Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ahli Epidemiologi: Puncak Pandemi Covid-19 Tak Bisa Diprediksi

Ahli Epidemiologi: Puncak Pandemi Covid-19 Tak Bisa Diprediksi BIN Rapid Test 800 Warga Pamulang. ©2020 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperkirakan puncak dari pandemi virus corona di Indonesia terjadi pada Agustus-September 2020. Namun Jokowi tak menjabarkan kajian dari prediksi tersebut.

"Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (13/7).

"Oleh sebab itu, saya minta pada para menteri untuk bekerja keras," kata Jokowi.

Penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia tembus 2.657 orang per hari pada 9 Juli lalu. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak kasus awal para Maret lalu.

Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono menilai, puncak pandemi Covid-19 tidak bisa diprediksi.

"Puncaknya Pak Jokowi sama puncaknya saya, lain. Dia puncaknya presiden. Kita sekarang sudah tidak bisa menentukan puncak lagi karena variabelnya itu sesuai yang presiden mau," ungkap Pandu saat dihubungi merdeka.com, Selasa (14/7)

Pandu menilai, prediksi yang Jokowi sebutkan sebenarnya merupakan sebuah target agar para menteri-menteri Jokowi bisa bekerja lebih keras. Ia berharap para menteri bisa mengerjakan apa yang diperintahkan Jokowi.

"Yang diomongin Pak Jokowi dikerjakan, Menterinya buat kebijakan. Anak buahnya Pak Jokowi harus bekerja lebih keras supaya puncaknya benar-benar terwujud. Kalau tidak, reshuffle saja," tuturnya

Sejak Covid-19 ini mewabah di Indonesia, Pandu mengaku sudah kesekian kalinya ditanya soal prediksi puncak pandemi ini. Ia pernah memprediksi bila puncaknya terjadi pada bulan Mei dan Juli, namun ternyata prediksinya salah. Menurutnya, prediksi yang para ahli pernah kemukakan berdasarkan asumsi-asumsi yang mereka kumpulkan.

Para ahli awalnya berasumsi jika masyarakat Indonesia bisa disiplin mematuhi protokol kesehatan, namun kenyataannya, hanya sedikit masyarakat yang benar-benar mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker misalnya.

"Dari dulu sudah beberapa kali prediksi. ternyata salah karena memang asumsinya salah. Saya asumsinya Indonesia berubah, ternyata tidak berubah," ujarnya.

Bila dilihat saat ini, masih banyak masyarakat yang ditemukan tidak memakai masker. Padahal menurut Pandu, memakai masker ini menjadi salah satu variabel dalam memprediksi puncak pandemi Covid-19. Jumlah penduduk yang memakai masker harus sudah mencapai 80 persen, bila kurang dari itu maka bisa-bisa puncak pandemi ini tidak terjadi.

"Kalau semua penduduk pakai masker, minimal 80 persen, maka puncaknya bisa saja terjadi sesuai prediksi Pak Jokowi. Yang paling sedih kalau tidak tercapai loh. kalau masih 50 persen yang pakai masker, tidak akan terjadi," ujarnya.

Selain kedisiplinan warga dalam memakai masker, jumlah testing juga harus dipercepat dan diperbanyak. Jadi menurut Pandu, puncak Covid-19 tergantung dari respon masyarakat dan juga pemerintah. Keduanya harus sama-sama merespon dan mewujudkan puncak pandemi yang sudah Pak Jokowi targetkan.

"Pak Jokowi ingin puncaknya bulan segitu, ya tergantung bagaimana kita meresponnya. Puncak itu bisa terjadi, bisa tidak. Kalau testing dipercepat dan semuanya pakai masker, ya bisa saja terjadi," ujarnya.

Pandu menilai, pemerintah masih kurang mengedukasi masyarakat untuk betul-betul menerapkan protokol kesehatan. Ia sudah beberapa kali meminta kepada pemerintah untuk segera mengkampanyekan protokol kesehatan secara langsung ke masyarakat. Jadi tidak hanya menyuarakan lewat media sosial atau media elektronik saja. Ia melihat masih banyak masyarakat yang tidak mempunyai televisi, gadget, apalagi bisa mengakses internet.

Menurutnya, para selebriti dan influencer tanah air memiliki pengaruh yang sangat besar untuk mengedukasi masyarakat. Masyarakat cenderung mengikuti perilaku para selebriti.

Maka dari itu, ia meminta agar pemerintah mengajak selebriti untuk memberikan literasi ke masyarakat tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan.

"Dari dulu saya sudah anjurkan pemerintah untuk ajak masyarakat berubah tapi belum dilakukan. Bagaimana kita bisa memaksa masyarakat pakai masker, kalau mereka tidak pernah diedukasi? Ajak selebriti, mamah dedeh, atau ustad-ustad untuk ikut edukasi masyarakat secara langsung. Bisa juga pakai wayang, banyak sekali caranya," tutupnya.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen

Jokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen

"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.

Baca Selengkapnya
PDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?

PDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?

Gaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan

Presiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan

Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan ke Presiden Jokowi Capai 80,8 Persen, Prabowo-Gibran Kecipratan Suara

LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan ke Presiden Jokowi Capai 80,8 Persen, Prabowo-Gibran Kecipratan Suara

Survei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.

Baca Selengkapnya