Merdeka.com - Salah satu tersangka korupsi pengurusan anggaran pengadaan Al-Quran di Kementerian Agama (Kemenag) Dendy Prasetia hari ini dijadwalkan diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dendy yang merupakan anak sulung Zulkarnaen Djabar tersangka dalam kasus ini juga diperiksa sebagai tersangka.

"Benar, DP diperiksa sebagai tersangka," ujar Kabag Pemberitaan dan Informasi, Priharsa Nugraha, di kantor KPK, Kamis (27/9).

Pantauan merdeka.com, hingga pukul 10.15 WIB, Dendy belum juga hadir di gedung pemberantasan antikorupsi tersebut. Diketahui, beberapa waktu lalu dirinya mengalami kecelakaan yang menyebabkan kaki kirinya harus di gips.

Saat hendak diperiksa KPK sebagai tersangka, Direktur Utama Perkasa Jaya Abadi Nusantara itu batal diperiksa KPK. Mengingat kondisi fisik Dendy tidak memungkinkan untuk diperiksa.

Sebelumnya, kuasa hukumnya, Erman menceritakan kliennya itu akan melakukan operasi kaki dalam waktu dekat ini. Pihaknya, menurut Erman telah mengajukan permohonan kepada KPK untuk memundurkan jadwal pemeriksaan kliennya sebagai tersangka. Khawatir, kliennya tersebut akan langsung diupayakan penahanan.

"Kami sudah ajukan permohonan, mudah-mudahan pemeriksaannya menunggu setelah Pak Dendy operasi," ujarnya kemarin kepada merdeka.com, Rabu (26/9).

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Ketua Komisi VIII DPR RI Zulkarnaen Djabar sebagai tersangka. Politisi Golkar itu diduga sebagai penerima suap. Selain itu, putranya bernama Dendy Prasetia yang menjabat sebagai Sekjen Ormas Gema MKGR juga ditetapkan sebagai tersangka.

Zulkarnaen dan Dendy diduga menerima suap sekitar Rp 4 miliar dari para rekanan proyek di Kemenag. Uang suap tersebut gguna untuk bisa mengarahkan nilai anggaran proyek di Kemenag.

Keduanya diduga melanggar pasal 5 ayat 2, Pasal 12 huruf a atau b dan atau Pasal 11 UU Tipikor. Bapak dan anak tersebut terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.