Merdeka.com - Kasus serangan hewan liar kembali terjadi di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, DIY pada Sabtu (9/9) malam. Akibat serangan hewan liar ini delapan ekor kambing milik warga bernama Suraji mati.

Suraji menuturkan kambing miliknya berada di kandang yang diletakkan di tengah ladang. Kandang ini berjarak kurang lebih 3 kilometer dari rumahnya. Di dalam kandang berukuran 4x6 diisi delapan ekor kambing dan seekor sapi.

"Kemarin pagi saya diberitahu tetangga kalau kambing saya mati di dalam kandang. Ternyata setelah saya cek benar. Saat itu dari delapan ekor kambing, tujuh ekor kambing mati. Sedangkan satu kondisinya sekarat," ujar Suraji saat dihubungi, Senin (11/9).

Suraji menerangkan jika di jasad kambingnya yang mati terdapat bekas gigitan. Bekas gigitan ini diduga berasal dari anjing liar yang kerap menyerang hewan ternak milik warga di saat musim kemarau.

"Sebagian besar tubuh kambing masih utuh. Hanya beberapa bagian tubuh yang dimangsa. Ada luka pada sejumlah bagian tubuh mulai dari leher, kaki dan juga badan. Anehnya, darah dari binatang ternak tersebut ditemukan habis sedangkan daging pada binatang kambing masih utuh," cerita Suraji.

Suraji menjelaskan ada beberapa keanehan dari serangan hewan liar ke ternaknya. Sebab, di dalam satu kandang terdapat satu ekor sapi. Namun, sapi itu tidak ikut menjadi korban hewan liar.

"Ada delapan kambing dan satu sapi. Sapinya utuh tidak ada bekas gigitan. Tetapi yang diincar cuma kambing saja. Keanehan yang lain tak jauh dari kandang saya ada kandang milik warga lain tetapi hewan ternaknya tidak dimangsa hewan liar. Cuma hewan saya saja yang dimangsa," ungkap Suraji.

Suraji menyampaikan jika dirinya sudah melakukan antisipasi pada serangan hewan liar yang mengincar hewan ternak warga. Pasalnya, serangan hewan liar selama musim kemarau tahun ini sudah berulang kali terjadi.

"Sudah saya antisipasi dengan memasang pagar bambu dan kayu di sekitar kandang. Ternyata sama saja tetap di serangan. Saya menduga hewan liar yang menyerang ternak saya jumlahnya puluhan. Sebab ada jejak-jejak kecil dari kandang menuju ke perbukitan," tutup Suraji.