Merdeka.com - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault, mengungkapkan kekecewaannya saat dia memimpin Kementerian Pemuda dan Olahraga. Menurut dia, saat itu alokasi anggaran dari pemerintah sangat kecil, termasuk untuk pembangunan proyek Hambalang.

"Saya diangkat jadi menteri, kantor saja enggak punya, staf enggak ada. Anggaran juga enggak ada," kata Adhyaksa saat bersaksi dalam sidang Deddy Kusdinar, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (19/11).

Menurut Adhyaksa, saat dia memimpin Kementerian Pemuda dan Olahraga, sangat sulit membangun proyek Hambalang lantaran tidak adanya sertifikat dan ketiadaan anggaran sebesar Rp 125 miliar yang ditahan DPR. Malah, lanjut dia, jangankan menjalankan proyek, permintaan penambahan anggaran pun tidak digubris DPR.

"Makanya hebat banget menteri yang baru. Sertifikat terbit, anggaran ditambah. Saya minta anggaran Rp 50 miliar ke DPR saja enggak dikasih," ujar Adhyaksa.

Adhyaksa kecewa karena proyek Hambalang seakan menjadi mubazir sebab dia nilai tidak tepat sasaran. Menurut dia, pembengkakan anggaran sampai Rp 2,5 triliun itu menjadi tidak berguna karena proyeknya pun gagal dan melenceng jauh dari rencana awal pada 2006.

"Padahal di zaman saya uang segitu berharga sekali untuk atlet. Buat membelikan mereka rumah. Saya pernah nongkrong seharian di kantor pusat Bank BRI untuk meminta dana sosial (Corporate Social Responsibility / CSR) untuk dibagikan ke atlet masing-masing Rp 500 juta," ujar Adhyaksa.