21 Buaya Lepas Akibat Banjir di Banyuasin, BKSDA Kerahkan Pawang
Merdeka.com - Petugas masih melakukan pencarian pascalepasnya puluhan ekor buaya muara dari penangkaran akibat banjir di Banyuasin, Sumatera Selatan. Dari hasil perhitungan, buaya yang lepas sebanyak 21 ekor, bukan 82 ekor seperti yang disebut sebelumnya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Ujang Wisnu Barata mengungkapkan, selain petugas profesional, pencarian juga melibatkan pawang buaya dari penangkaran PD Budiman. Penyisiran masih berlangsung dengan mengecek titik-titik yang menjadi tempat buaya itu bersembunyi.
"Kami libatkan pawang buaya juga biar pencarian lebih maksimal," ungkap Ujang, Kamis (14/4).
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Kenapa banjir terjadi di Bali? Sejumlah wilayah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, dilanda banjir akibat hujan deras atau cuaca ekstrem, pada Kamis (4/4).
Dikatakan, petugas juga memeriksa kondisi penangkaran dan mencari tahu penyebab pasti lepasnya buaya-buaya itu. Dari hasil penyelidikan, banjir menjadi penyebab utama karena ketinggian air 1,5 meter yang membuat buaya leluasa keluar dari bak penampungan.
"Penyebabnya karena banjir, memang airnya tinggi saat itu," ujarnya.
Ujang mengklarifikasi jumlah buaya yang lepas. Sebelumnya dia menyebut sebanyak 82 ekor, ternyata hanya 21 ekor buaya yang keluar penangkaran.
"Yang lepas semuanya buaya anakan, tidak besar-besar. Saya pastikan pencarian masih berlanjut sampai semuanya dievakuasi kembali," kata dia.
Ujang menjelaskan, buaya muara merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Dengan demikian, keberadaan dan populasinya harus tetap terjaga agar tetapi tidak membuat ancaman masyarakat.
"Jika melihat jangan dibunuh, tapi harus dilaporkan untuk dievakuasi. Yang penting masyarakat sekitar waspada saat berada di sungai dan rawa," imbaunya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaBanjir satu meter di kawasan Pejaten membuat warga beraktivitas menggunakan perahu.
Baca SelengkapnyaBanjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem terjadi di wilayah Bali beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejumlah tempat mengalami banjir usai hujan mengguyur sejak pagi tadi hingga sore.
Baca SelengkapnyaTerdapat 22 ruas jalan yang terendam banjir usai diguyur hujan semalaman
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaBanjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaIkan-ikan yang bermunculan itu tidak seperti ikan hidup pada umumnya, melainkan dalam keadaan lemas.
Baca SelengkapnyaSementara di jalan pemukiman penduduk, air di kawasan tempat tinggal mereka sekitar 60 centimeter.
Baca Selengkapnya