Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ahli Bahasa: Informasi Disebarkan Tokoh Publik di Medsos Bisa Bentuk Opini

Ahli Bahasa: Informasi Disebarkan Tokoh Publik di Medsos Bisa Bentuk Opini Ratna Sarumpaet jalani sidang lanjutan. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Prof Wahyu Wibowo, Dosen Filsafat Bahasa Universitas Nasional bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (25/4). Dia dihadirkan untuk perkara penyebaran berita bohong atau hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet.

Dalam kesaksiannya, Wahyu menjelaskan seseorang yang menyebarkan informasi di media sosial memiliki maksud tertentu. isinya juga cenderung mengandung kebohongan.

"Berita atau informasi yang dilakukan media mainstream mempengaruhi opini publik tapi bukan buat keonaran atau menyebarkan berita bohong karena media maindstream punya kode etik sementara media sosial tidak," ujar dia.

Ia mengatakan, informasi yang disampaikan ke media sosial dapat membentuk opini. Apalagi jika yang menuturkan adalah publik figur.

"Sangat, karena dia (tokoh publik) bisa dibilang menjadi panutan," terang dia.

Sebelumnya, Ratna Sarumpaet didakwa telah menyebarkan berita bohong kepada banyak orang yang dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Jaksa menilai berita bohong telah menciptakan sikap pro dan kontra di kelompok masyarakat.

Buktinya, Selasa tanggal 3 Oktober 2014 di Jalan Gatot Subroto samping Polda Metro Jaya Jakarta Selatan ada unjuk rasa yang mengatasnamakan Lentera muda Nusantara. Pertama, menuntut dan mendesak kepolisian untuk menangkap pelaku penganiayaan terhadap saudara Ratna Sarumpaet. Kedua, kepolisian harus tegas tangkap dan adil.

Sementara itu, ditempat lain masyarakat kota Bandung juga memberikan reaksi berupa tuntutan kepada terdakwa untuk menyatakan permintaan maaf kepada masyarakat kota Bandung sebagaimana antara lain terdapat pada media online di antaranya Tribunnews edisi Rabu 3 Oktober 2016 pukul 19.47 WIB dengan judul berita Ridwan Kamil ingin Ratna Sarumpaet minta maaf juga kepada masyarakat Bandung.

Kemudian, detiknews edisi Kamis 4 Oktober 2014 pukul 12.53 WIB dengan judul berita Pemkot desak Ratna Sarumpaet minta maaf ke Warga Bandung dan edisi Senin 8 Oktober 2016 dengan judul mahasiswa demonstrasi tuntut Ratna Sarumpaet minta maaf kepada warga Bandung.

Reaksi yang sama juga terjadi di media sosial. Beberapa diantaranya yang disebutkan di dakwaan antara lain, Dr Rizal Ramli dalam akun twitternya memberikan kicauan (tweet) pada tanggal 1 Oktober 2018 pukul 22.05 WIB yang isinya

"Ratna Sarumpaet @RatnaSpaet dipukulli sehingga babak belur oleh sekelompok orang. Ratna cerdas, kritis, dan outspoken, tapi tindakan brutal & sadis tsb tidak dapat dibiarkan ! Tlg tindak @BareskrimPolri. Penghinaan terhadap demokrasi! kok beraninya sama ibu-ibu? @halodetik.com"

Begitupula cuitan twitter Mardani Ali Sera tertanggal 1 oktober 2018 pukul 21.25 WIB memberikan kicauan (tweet).

"Pemukulan Ratna Sarumpaet berencana demokrasi dan kemanusiaan ini penghinaan terhadap Pancasila menginjak2 pemerintah yang demokratis, Munir dan Novel Baswedan belum selesai sekarang @RatnaSpaet #TolakKekerasangayaPKITwetter.com/LawanPolitikJW.

Mardani: Ratna Sarumpaet dianiaya untuk dibungkam.

Selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober 2016 pukul 21.52 WIB Rachel Maryam pada Twitter memposting foto atau gambar wajah terdakwa yang dalam keadaan lebam dan bengkak dengan memberikan kicauan.

"Setelah konfirmasi kejadian penganiayaan benar terjadi hanya saja waktu penganiayaan bukan semalam melainkan tanggal 21 kemarin berita tidak benar keluar karena pemberitaan bunda @RatnaSpaet pribadi beliau ketakutan dan trauma. Mohon doa."

Kemudian, Rocky Gerung tanggal 2 oktober 2018 membuat status di akun twitternya.

"Tak cukup memfitnah, tak puas memaki? Akhirnya kalian memakai tinju. sungguh dangkal dan tetap dungu."

Reporter: Ady Anugrahadi

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh

Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh

Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.

Baca Selengkapnya
Menko Luhut Kesal Banyak Kritik Jelek Pemerintah, Ini Respons Anies Baswedan

Menko Luhut Kesal Banyak Kritik Jelek Pemerintah, Ini Respons Anies Baswedan

Anies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.

Baca Selengkapnya
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos

Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos

Budi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
Suara Penghayat Kepercayaan dalam Pusaran Politik Indonesia

Suara Penghayat Kepercayaan dalam Pusaran Politik Indonesia

Mereka adalah kelompok rentan yang sering dimanfaatkan untuk mendulang suara. Ragam perjuangan mereka lakukan guna mendapatkan hak-haknya.

Baca Selengkapnya
Bapaknya Pejabat Negara, Pria Ini Kenal Megawati Sejak Usia 5 Tahun Hingga Sukses Jadi Kepala Daerah

Bapaknya Pejabat Negara, Pria Ini Kenal Megawati Sejak Usia 5 Tahun Hingga Sukses Jadi Kepala Daerah

Anak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?

Baca Selengkapnya
Istana Jelaskan Alasan Rekrutmen ASN Besar-besaran Dibuka Jelang Pilpres 2024

Istana Jelaskan Alasan Rekrutmen ASN Besar-besaran Dibuka Jelang Pilpres 2024

Istana menjelaskan alasan pemerintah membuka rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) besar-besaran pada tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya