya Curang di Pemilu 2024
Akmaludin Nugraha, caleg yang juga anggota DPRD Kabupaten Tangerang periode 2019-2024 menduga telah terjadi penggelembungan suara yang dilakukan caleg partainya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selama Jadi Anggota Dewan, Haji Rizal Curhat ke Dedi Mulyadi 'Sawah 120 Hektare Habis dan Istri Hilang Dua'
Dedi Mulyadi menemui anggota DPRD Kabupaten Subang yang gagal pada Pemilu 2024, yakni Ahmad Rizal.
Baca SelengkapnyaRapat Tim Hukum AMIN Dihadiri TPN Ganjar-Mahfud, Bahas Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
Ari menjelaskan baik dari kubu 01 dan 03, sama-sama menemukan fakta.
Baca SelengkapnyaDi Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaFadel Islami, suami Muzdalifah, terpilih sebagai anggota Dewan setelah mencalonkan diri untuk pertama kalinya
Suami Muzdalifah, Fadel Islami terpilih menjadi anggota dewan DPRD Banten.
Baca SelengkapnyaRaffi Ahmad Angkat Bicara Bantah Terlibat Dugaan Kasus TPPU: Ini Tahun Pemilu
"Minta tolong kalau berita yang menyesatkan seperti ini atau merugikan seperti ini janganlah apalagi kita sadar kalau ini tahunnya pemilu," kata Raffi
Baca SelengkapnyaUsai Dilantik, Bripda Bagus dapat Pesan yang Mendalam dari sang Jenderal 'Kalau Sudah Jadi Anggota Polri Ingat Ortu'
Isinya soal mandat bagi sang Bripda untuk menjaga orangtua.
Baca Selengkapnya