Merdeka.com - Lima mahasiswa yang ditangkap karena merusak mobil polisi saat kericuhan dalam aksi unjuk rasa Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja tahun lalu divonis 10 bulan percobaan. Para terdakwa tidak perlu ditahan jika selama 1,5 tahun tidak terlibat tindak pidana.

Vonis dibacakan majelis hakim pada persidangan lanjutan di Pengadilan Negeri Klas IA Palembang, Kamis (28/1). Kelima terdakwa adalah Muhammad Bartha Kusuma, Naufal Imandalis, Rezan Septian Nugraha, Awwabin Hafiz, dan Muhammad Haidir Maulana yang merupakan mahasiswa di universitas berbeda di Palembang.

Dalam putusannya, hakim menilai para terdakwa melanggar Pasal 170 ayat (1) KUHP. Namun Ketua majelis hakim Sahlan Efendi menginstruksikan agar kelima terdakwa tidak perlu dilakukan penahanan.

"Memerintahkan agar para terdakwa dibebaskan dalam waktu 1x24 setelah putusan dibacakan," ungkap hakim Sahlan.

Vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum dengan dua tahun penjara pada sidang sebelumnya. Pasal yang digunakan JPU sama dengan putusan hakim.

Keluarga dan puluhan rekan para terdakwa merespons dengan syukur atas putusan hakim. Tak sedikit mereka meneteskan air mata karena gembira mendengar vonis yang dijatuhkan.

Diketahui, petugas Jatanras Polda Sumatera Selatan menangkap lima pelaku pengrusakan mobil Pam Obvit saat kericuhan unjuk rasa di kantor DPRD Sumsel, Kamis (8/10). Peran mereka dalam merusak mobil polisi berbeda-beda, ada yang menendang, memukul, ada juga berusaha membakar.