Analisa Pengamat Penerbangan Terkait Penyebab Kecelakaan Pesawat hingga Hancur
Merdeka.com - Pengamat penerbangan dari Pusat studi Air Power Indonesia, Chappy Hakim menganalisa penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1). Menurut Chappy, usia pesawat tidak ada korelasinya dengan kejadian kecelakaan.
"Usia pesawat terbang tidak ada korelasinya dengan terjadinya kecelakaan, karena kondisi pesawat yang diperkenankan untuk terbang sudah melalui sekian banyak prosedur pemeriksaan dalam persiapannya. Dengan demikian, yang ada bukan pesawat tua atau tidak tua, tetapi pesawat yang laik terbang atau tidak," kata Chappy lewat keterangan tertulis kepada merdeka.com, Selasa (12/1).
Cuaca buruk, lanjut dia, juga dapat dihindari dengan melihat dahulu tentang ramalan cuaca. Pesawat terbang juga dilengkapi dengan radar yang dapat mendeteksi kondisi cuaca, apakah berbahaya atau tidak.
"Mengenai terjadinya kesalahan teknis, bisa saja terjadi yang biasanya berhubungan dengan siklus pemeliharaan pesawat atau kondisi lain yang tidak terduga sebelumnya," ujar dia.
Dia menambahkan, khusus untuk kecelakaan pesawat terbang yang total lost atau pesawat hancur dan tidak ada satupun awak dan penumpang yang selamat, tidak akan pernah diketahui secara pasti apa penyebab kecelakaannya. Oleh karena itu, apabila black box berhasil ditemukan, maka tim investigasi akan dapat memperkirakan kemungkinan yang paling mungkin tentang penyebab kecelakaan.
"Itu sebabnya final result atau hasil akhir penyelidikan penyebab kecelakaan selalu menggunakan terminologi 'most probable cause' atau penyebab yang paling mungkin," kata dia.
Marsekal TNI (Purn) ini melanjutkan, secara garis besar kecelakaan pesawat terbang dapat terjadi karena kesalahan pilot, kerusakan teknis pesawat dan kondisi cuaca buruk. Namun menurut dia, dunia penerbangan pun sudah mengantisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat terbang sejak awal.
"Itu sebabnya, maka dalam dunia penerbangan semua diatur oleh ketentuan, regulasi, prosedur dan check list atau panduan kerja yang sangat ketat. Tidak hanya diberlakukan dalam pengoperasian pesawat terbang secara teknis akan tetapi juga termasuk dalam aturan bagi awak pesawat yang akan mengoperasikan penerbangan," ujar dia.
Operasi penerbangan, tambah dia, merupakan kegiatan paling ketat yang harus mengacu kepada rujukan standar. Pengoperasian pesawat terbang dan perawatannya diatur dengan operation manual dan maintenance manual di samping sistem pengawasan yang harus dilakukan sesuai aturan.
"Demikian pula dengan pilot yang mengawakinya terikat dengan regulasi yang baku secara internasional dengan antara lain harus melaksanakan check kesehatan setiap 6 bulan sekali dan profisiensi check keterampilannya antara lain di simulator sebagai syarat utama untuk dapat memperpanjang masa berlaku 'pilot license' nya," tuturnya.
"Intinya adalah untuk keselamatan penerbangan, maka ketentuan, regulasi, aturan, standard prosedur dan penggunaan check list diberlakukan dengan ketat dan juga disertai mekanisme pengawasan dalam pelaksanaannya," pungkasnya.
Sriwijaya Air SJ 182 Diduga Tidak Meledak di Udara
Sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu (9/1).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menuturkan, ada beberapa data yang sudah dikumpulkan. Pertama, data serpihan pesawat yang dikumpulkan KRI Rigel. Besaran Wreckage dengan lebar 100 meter dan panjang antara 300-400 meter. Dari besaran itu, KNKT menduga pesawat tidak meledak di udara.
Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum menghantam air," ujar Soerjanto melalui keterangan tertulis, Selasa (12/1).
Selain itu, KNKT juga menganalisa dari temuan Basarnas. Yakni turbin pesawat dan fan blade yang mengalami kerusakan.
"Kerusakan pada fan blade menunjukkan kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan pesawat masih berfungsi pada ketinggian 250 kaki," jelasnya.
Hal lain yang menguatkan analisa KNKT mengenai kondisi pesawat, berasal dari data Airnav Indonesia. Data yang dikumpulkan termasuk pembicaraan pilot dengan pengatur lalu lintas udara yang bertugas mengendalikan penerbangan saat pesawat mengalami kecelakaan.
Dari data itu diketahui pesawat mengudara hingga 10.900 kaki dan terus turun hingga 250 kaki. Data terekam hingga 250 kaki.
"Mengindikasikan pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Kami menduga mesin masih hidup sebelum membentur air," tutupnya.
Untuk diketahui, pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
4 Cara Mengatasi Telinga Sakit saat Naik Pesawat, Pahami Penyebab dan Gejalanya Sebelum Liburan
Telinga sakit ketika naik pesawat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara bagian dalam telinga dan luar tubuh. Begini cara mencegahnya.
Baca SelengkapnyaPenyebab 7 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Tol Halim Utama Akibat Truk Ugal-ugalan
Dugaan itu didapat berdasarkan hasil pengecekan petugas di lapangan
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Penyebab Jumlah Penumpang Pesawat dan Kapal Turun Selama Februari 2024
Ada dua faktor yang menjadi penyebab jumlah penumpang pesawat dan kapal menurun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jangan Asal Pesan Tiket, Ketahui Dulu Letak Kursi Paling Aman di Pesawat
Bagian belakang pesawat tampak lebih aman karena memiliki peluang lebih besar untuk mengalami kecelakaan.
Baca SelengkapnyaPenyebab Kepala Terasa Melayang dan Gejalanya, Ketahui Cara Mengatasinya
Kepala terasa melayang dapat disebabkan oleh beragam faktor.
Baca SelengkapnyaPenyebab Susah Sendawa yang Penting Diketahui, Berikut Cara Mengatasinya
Penyebab susah sendawa dapat bervariasi, mulai dari faktor-faktor sehari-hari hingga kondisi medis tertentu.
Baca SelengkapnyaKronologi Kecelakaan Pesawat di Bandara Aminggaru Papua Tengah, 12 Penumpang Selamat
Warga dan petugas yang berjaga langsung melakukan evakuasi saat kecelakaan pesawat.
Baca SelengkapnyaJangan Panik, Lakukan Hal Ini Jika Tertinggal Pesawat saat Mudik Lebaran
Maskapai memiliki kebijakan yang bebeda terhadap penumpang yang tertinggal pesawat, ketahuilah hak Anda untuk menerima kompensasi.
Baca Selengkapnya