Merdeka.com - Pelarian anggota TNI Kopda Muslimin berakhir di rumah orang tuanya daerah Kendal, Jawa Tengah. Dia menjadi buronan penegak hukum setelah menjadi dalang kasus penembakan Rina Wulandari (34), yang ternyata adalah istrinya sendiri.
Kopda Muslimin ditemukan tewas di atas ranjang akibat keracunan. Jenazahnya pertama kali ditemukan oleh orang tuanya, Mustakim.
Sebelum ditemukan tewas, Kopda Muslimin datang ke rumah orang tuanya mengendarai motor Mio J bernomor polisi AA 2703 NC pukul 05.30 WIB. Dia kemudian masuk ke kamar belakang menemui kedua orang tuanya.
Di hadapan orang tuanya, Kopda Muslimin sempat memohon maaf. Kala itu dia menyampaikan permohonan maaf dalam keadaan muntah-muntah.
Kemudian, Mustakim menyarankan kepada Muslimin untuk menyerahkan diri ke polisi. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab terhadap perkara hukum yang membelitnya.
Setelah mendengar itu, Kopda Muslimin berbaring di tempat tidur.
Selang beberapa jam, sekitar pukul 07.00 WIB, Kopda Muslimin ditemukan meninggal dunia oleh Mustakim. Mengetahui kejadian tersebut, adik korban, Novi melaporkan kepada Kodim 0715/Kendal. Akhirnya jenazah Kopda Muslimin dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk diautopsi.
Advertisement
Kopda Muslimin merencanakan pembunuhan istrinya karena merasa terkekang. Alasan ini terungkap dari kesaksian anggota komplotan pembunuh bayaran.
"Ketemu Bang Mus (Kopda Muslimin) di rumahnya. Cerita keadaan keluarga, tidak kuat dikekang istrinya," kata AS alias Gondrong, salah seorang tersangka penembakan.
Setelah mendengar permintaan itu, Gondrong sempat mengusulkan cara pembunuhan. Dia usul agar Rina diracun dengan bunga kecubung. Bahkan ada usulan untuk menyantetnya. Saat itu mereka telah mengantongi senjata api.
Untuk memotivasi Gondrong Cs, Kopda Muslimin akan memberikan bonus Rp200 juta dan mobil Yaris jika mengenai korban dan meninggal dunia. Sebagai tanda jadi, mereka mendapatkan uang awal Rp120 juta.
Pada hari penembakan, S alias Babi (34), eksekutor penembakan mengungkapkan Kopda Muslimin memberikan arahan sejak perencanaan sampai eksekusi.
Kopda Muslimin juga memberi kabar melalui telepon bahwa istrinya sudah keluar rumah untuk menjemput anaknya sekolah. Eksekusi penembakan rencananya saat Rina keluar rumah.
Tapi, S mengaku sempat kehilangan jejak korban hingga akhirnya penembakan dilakukan saat pulang ke rumah. Padahal skenario awal, Rina akan ditembak sebelum berangkat jemput ke sekolah. Sehingga belum bersama sang anak Kopda Muslimin.
S menambahkan, Kopda Muslimin berpesan agar menembak di bagian kepala Rina dan dilarang kena anaknya. Panduan Kopda Muslimin lantas sama disampaikan jelang tembakan kedua karena tembakan pertama belum berhasil.
"Sempat dimarahi (oleh Kopda M), disuruh tembak lagi. Kemudian balik lagi untuk tembak yang kedua kali," ungkap S.
Advertisement
Rina Wulandari berhasil lolos dari maut dalam upaya pembunuhan yang didalangi oleh suaminya sendiri, Kopda Muslimin. Saat itu dia baru saja pulang menjemput anaknya.
Sesampainya di depan rumah, dia menerima dua kali tembakan yang dilepaskan oleh S alias Babi (34). Salah satu peluru mengenai perut korban, sedangkan yang kedua tertinggal di lokasi kejadian.
Rina sempat melakukan perlawanan, hingga akhirnya S melarikan diri.
Setelah korban ditembak, seorang saksi mata berinisial ZA yang merupakan pegawai di rumah menolong korban dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Kini Rina masih dirawat di ruang ICU RS Dr Kariadi Semarang, setelah menjalani operasi kedua. Dia sudah dalam kondisi sadar, namun masih lemah. [fik]
Baca juga:
Kopda Muslimin Tidak Dimakamkan Secara Militer
Istri Kopda Muslimin Masih Dirawat di Ruang ICU Usai Jalani Operasi Kedua
Detik-Detik Kopda Muslimin Ditemukan Tewas
Kopda Muslimin Dipastikan Meninggal Akibat Keracunan
Terungkap Alasan Kopda Muslimin Selingkuh hingga Mau Bunuh Istrinya
Danpomdam IV Pastikan Kasus Kopda Muslimin Masuk Ranah Peradilan Umum
Usai Jalani Autopsi, Jenazah Kopda Muslimin Dimakamkan di Kendal
Keluh Kesah Pengemudi soal Strobo Polisi Terlalu Silau Dibarengi Sirine Melengking
Sekitar 11 Menit yang laluJasad Tukang Ojek Korban Penembakan KKB Dievakuasi ke Timika, Dimakamkan ke Sulsel
Sekitar 19 Menit yang laluBMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter pada 23-24 Maret
Sekitar 29 Menit yang laluHadiri HELP Special Event di New York, Menteri Basuki Bagi Pengalaman Atasi Bencana
Sekitar 35 Menit yang laluPernah Bilang Anies Baswedan Antitesis Jokowi, Zulfan Lindan Mundur dari NasDem
Sekitar 38 Menit yang laluDirikan Tenda di Pantai Bali saat Nyepi, Sepasang Bule Polandia Diamankan Polisi
Sekitar 40 Menit yang laluKPK Punya Banyak Informasi untuk Kembangkan Kasus Lukas Enembe
Sekitar 56 Menit yang laluArtis Ardhito Pramono Bikin Keributan di Malang, Ini Penjelasan Pihak Kafe
Sekitar 1 Jam yang lalu2 WN India Curi Gelang Mutiara dan 2 Boneka di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
Sekitar 1 Jam yang laluPolisi Pukul Seniornya Gara-Gara Antrean ATM, Ini Penjelasan Polda Sumut
Sekitar 1 Jam yang laluKunjungi Pos Perbatasan RI-PNG, Mensos Risma Diberi Marga Numberi
Sekitar 1 Jam yang laluKIB Belum Tentukan Capres-Cawapers, PPP: Bukan Jalan Buntu Tapi Banyak Tokoh Merapat
Sekitar 1 Jam yang laluKeluh Kesah Pengemudi soal Strobo Polisi Terlalu Silau Dibarengi Sirine Melengking
Sekitar 7 Menit yang laluVIDEO: Kapolri Koreksi Pengawalan Pakai Strobo & Sirine "Suaranya Bising Mengganggu!"
Sekitar 48 Menit yang laluMomen 2 Jenderal Polisi Latihan Menembak Bareng, Dua-duanya Angkatan Kapolri di Akpol
Sekitar 1 Jam yang laluPolisi Pukul Seniornya Gara-Gara Antrean ATM, Ini Penjelasan Polda Sumut
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 3 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 6 Hari yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Ferdy Sambo Berlutut dan Mengemis Minta Ampun ke Bharada E?
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: Ramadan Datang, Aidil Sharin Pastikan Aktivitas Persikabo 1973 Berjalan Normal
Sekitar 1 Jam yang laluBRI Liga 1: Arema FC Hadapi Borneo FC Modal Kekompakan Tim
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami