Merdeka.com - Aksi penolakan kedatangan Presiden SBY yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Jogja berakhir ricuh. Setelah beberapa saat melakukan aksi di perempatan Demangan Yogyakarta, mahasiswa didatangi aparat dan dibubarkan dengan paksa.

Dalam pembubaran tersebut terjadi kericuhan antara mahasiswa dan aparat polisi. Mahasiswa dipaksa mundur dengan didorong oleh aparat. Saat kericuhan berlangsung seorang mahasiswa mendadak teriak kesakitan karena mendapat pukulan di kepalanya hingga berdarah. Begitu melihat darah mengalir, korban yang bernama Nurul Mubin dilarikan ke Rumah Sakit Bethesda.

Dari keterangan dokter, korban menderita luka di bagian kepala dan terpaksa dijahit. Sementara itu korban dalam keadaan lemas menerangkan bahwa saat terjadi pemukulan, dia tidak bisa melihat dengan jelas pelakunya. Pasalnya saat itu dia menghadap membelakangi aparat untuk melerai bentrok.

Namun nahas, ketika melerai Mubin justru merasakan benda keras mendarat di kepalanya. "Saya tidak melihat siapa pelakunya, saya saat itu sedang menghadap membelakangi aparat, yang jelas saya merasakan ada benda keras semacam besi yang memukul kepala," jelas Mubin saat ditemui di RS Bethesda.

Sementara itu koordinator aksi Agus Luky menuding bahwa aparat telah dikondisikan untuk menyerang mahasiswa yang sedang melakukan aksi menolak kedatangan SBY. "Kami aksi tidak anarkis, tidak merusak, tapi tiba-tiba kami diserang dan dipukuli hingga salah seorang teman kami terluka," keluhnya.

Dengan kejadian itu Agus mengatakan akan mengadakan aksi yang lebih besar untuk meminta aparat bertanggung jawab atas kejadian tersebut.