5 Cerita bengalnya Tompel si penyiram air keras
Merdeka.com - RN (18) alias Tompel, siswa kelas XII SMK 1 Budi Utomo, Jakarta Pusat, hanya diam dan tertunduk saat berada di ruang pemeriksaan di Mapolres Metro Jakarta Timur. Tompel harus mempertanggungjawabkan perbuatannya menyiram penumpang bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol, dengan air keras sehingga menyebabkan 13 orang terluka.
Meski terbilang berani saat beraksi, pemuda bertubuh kurus ini seperti macan kehilangan taring saat berhadapan dengan petugas. Tompel pun sempat menangis dan menyesali perbuatannya di hadapan polisi, karena telah melukai banyak orang tak berdosa.
Berdasarkan pengakuannya, Tompel sengaja melakukan aksinya lantaran dendam karena pernah mengalami hal serupa, yaitu pernah disiram air keras oleh pelajar lainnya saat pulang sekolah pada Januari lalu, sehingga menyisakan luka yang membekas di bagian leher dan bagian atas kepalanya.
"Balas dendam karena saya juga pernah disiram air keras di daerah Matraman saat ada di dalam bus. Pas saya lihat kemarin, ada pelajar di dalam mobil itu, saya pikir itu pelajar dari sekolahan yang nyiram saya, tapi salah sasaran yang ada dalam mobil itu," kata Tompel, di Mapolres Jakarta Timur, Senin (7/10)
Berikut 5 cerita bengalnya Tompel si penyiram air keras:
Pernah ditangkap saat ingin tawuran di Matraman
Dimata orangtuanya Tompe dikenal sebagai anak yang pintar dan baik. Ayah Tompel, Ariel Asdanu (61) mengaku bahwa anaknya ini sangat cinta sekali dengan almamater sekolahannya yaitu SMK 1 Budi Utomo, Jakarta Pusat.Saking cintanya dengan sekolahnya, pemuda bertubuh kurus ini pun kerap kali tawuran demi membesarkan nama besar sekolahnya. Bahkan, saat masih duduk di bangku kelas 1 SMK, Tompel pernah diamankan polisi bersama teman-temannya hendak tawuran di Matraman, Jakarta Timur. "Yang pertama kali tawuran di Matraman. Jadi ceritanya waktu itu disuruh sama senior untuk ikut tawuran karena saya masih kelas 1 waktu itu sama anak-anak semua di dalam bus. Belum sempat ngapa-ngapain dirazia polisi, baru turun semua, langsung ditangkap. Saya tapi gak bawa apa-apaan," kata Tompel yang mengenakan baju tahanan itu, Senin (7/10).
Pernah ditangkap saat bajak bus di Taman Sari
Saat naik ke kelas 2, Tompel kembali ditangkap polisi Taman Sari karena kasus pembajakan bus bersama teman-temannya, di kawasan Kota, Jakarta Barat. Aksi yang terbilang nekat ini, diakui Tompel karena disuruh oleh kakak kelasnya karena salah satu temannya dipalak di bus yang dibajak tersebut.Akibatnya Tompel pun harus mendekam di tahanan di Mapolsek Taman Sari selama satu hari. Dia bebas setelah orangtuanya datang untuk menjamin dan mempertanggungjawabkan perbuatan anak itu."Waktu kelas 2 saya diajakin sama anak kelas 3 ngebajak bis di Taman Sari, waktu itu katanya anak kelas 3 ada yang dipalak anak sekolah lain, katanya solidaritas, jadi harus ikut semua. Saya sempat ditahan di Polsek saat itu," ungkapnya.
Usai menyiram air keras, Tompel tidak kabur
Meski terbilang masih muda dan berstatus pelajar, RN (18) Alias Tompel tergolong berani. Sejumlah keterangan yang didapat polisi di lokasi kejadian menyebutkan Tompel hanya melenggang santai usai menyiramkan cairan kimia tersebut ke arah penumpang yang ada di dua bus PPD."Saat kejadian, usai melakukan aksinya dia hanya jalan santai. Tidak lari, dan dia juga tidak terlihat ketakutan. Padahal dia tahu cairan yang ia siramkan ke arah penumpang melukai banyak orang," ungkap Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Timur, Ajun Komisaris Besar M Shaleh.
Menyiram air keras ke Bus PPD 213
Polres Jakarta Timur telah menetapkan status tersangka kepada RN (18) alias Tompel karena perbuatannya yang nekat menyiram air keras di bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol, pada Jumat (4/10) lalu. Tompel mengatakan, saat menjalankan aksinya dia dibantu oleh empat orang teman sekelasnya. Namun, Tompel mengaku saat itu hanya dirinya saja yang menyiram cairan air keras tersebut ke bus PPD 213 pada saat itu"Saya berempat sama teman saya, cuma sekali nyiram doang pake botol minuman. Nyiramnya sebatas pintu depan doang nggak sampe ke belakang. Itu juga dari luar, dan saya sendiri yang nyiram teman-teman gak ikut," tandasnya.Tompel mengatakan, saat menjalankan niat balas dendamnya tersebut, dia mendapatkan cairan air keras itu dari adik kelasnya berinisial T (16). Namun demikian Tompel membantah jika hal itu sudah direncanakan olehnya."Tidak direncanakan itu hanya spontan. Jadi bis 213 itu dikasih tahu teman, bahwa di bus 213 ada sekolah anak sekolah dari Karya Guna (KG) yang nyiram saya waktu itu. Air kerasnya gak beli dapat dari teman saya," jelasnya.
Melarikan diri dan bersembunyi dari kejaran polisi
Setelah melihat sejumlah pemberitaan di media bahwa dirinya sedang dicari oleh pihak kepolisian, barulah RN alias Tompel merasa ketakutan dan mulai melarikan diri lalu memilih untuk bersembunyi. Tompel akhirnya di tangkap petugas Kepolisian di kawasan Bekasi saat sedang nongkrong dengan teman-temannya. "Berdasarkan keterangan saksi, dari pakaiannya dia merupakan siswa di sebuah SMK di Jakarta Pusat. Kita cek ke sekolah itu, ternya dia tidak masuk. Kita cek ke rumahnya, ternyata dia tidak ada. Dari situ kita tahu kalau dia sengaja menghindari petugas," kata Shaleh.
Baca juga:5 Kisah asmara berujung penyiraman air kerasIni sosok Tompel pelempar air keras di mata orang tuanyaTompel, pelempar air keras menangis ingat orang tuaIni pengakuan Tompel soal penyiraman air keras di bus PPDTompel salah sasaran saat siram air keras ke penumpang bus
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Sepasang Pengantin Jadi Dua Pohon Raksasa di Umbul Leses Boyolali, Konon Jika Akarnya Menyatu Kembali Jadi Manusia
Konon menurut cerita kedua pohon ini berasal dari sepasang pengantin yang bertengkar
Baca SelengkapnyaBocah 13 Tahun Dicabuli Kakek Kandung dan Tetangganya
Pelaku berusia 70 tahun itu sudah tetapkan sebagai tersangka
Baca Selengkapnya13 Alasan Mengapa Orang Pintar dan Cerdas Lebih Sulit Merasa Bahagia
Seseorang yang pintar memiliki titik lemah yang muncul berupa sulit merasa bahagia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun
Bangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda
Baca SelengkapnyaTak Menyangka Doanya Dikabulkan Tuhan, Ibu Pemulung 5 Anak Tinggal di Gubuk Pingir Kali Ini Nangis dan Sujud Syukur saat Dapat Rumah Baru
Keluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca Selengkapnya8 Cerita Sunda Lucu Bikin Ngakak, Menghibur dan Mengocok Perut
Dari lelucon ringan hingga cerita penuh kecerdikan yang hanya bisa ditemukan di tanah Parahyangan, setiap narasi akan menjadi hiburan yang melepas lelah.
Baca SelengkapnyaBeredar Kabar Belasan Menteri Ingin Mundur, Luhut: Sudah Ditawarin Enggak Mundur-Mundur
Tanpa menahan, Luhut mempersilakan menteri yang ingin mundur segera pamit dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaSerunya Berwisata di Umbul Manten di Klaten, Tempat Main Air yang Nyaman Cocok untuk Liburan Keluarga
Kabarnya, air yang ada di pemandian Umbul Manten bersumber dari dua buah mata air.
Baca SelengkapnyaKisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan
Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca Selengkapnya