Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saham Bank BRI Diprediksi Melonjak dalam Jangka Pendek, Ini Sejumlah Pemicunya

Saham Bank BRI Diprediksi Melonjak dalam Jangka Pendek, Ini Sejumlah Pemicunya Bank BRI. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI diperkirakan bisa melonjak dalam kurun waktu jangka pendek. Salah satu pemicunya yaitu aksi korporasi rights issue bernilai jumbo oleh bank Himbara tersebut.

Seperti diketahui, dalam prospektus yang dipublikasikan Selasa (31/8), BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B atas nama dengan nilai nominal Rp50 per saham atau sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).

Analis pasar modal sekaligus ekonom dari LBP Institute, Lucky Bayu Purnomo memproyeksikan, saham BRI ke depan pasca rights issue dan terbentuknya holding secara resmi, akan kembali menembus harga di kisaran Rp4.800 dalam jangka pendek.

Peningkatan kinerja saham BBRI selain terpicu faktor fundamental perseroan yang kuat, juga didorong oleh pembentukan holding BUMN Ultra Mikro (UMi) yang mampu mengintegrasikan dan memperkokoh pemberdayaan ekosistem UMKM termasuk usaha ultra mikro di dalamnya.

"Saat ini BBRI masih cenderung akan menguat ke angka Rp4.800," ujar dia dalam pernyataannya, Kamis (2/9).

Sesuai prospektus, harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni Rp3.400 per lembar saham. Pemerintah akan melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BRI dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (Inbreng) sesuai PP No. 73/2021.

Seluruh saham Seri B milik pemerintah dalam PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM akan dialihkan kepada BRI melalui mekanisme inbreng. Nilai total PMHMETD I yang telah memperhitungkan inbreng serta eksekusi hak Pemegang Saham Publik adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp95,92 triliun. Dana hasil dari aksi korporasi itu di antaranya akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan Holding BUMN UMi bersama Pegadaian dan PNM.

Lucky memaparkan, pertumbuhan kinerja BRI masih positif meski berada di tengah pendemi Covid-19. Perseroan mampu membukukan laba Rp12,54 triliun hingga akhir semester pertama 2021. Pencapaian itu tumbuh sekitar 22,93 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Faktor utama pendorong peningkatan tersebut adalah kredit yang tumbuh positif di atas rata-rata industri perbankan nasional. Hingga akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian mencapai Rp929,40 triliun. Adapun periode yang sama tahun lalu sebesar Rp922,97 triliun.

Lucky juga menyebut, perseroan bahkan ikut mampu mendorong berbagai inovasi digital untuk dapat memperkuat bisnisnya di segmen UMKM. BRI pun akan mampu menggarap pasar yang lebih besar yakni ultra mikro sebagai sumber pertumbuhan baru melalui holding. Dia menambahkan, BRI, Pegadaian dan PNM akan mampu menambah lebih banyak nasabah potensial yang selama ini masih belum memenuhi syarat penyaluran dana dari lembaga keuangan formal, untuk memperbesar basis bisnisnya.

Dengan demikian, Lucky menilai BBRI adalah saham bank Himbara yang paling potensial bertumbuh ke depan. Selain itu, kata dia, saham BBRI dinilai prospektif lantaran ketiga BUMN dalam holding memiliki kinerja keuangan dan fundamental usaha yang sama baiknya.

"Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan apresiasi investor lebih tinggi lagi. Di antara bank pemerintah BRI ini paling prospektif. Dia lebih unggul. Dia akan menguat karena jangka panjangnya paling baik," katanya optimistis.

BBRI Melambung, Investor Ritel Dulang Untung

Senada, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie Wijoyo Prasetyo mengatakan, investor akan lebih tertarik menyerap saham baru BBRI karena dananya bakal digunakan untuk pembentukan holding yang mengoptimalkan kinerja ketiga perusahaan negara tersebut.

Dia pun menilai harga pelaksanaan rights issue Rp3.400 sudah sangat menarik, yang mana harga saham BBRI saat ini tak terpaut jauh dan masih cenderung sideways di level Rp3.800-Rp3.900. "Imbas dari penerbitan saham baru yang berkapitalisasi jumbo tersebut untuk jangka pendek target price bisa di level Rp4.500," katanya.

Selain itu, investor memiliki optimisme terhadap kinerja fundamental BRI yang bertumbuh dan kuat di tengah tantangan ekonomi karena pandemi Covid-19. Di pasar segmen UMKM termasuk UMi, Pegadaian dan PNM pun akan saling melengkapi dan memperkokoh kinerja dengan BRI.

Optimisme senada diungkapkan pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Indonesia Superstocks Community Edhi Pranasidhi. Menurutnya harga yang ditawarkan perseroan sebesar Rp3.400 sangat menarik. Hal itu kata dia bisa menjadi momentum investor ritel mendulang untung. "Jadi saya berpendapat, menebus rights BBRI akan menguntungkan untuk investasi 6-12 bulan," katanya.

Dia pun meyakini setelah rights issue kinerja usaha fundamental BBRI akan semakin bersinar. Ada penambahan laba bersih sekitar Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun dari Pegadaian dan PNM serta kenaikan nilai buku menjadi sekitar Rp1.900 rupiah per saham dari saat ini Rp1.690 rupiah per saham.

Dengan demikian dari PBV harga saham BBRI terlihat masih murah. Selain itu, jika diperdagangkan pada level normal di 2,5 kali nilai buku, maka harga saham BBRI seharusnya 2,5 dikali dengan Rp1.900 yakni Rp4.750 per saham.

"Hal ini membuat potensi return setelah membeli rights-nya adalah sekitar 40 persen dan jika menggunakan harga teoritis dengan perhitungan theoretical ex right price, maka return investasi adalah antara 24 persen - 30 persen atau lebih menarik dibandingkan bunga deposito atau kupon obligasi ORI atau FR manapun," pungkasnya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Banjir Demak, BRI Peduli Salurkan Makanan Saji Tiap Hari

Banjir Demak, BRI Peduli Salurkan Makanan Saji Tiap Hari

Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Demak.

Baca Selengkapnya
Dulu Bekerja Sebagai Satpam, Pria Ini Kini Sukses Jual Sabun Cair Beromzet Rp50 juta

Dulu Bekerja Sebagai Satpam, Pria Ini Kini Sukses Jual Sabun Cair Beromzet Rp50 juta

Seorang mantan karyawan bank swasta di Gresik memutuskan untuk resign dan berjualan sabun di rumahnya, kini sukses raih omzet puluhan juta selama satu bulan.

Baca Selengkapnya
RUPST Bank Bengkulu Angkat Beni Harjono Jadi Dirut, Bank BJB: Kinerja Positif Harus Terus Ditingkatkan

RUPST Bank Bengkulu Angkat Beni Harjono Jadi Dirut, Bank BJB: Kinerja Positif Harus Terus Ditingkatkan

Bank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik

Baca Selengkapnya
Naik 55 Persen, Asuransi BRI Life Raup Untung Rp535 Miliar Sepanjang 2023

Naik 55 Persen, Asuransi BRI Life Raup Untung Rp535 Miliar Sepanjang 2023

Sampai Desember 2023, BRI Life mencatat aset investasi sebesar Rp19 triliun atau meningkat 11,8 persen dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar Rp17,0 triliun.

Baca Selengkapnya
BRI Danareksa Sekuritas Incar Dana Kelolaan Rp300 Miliar di 2024, Begini Strategi Diterapkan Perusahaan

BRI Danareksa Sekuritas Incar Dana Kelolaan Rp300 Miliar di 2024, Begini Strategi Diterapkan Perusahaan

Laksono menyebut, layanan dalam aplikasi Brights milik perseroan pada tahun ini akan didukung dengan rencana kerja sama bersama 20 Manajemen Investasi (MI).

Baca Selengkapnya
BRI Terbitkan Green Bond I tahap III 2024, Jadi Strategi Baru untuk Sokong Pembangunan Berkelanjutan

BRI Terbitkan Green Bond I tahap III 2024, Jadi Strategi Baru untuk Sokong Pembangunan Berkelanjutan

BRI Mengeluarkan obligasi green bond 1 tahap III sebagai solusi pembangunan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.

Baca Selengkapnya