Merdeka.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto diundang dalam forum World Health Organization (WHO). Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menilai, undangan dari WHO kepada Terawan merupakan pengakuan sekaligus penghargaan dunia internasional terhadap upaya pemerintah Indonesia yang dinilai berhasil menekan penyebaran Covid-19.

"Suka tidak suka, undangan kepada Pak Menkes untuk tampil dalam sebuah konferensi pers virtual yang diprakarsai badan kesehatan dunia (WHO) adalah bentuk pengakuan dunia internasional terhadap kerja keras pemerintah Indonesia dalam menangani Covid-19," katanya di Jakarta, Jumat (6/11)

Handoyo menambahkan, meskipun WHO telah mengonfirmasi bahwa pernyataan sukses secara spesifik hanya merujuk ke program review intra-aksi (IAR), dia tetap mengajak semua pihak untuk menilai penanganan corona di Indonesia secara objektif.

"Penanganan Covid-19 di Indonesia tentu tidak bisa dibandingkan dengan negara lain di Asean atau negara yang jumlah penduduknya kecil. Bandingkan pula dengan penyebaran virus Corona dengan Brasil, Amerika dan negara Eropah lainnya, meski jumlah penduduk di sana jauh lebih sedikit dibanding penduduk Indonesia, tapi terlihat dari angka statistik, Indonesia jauh lebih mampu mengendalikan covid," katanya.

Menurut Politisi PDI Perjuangan ini, undangan kepada pemerintah Indonesia untuk ikut berbicara dan tukar pengalaman dalam menangani Covid-19 di forum WHO, tetap harus diapresiasi.

"Apresiasi dari badan kesehatan dunia ini semestinya bisa menambah semangat dan enerji anak bangsa ini menghadapi Covid-19. Apresiasi ini semakin membuat kita bersatu, bergotong royong mengendalikan penyebaran Covid. Ayo, kita sudahi perbedaan," katanya.

Diberitakan, pada Jumat (6/11) sore tadi Menkes Terawan bergabung bersama Menkes dari Thailand, Uzbekistan dan Afrika Selatan dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan WHO. Menkes didaulat sebagai salah satu pembicara WHO karena apa yang dilakukan Indonesia dalam menangani Covid-19 telah sesuai dengan guideline yang telah ditetapkan Komite Darurat Internasional, Juli lalu.