Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada upeti buat aparat & ormas bikin harga bir di Banyumas mahal

Ada upeti buat aparat & ormas bikin harga bir di Banyumas mahal Minuman keras. ©AFP PHOTO/ROMEO GACAD

Merdeka.com - Forum Pedagang Bir se-Banyumas mengeluhkan banyaknya upeti harus disetor kepada aparat dan organisasi masyarakat (ormas) dengan nominal tertentu. Kondisi ini tentu memperparah nasib pedagang sehingga memaksa menaikkan harga.

Seorang pedagang bir eceran, M Rifai mengatakan, nasib pedagang bir eceran makin susah akibat pelarangan. Apalagi, katanya, banyak pedagang mengeluhkan adanya pemaksaan menyetorkan 'upeti' dalam nominal tertentu kepada aparat dan organisasi masyarakat yang sering melakukan razia terhadap produk bir.

"Pelarangan penjualan bir di tingkat eceran tidak adil. Pedagang kecil seperti kami, terus dicekik. Bahkan, kami dipaksa menyetorkan uang dalam jumlah tertentu kepada oknum agar bisa berjualan, sementara negara telah memungut cukai dan pajak atas produk bir," ungkap Rifai, Senin (30/5).

Menurut dia, banyaknya upeti disetorkan kepada aparat juga berpengaruh kepada mahalnya harga bir. "Banyak konsumen yang beralih ke minuman oplosan. Apabila oplosan terus dikonsumsi karena konsumen tak mampu membeli bir," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Forum Pedagang Bir Se-Banyumas, Nas Sabarani, mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat regulasi tentang penjualan obat antibiotik yang kerap digunakan sebagai bahan oplosan minuman keras. Regulasi itu dinilai lebih baik daripada melarang pedagang berjualan bir.

"Mengapa kami saja yang dilarang (berjualan bir). Seharusnya aparat juga melarang penjualan secara bebas bahan kimia yang dijual di apotek dan toko penyedia bahan kimia untuk keperluan rumah tangga yang kerap digunakan sebagai bahan baku oplosan," kata Nas.

Nas mengemukakan, selain membunuh mata pencarian pedagang bir eceran, pada kenyataannya minuman oplosan juga telah menghilangkan banyak nyawa. Dia juga mendapatkan temuan banyaknya masyarakat Banyumas mencampur minuman beralkohol dengan bahan kimia yang bebas dijual di apotek dan toko bahan kimia rumah tangga.

"Meski belum ada korban jiwa akibat minuman oplosan di Banyumas, kenyataannya marak ditemukan dalam masyarakat Banyumas. Persoalan ini terjadi karena harga bir yang cukup mahal setelah pemberlakuan pelarangan penjualan minuman beralkohol di sejumlah daerah. Imbasnya, masyarakat mulai meracik sendiri, karena keterbatasan uang membeli bir," katanya.

Dia mengaku khawatir jika pemberlakuan regulasi itu terus berlangsung akan berdampak pada semakin banyaknya minuman beralkohol palsu. "Saat ini saja, banyak dari mereka yang memilih minuman beralkohol palsu dari luar negeri, karena harganya lebih murah dari sebotol bir, serta kandungan alkohol jauh lebih tinggi," terangnya.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ular Besar ini Tak Punya Harga Diri, Berkali-kali Dibanting & Diomeli Emak-emak karena Memakan Ayamnya

Ular Besar ini Tak Punya Harga Diri, Berkali-kali Dibanting & Diomeli Emak-emak karena Memakan Ayamnya

Aksi emak-emak tangkap ular dengan tangan kosong, lalu banting ke tanah lantaran kesal.

Baca Selengkapnya
Bikin Tercengang, Harga Rompi Ojek Gunung Muria Capai Ratusan Juta

Bikin Tercengang, Harga Rompi Ojek Gunung Muria Capai Ratusan Juta

Aneh tapi nyata, harga jaket ojek di Gunung Muria sentuh angka ratusan juta per setel. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
7 Warna Petir dari yang Umum Hingga Paling Langka, Ternyata Ada Maknanya

7 Warna Petir dari yang Umum Hingga Paling Langka, Ternyata Ada Maknanya

Tanpa banyak disadari orang, petir sebenarnya muncul dalam berbagai macam warna. Yuk, cek ada warna apa aja!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tak Hanya Beras, Harga Kebutuhan Sehari-Hari Ikut Meroket Usai Pemilu

Tak Hanya Beras, Harga Kebutuhan Sehari-Hari Ikut Meroket Usai Pemilu

Pasca pemilu ini, kenaikan harga bukan pada beras saja, tetap beberapa kebutuhan sehari-hari lainnya.

Baca Selengkapnya
Kapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog

Kapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog

Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Terus Naik, Mendag Minta Warga Beralih ke Beras SPHP yang Lebih Murah

Harga Beras Terus Naik, Mendag Minta Warga Beralih ke Beras SPHP yang Lebih Murah

Alasannya, ketersediaan beras premium khususnya kemasan kecil sangat terbatas.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Bertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga

Pria Ini Bertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga

Bertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga

Baca Selengkapnya
Mencicipi Bakso Kuah Rujak yang Unik di Jakarta Timur, Topingnya Pakai Buah Segar

Mencicipi Bakso Kuah Rujak yang Unik di Jakarta Timur, Topingnya Pakai Buah Segar

Bakso ini berisi potongan penuh buah-buahan. Segar, gurih dan unik. Wajib dicoba.

Baca Selengkapnya
Ular Piton Sembunyi dalam Mesin Cuci Bikin Ngeri IRT di Makassar, Petugas Kesulitan Evakuasi

Ular Piton Sembunyi dalam Mesin Cuci Bikin Ngeri IRT di Makassar, Petugas Kesulitan Evakuasi

Seorang ibu rumah tangga di Jalan Andi Pangeran Pettarani Lorong Bonto Cinde, Makassar dikejutkan dengan munculnya ular piton dalam mesin cucinya, Senin (29/1).

Baca Selengkapnya