Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

3 Kapal Asing Berbendera Vietnam Ditangkap di Laut Natuna

3 Kapal Asing Berbendera Vietnam Ditangkap di Laut Natuna Menteri Edhy Prabowo. ©2019 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir

Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, mengungkapkan tiga kapal asing berbendera Vietnam ditangkap pihaknya pada Senin (10/8) lalu. Kapal asing itu kedapatan melakukan pencurian ikan di Laut Natuna.

"Hari ini, kami menangkap lagi tiga kapal ikan asing yang berhasil kita tangkap pada tanggal 10 Agustus kemarin di laut Utara Natuna," kata Edhy saat menggelar konferensi pers Penangkapan Kapal Ilegal Fishing di Laut Natuna Utara, di Denpasar, Bali, Rabu (12/8).

Dia menerangkan, tiga kapal yang ditangkap kali ini memiliki jenis purse sein atau pukat cincin. Satu kapal merupakan armada kecil

"Tiga kapal ini satu paket, ini jenisnya kapal yang agak berbeda purse sein memasuki wilayah Indonesia. Dan ada tadi sudah lihat videonya, kalau mereka merasa benar mereka tidak usah lari. Ini lari dan berhasil kita lumpuhkan," ujarnya.

Tiga kapal ini adalah kapal lampu KH 95758 PS, kapal penangkap KH 98168 PS dan kapal penampung KH 915558 PS dengan awak kapal 26 orang. Sementara untuk kapasitas kapal penampung 98 GP, kemudian untuk kapal lampu dan penangkap berkapasitas sekitar 23 GP.

"Ini berhasil dilumpuhkan oleh anak-anak kita, putra-putri terbaik bangsa kita kapten kapal oleh pengawas Orca lll, KP Hiu 11 dan KP Hiu Macan Tutul 02. Ini kapal-kapal yang selama ini aktif di tengah laut yang tanpa mengenal henti dan rasa takut untuk menjaga laut kita," ujarnya.

Saat ini, tiga kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju ke Pangkalan Pontianak untuk dilakukan pemeriksaan.

"Statusnya yang jelas status pemeriksaan. Tidak, seluruh ABK-nya akan ditahan menjustianya akan kita kembalikan seperti biasanya. Sehingga jumlah total kapal ikan yang kita tangkap sekarang ada 69," ujarnya.

Edhy memastikan dalam mengusut kasus kejahatan tiga kapal itu pihaknya akan mengedepankan proses hukum dan HAM.

"Kita berharap proses ini juga akan menunjukkan Indonesia tetap mengikuti kaidah-kaidah hukum internasional yang berlaku. Kemudian kapal ini akan proses hukum bersama kapal-kapal yang lain, tentu nanti proses pemeriksaan dulu sekarang masih (perjalanan) ke Pontianak," jelasnya.

"Semenjak awal saya menjadi Menteri KKP. Kami berharap kapal ini akan disita negara akan kita berdayakan dan gunakan kalau dia masih bagus dan efektif. Apakah itu, akan diserahkan ke sekolah-sekolah perikanan, apakah itu diserahkan ke lembaga-lembaga penelitian atau lembaga menangkap ikan atau koperasi itu bagaimana nanti. Yang jelas kita berhasil menangkap kapal ini dan ada manfaatnya buat masyarakat Indonesia," tegas Edhy.

69 Kapal Ditangkap Selama 8 Bulan

Dalam kesempatan yang sama, Eddy mengaku KKP sudah menangkap 69 kapal asing yang masuk perairan Indonesia.

"Itu 69 kapal dari sejak (saya) dilantik sampai sekarang, 8 bulan ini," kata Menteri.

Ia juga menyampaikan, sementara untuk potensi kerugian negara dalam pencurian ikan tersebut bisa dihitung dengan jumlah ukuran kapal yang rata-rata 98 GP.

"Kemudian, potensi kerugian itu bisa diukur saja. Karena kita tidak tau kapan saja mereka menangkap. Kita, hitung jumlah ukuran kapal rata-rata 98 GP kalau setengah mereka dapat ikan, kali 69 itulah potensi kerugian kita," jelasnya.

"Itu, belum termasuk yang kita tidak ketahui. Makannya, kewaspadaan kita ke depan harus terus kita tingkatkan terutama dalam penguatan sektor pengawasan," imbuhnya.

Ia juga menyampaikan, dalam pengawasan perairan di lautan Indonesia. Pihaknya, juga berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk peningkatan teknologi kapal pengawas.

"Kami sudah koordinasi dengan Bapak Menhan, karena Bapak Menhan juga beberapa kali menanyakan situasi ini. Karena, beliau juga punya kepentingan tentang pengawasan pertahanan negara. Kami minta bantuan beliau tentang teknologi-teknologi yang dimiliki terutama peningkatan kemampuan kecepatan kapal pengawas," ujarnya.

Menteri Edhy juga, mengungkapkan bahwa untuk kapal pengawas selama ini hanya berkecepatan 24 not. Namun, ke depannya menginginkan di atas 35 not.

"Kemampuan kapal Orca kami itu hanya 24 not kecepatannya. Saya minta ke depan kalau kita cari kapal yang 35. Pol Airud sudah punya kapal kecepatan di atas 35. Jadi kami berharap ini," ujarnya.

"Dan ada teknologi-teknologi waktu kemarin (bertemu) dengan Bapak Menhan, beliau juga menyampaikan akan ada hibah-hibah kapal dari beberapa negara, yang sudah beliau kunjungi. Kemudian, beliau juga menawarkan teknologi satelit yang bisa real time. Ini kita akan terus matangkan dan tidak hanya itu, tentang kemampuan persenjataan di setiap-tiap kapal," ujar Menteri Edhy.

Edhy menyampaikan, dengan ditangkapnya tiga kapal berbendera Vietnam di laut Natuna Utara, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Vietnam serta negara-negara tetangga.

"Nanti kami ketemu dengan Pemerintah Vietnam dan pemerintah negara-negara tetangga yang kapalnya setiap saat kita tangkap. Kita ini, Negara Asean, kita ingin hubungan kita selalu harmonis jangan sampai seolah-olah kita main kucing-kucingan seperti ini," terang Edhy.

"Kami, ingin lebih teknis supaya seperti ini tidak terjadi. Dan kami ajak bicara maunya seperti apa, termasuk investasi. Apakah investasi bersama-sama yang jelas kami tidak akan mengurangi hak-hak nelayan Indonesia di sini," imbuhya.

Ia juga menerangkan, saat ditanya apakah kapal-kapal asing yang ditangkap akan ditenggelamkan. Menurutnya, kapal tersebut akan ditenggelamkan bila saat dilakukan penangkapan mereka lari atau melawan.

"Konsep saya, menenggelamkan adalah begitu dia lari seperti tadi. Kita tenggelamkan, kalau dia melawan kita tenggelamkan. Sudah ada satu yang tenggelam di tengah laut, kita tidak akan tinggal diam. Bahkan, kedepan kita akan memperkuat kapal pengawas kita dengan persenjataan," ujarnya.

Namun, menurutnya tiga kapal yang ditangkap itu masih layak dan tinggal dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih baik.

"Saya lihat begini, kapal ini kemungkinan tidak mungkin tidak layak. Karena, dari negaranya sampai ke sini berarti mampu, tinggal dimanfaatkan. Biasanya, kapal penangkap ikan bagus-bagus kecuali kalau kita terbengkalaikan di Pelabuhan," terangnya.

"Dan di pelabuhan banyak sisa-sisa (kapal) dulu, itu belum diselesaikan. Karena, untuk menenggelamkan ini kita butuh ongkos lagi. Daripada ongkos menenggelamkan lebih baik ongkos untuk (perbaikan) kapal atau untuk modal nelayan, kalau kami begitu saja mikirnya," tambahnhya.

Ia juga menyebutkan, bahwa kapal yang paling banyak ditangkap di perairan Indonesia adalah kapal dari Negara Vietnam ada sekitar 28 kapal.

"Kapal yang paling banyak sampai saat ini Vietnam. Kalau kemarin, ditambah 3 berarti sudah ada 28 kapal. Kedua dari Malaysia tapi kebanyakan Malaysia itu ABK-nya dari Indonesia, ada Taiwan ada Filipina," ujarnya.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia

Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia

Baca Selengkapnya
Penyelam Jelajahi Lubang Terdalam di Dasar Laut, Isinya Menyeramkan tapi Bikin Penasaran
Penyelam Jelajahi Lubang Terdalam di Dasar Laut, Isinya Menyeramkan tapi Bikin Penasaran

Menyelam Sampai ke Dasar Laut, Penyelam Temukan Lubang Terdalam di Dunia, Isinya Menyeramkan

Baca Selengkapnya
Pengamanan Lanal Banyuwangi Kini Diperkuat KAL Sembulungan
Pengamanan Lanal Banyuwangi Kini Diperkuat KAL Sembulungan

Kapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemerintah Siapkan Tiga Kapal Negara Layani Rute Pelabuhan Panjang-Ciwandan, Cek Jam Operasionalnya di Sini
Pemerintah Siapkan Tiga Kapal Negara Layani Rute Pelabuhan Panjang-Ciwandan, Cek Jam Operasionalnya di Sini

Armada kapal yang disiapkan antara lain KMP Panorama Nusantara dan KMP ALS Elvina pada 12 April 2024, serta KMP Panorama Nusantara, KMP ALS Elvina.

Baca Selengkapnya
Pencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian
Pencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian

Pencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Kapal Semi Selam Bermuatan 3,2 Ton Narkoba yang Diamankan Angkatan Bersenjata Ekuador
FOTO: Penampakan Kapal Semi Selam Bermuatan 3,2 Ton Narkoba yang Diamankan Angkatan Bersenjata Ekuador

Kapal itu memiliki empat buah mesin pendorong dan memiliki lambung kapal yang datar hampir sejajar air laut.

Baca Selengkapnya
Kapal Pembawa Kotak Suara Pemilu di Mentawai Kecelakaan Dihantam Ombak, KPU Tidak akan Gelar Pemilihan Suara Ulang
Kapal Pembawa Kotak Suara Pemilu di Mentawai Kecelakaan Dihantam Ombak, KPU Tidak akan Gelar Pemilihan Suara Ulang

Kejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah

Baca Selengkapnya
Mudik Lebaran 2024, Pemudik di Lampung Antre 3 Jam untuk Masuk Kapal ke Merak
Mudik Lebaran 2024, Pemudik di Lampung Antre 3 Jam untuk Masuk Kapal ke Merak

Ratusan kendaraan roda empat milik pemudik tersebut memadati Pelabuhan Bakauheni untuk menunggu antrean masuk naik ke geladak kapal.

Baca Selengkapnya
Bea Cukai Tangkap Kapal Pembawa Ratusan Kantong Pakaian Bekas Impor di Riau, 2 Orang Jadi Tersangka
Bea Cukai Tangkap Kapal Pembawa Ratusan Kantong Pakaian Bekas Impor di Riau, 2 Orang Jadi Tersangka

Bea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia

Baca Selengkapnya