7 Waduk di Sragen kering, ribuan hektar sawah terancam gagal panen
Merdeka.com - Musim kemarau panjang membuat tujuh waduk di Kabupaten Sragen kekeringan. Akibatnya ribuan hektar lahan pertanian tak mendapatkan pasokan air. Panen padi yang dinantikan pun terancam gagal akibat puso.
Untuk mengantisipasi gagal panen, para petani harus mengeluarkan biaya tak sedikit untuk menyedot air. Sebagian besar petani mulai memanfaatkan sumur pantek dengan memanfaatkan diesel.
Kepala Dinas Pertanian Sragen, Eka Rini Mumpuni mengatakan, tujuh waduk di Sragen mampu mengairi 5.947 hektare sawah di sejumlah kecamatan. Mulai dari kecamatan Sambirejo, Kedawung, Tanon, hingga Karangmalang.
Lima waduk diantaranya yaitu waduk Ketro, Kembangan, Blimbing, Brambang, dan Gembong hanya tinggal menyisakan sedikit air. Sedangkan waduk Botok dan Gebyar sudah tak tersisa air.
"Semua waduk di sini merupakan waduk tadah hujan. Volume airnya hanya cukup 2 kali tanam, kalau musim kemarau pasti kering. Petani harus memaksimalkan sumur pantek," ujar Rini, Senin (7/8).
Dia mengatakan, petani sudah dianjurkan untuk menamkan palawija saat kemarau. Tanaman tersebut tidak terlalu banyak membutuhkan air. Namun, para petani biasanya nekat menanam padi seperti musim tanam sebelumnya.
Selain tujuh waduk, kekeringan juga terjadi di 37 embung di Sragen. Satu embung di Ngepringan, Kecamatan Jenar, yang masih ada airnya, namun relatif sedikit.
Rini menjelaskan, Waduk Botok di Kedawung dan Waduk Gebyar di Sambirejo merupakan waduk terbesar. Kedua waduk mampu mengairi 3.934 hektare lahan pertanian. Sedangkan lima waduk lainnya hanya mampu mengaliri sawah seluas 2 ribu hektar.
Sementara itu, Waduk Ketro dan Embung Ngepringan yang masih menyimpan sedikit air dialirkan ke persawahan secara bergiliran dan berkoordinasi dengan perkumpulan petani pengguna air (P3A) setempat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen memprioritaskan pembuatan sumur dalam untuk mengatasi krisis air. Daya tampung waduk-waduk di Sragen saat ini sudah berkurang akibat sedimentasi.
"Persediaan air waduk sangat terbatas dan cepat kering saat musim kemarau. Pemkab Sragen akan melakukan pengerukan sedimen atau lumpur waduk," tutup Rini.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sangar dan Gondrong, Kang Komar Pemain Preman Pensiun Menangis Tersedu-sedu Ingat Sosok Ibunda
Mat Drajat atau lebih dikenal dengan nama Kang Komar lantaran perannya di sinetron Preman Pensiun yang sukses itu tak kuasa menitikan air matanya
Baca SelengkapnyaSungai Ciliwung di Kedunghalang Bogor Tercemar, Muncul Busa Diduga Bahan Baku Sabun
Munculnya busa di Aliran Sungai Ciliwung, Kelurahan Kedung Halang, kali pertama dilihat oleh warga pada hari Sabtu (23/3).
Baca SelengkapnyaSerunya Bermain Air di Lembah Tepus Bogor, Sungai Bertingkat yang Dikelilingi Perbukitan Hijau
Lembah Tepus punya air yang super jernih dan dikelilingi bukit hijau
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saluran Pipa Air Bersih Disetop Caleg Gagal, Walkot Cilegon Gandeng Pengelola PLTU Jawa 9&10 Bantu Warga
Warga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca SelengkapnyaSungai Tuntang Meluap Sebabkan Jalur Semarang - Grobogan Lumpuh Total, Ini Penampakannya
Air bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca SelengkapnyaSepak Terjang 3 KKB Anak Buah Guspi Waker yang Ditembak di Intan Jaya
KKB terus menebar onar di Bumi Cendrawasih. Mereka terus memancing petugas hingga kerap terjadi baku tembak
Baca SelengkapnyaBeda dari yang Lain, Intip Keunikan Curug Ceret Naringgul di Cianjur yang Letaknya di Pinggir Jalan
Air terjun ini dijamin "menggoda" para pengguna jalan.
Baca Selengkapnya2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaSederhana Berlapis Kayu & Berlantai Semen Namun Kini Hangus dan Jadi Abu, Ini 8 Potret Rumah Masa Kecil Fikoh LIDA Sebelum Terbakar
Simak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca Selengkapnya