Anak pengungsi Rohingya diajari bahasa Indonesia, Inggris & Aceh
Merdeka.com - Puluhan anak-anak dan remaja pengungsi Rohingya terlihat sibuk mengikuti pelatihan di camp pengungsian di Kuala Langsa, Kota Langsa, Minggu (24/5). Sejumlah relawan dari komunitas Sekolah Ceria dengan sabar mengajarkan mereka yang hanya bisa berbahasa daerahnya sendiri.
Relawan dari Sekolah Ceria mengajarkan bahasa Indonesia, Inggris dan Aceh dengan menggunakan alat peraga. Relawan memperlihatkan gambar seperti hewan, laut, makanan dan juga buah-buahan. Mereka juga diajarkan bahasa yang sering digunakan sehari-hari.
Koordinator aksi Sekolah Ceria, Iskandar Darussalam mengatakan, selain diajarkan bahasa Inggris dan Indonesia, mereka juga dibekali dengan life skill, seperti memasak dan sejumlah keahlian lainnya.
"Termasuk kita perkenalkan sosial budaya yang berlaku di Aceh dan juga Indonesia kepada mereka," kata Iskandar Darussalam.
Katanya, selama ini mereka hanya penerima manfaat tanpa ada komunikasi dua arah. Sehingga hanya menerima apa yang diberikan oleh petugas atau relawan yang ada di camp pengungsian.
Oleh karena itu, jelasnya, pihaknya mencoba menggali potensi dari mereka dengan melakukan beberapa pelatihan life skill. Seperti mengajak memasak di dapur umum secara bersama-sama dan berbaur langsung dengan relawan dan masyarakat setempat.
"Kemarin kita masak cicah kangkong, mereka sangat senang dan menikmati memasak masakan khas Aceh bersama warga setempat," jelas Iskandar.
Katanya, pengungsi Rohingya di Kuala Langsa sejak 5 hari terakhir ini setiap hari diajak untuk bisa memasak bersama. Khususnya perempuan diajarkan cara memasak masakan khas Aceh.
"Kita harapkan dengan adanya pelibatan langsung dan ada komunikasi bisa menggali potensi yang ada sama mereka, tidak hanya memasak, tetapi ada sejumlah keahlian lain yang kita ajarkan," imbuhnya.
Ada 30 relawan yang terlibat dalam kegiatan sosial ini. Rencananya, jelas Iskandar, akan buka sekolah ini selama masih ada rohingya di Indonesia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaKehidupan orangtua Lesti tak berubah. Mereka tetap sederhana dan apa adanya.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
MPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan letak geografis Provinsi Aceh dimana di sebelah barat berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaAlih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaTiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca SelengkapnyaAsal-usul pantun Aceh berawal dari pengaruh budaya India Selatan serta Arab yang masuk ke daerah ini melalui jalur perdagangan maritim yang sibuk pada abad ke-1
Baca Selengkapnya